BerandaPasar Kreatif
Jumat, 25 Jan 2018 03:44

Dari Tangan Agam, Tercipta Kerajinan Kayu Bernilai Tinggi

Salah satu karya Agam (Kumparan.com)

Memiliki kemauan untuk belajar dan pantang menyerah, kini Agam sukses menjadi pengusaha muda di bidang kerajinan. Dari tangannya kini telah tercipta ratusan produk kerajinan berbahan kayu.

Inibaru.id –Apakah Sobat Millens suka barang kerajinan berbahan kayu? Jika iya, maka nggak ada salahnya kamu melirik hasil karya Agam Dwi Ahmad Fahrezi, pengusaha muda asal Banyuwangi. Menggunakan nama brand "Ongko Craft", sudah banyak produk yang dia bikin, lo.

Dengan keahlian yang dimiliki, Agam menyulap berbagai bahan baku dari kayu jati, kayu kopi, kayu asem dan kayu mahoni menjadi produk-produk kreatif dengan nilai jual tinggi. Dia melakukan semua proses produksi seorang diri. Mulai dari memotong dan membelah bahan baku yang terbuat dari kayu, pengabungan bahan baku dengan menggunakan lem, proses penghalusan produk hingga tahap pelitur.

Mengutip Kumparan.com (29/8/2017), seenggak-enggaknya kini Agam sudah berhasil memproduksi 200 lebih macam kerajinan tangan. Mulai dari kotak tisu, gantungan kunci, jam tangan, jam dinding, vas bunga, asbak, sampai ukiran kalender yang semuanya terbuat dari bahan baku kayu. Itu semua merupakan hasil kreativitasnya sendiri yang mengalami beberapa modifikasi. 

Untuk harga, Agam menjualnya dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu.

Selain itu, agar produk-produknya tetap diminati masyarakat, Agam selalu berusaha membuat inovasi baru. Sebulan sekali, harus ada jenis produk baru. Untuk mendapatkan ide-ide baru, nggak jarang anak kedua dari tiga bersaudara itu berkunjung ke pelbagai daerah seperti Malang dan DIY. Buat apa? Jelas untuk melakukan riset.

Baca juga:
Bordir Kawalu, dari Kota Kecamatan ke Pasar Internasional
Dea Valencia, Pengusaha Muda yang Mempekerjakan Penyandang Disabilitas

Nah, dari hasil riset itulah dia menciptakan kreasi yang lebih aplikatif, up-to-date dan diminati pasar. Ya, usaha dibidang kerajinan memang memiliki tantangan tersendiri, khususnya dalam hal kreativitas produknya dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam (SDA). Namun justru karena itulah Agam memilih untuk terjun menjadi pengusaha bidang kerajinan.

Kini, meski belum sampai berumur dua tahun, usahanya memiliki omzet mencapai Rp 7 juta per bulan. Tentu saja untuk meraihnya bukanlah tanpa mengalami kendala sama sekali. Ada banyak hal yang harus dia lalui selama menjalankan usahanya itu. Saat memulai usahanya, mahasiswa Universitas 1 Agustus 1945 Banyuwangi itu awalnya hanya menawarkan produk buatannya kepada teman-teman dekatnya. Namun kini dia juga memasarkan produknya melalui berbagai media sosial. Secara daring, dia juga pernah mengirimkan e-mail proposal kerja sama ke pelbagai hotel dan restauran. Selain itu dia juga menitipkan produk-produknya di artshop kota-kota lain seperti di Malang dan Surabaya.

Kekurangan modal juga pernah dialami Agam. Bayangkan saja, lelaki berusia 22 tahun itu memulai usahanya dengan hanya modal awal Rp 3 juta. Saat itu, uang tersebut hanya cukup digunakan untuk membeli mesin produksi dan bahan baku. Untuk menyiasatinya, para konsumennya melakukan pembayaran pada awal. Uang dari konsumenlah yang kemudian digunakannya untuk tambahan biaya produksi.

Baca juga:
Bernard Menyulap Kamar Tidur sebagai Kantor
Dari Tangan Valentina Terciptalah Sepatu Cantik

Nggak hanya itu saja, Agam juga pernah mengalami kegagalan pengiriman. Barang yang dikirimkannya saat sampai telah rusak akibat benturan selama pengiriman. Hal tersebut membuatnya rugi karena konsumennya nggak mau tahu dan meminta barang diganti atau uangnya dikembalikan. Alih-alih menyerah, hal itu membuatnya belajar cara mengirim barang yang nggak riskan.

Nekad menjadi pengusaha meski memiliki keterbatasan pengalaman berbisnis, Agam nggak pantang menyerah. Terus punya renjana (passion) belajar menjadi salah satu kuncinya. Itu Agam buktikan dengan kerap mengikuti pelatihan tentang kewirausahaan. Salah satunya adalah pelatihan yang dilakukan oleh Jaya Setiabudi, pengusaha kelahiran Semarang yang menjadi mentornya. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024