BerandaPasar Kreatif
Rabu, 22 Mei 2018 13:00

Dari Limbah, Aneka Kerajinan Cantik Ini Tercipta

Tas sulam pita dan tas rajut buatan Iin Indarti. (Iin Indarti)

Limbah rumahan seperti tutup botol air mineral dan kain perca bisa menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan. Di tangan IIn Indarti, limbah tersebut berubah menjadi kerajinan buatan tangan yang cantik.

Inibaru.id – Bagi sebagian orang, tutup botol air mineral dan kain perca adalah sampah belaka. Namun, di tangan Iin Indarti, benda-benda tersebut bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan yang cantik dan bernilai ekonomi tinggi. Ya, warga Jalan Bugen Paloman Raya No 4 RT 06 RW 03 Kelurahan Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk, Semarang, Jawa Tengah, ini mengubah limbah rumahan menjadi pundi-pundi rupiah.

Sebelum mengolah limbah menjadi aneka kerajinan, perempuan berusia 46 tahun ini sempat menjadi pengrajin aksesori dari manik-manik di Kaligawe pada 2006 silam. Sayang, usaha tersebut nggak dilanjutkannya lantaran dia harus pindah ke rumahnya yang sekarang.

Namun, kebosanan mendera Iin. Dia pun kemudian  mencoba mengisi waktunya dengan belajar membuat kreasi sulam pita pada seorang guru. Sekitar 2013, Iin memulai usaha dengan memasarkan kerajinan sulam pita buatannya sendiri melalui Facebook.

Produk sulam pita yang dipasarkannya ini meliputi tas rajut, dompet, liontin, dan kerudung. Selain produk sulam pita, Iin juga memanfaatkan kain perca dan jarum pentul untuk dijadikan jepit rambut, bros, dan hiasan bunga. Para pembelinya kebanyakan datang dari teman-temannya. Ada juga yang dari luar kota, misalnya dari Magelang, Jawa Tengah.

Produk buatan Iin cukup diminati masyarakat lantaran harganya yang cukup terjangkau. Liontin sulam pita dihargai sekitar Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu. Sementara untuk bros, Iin membanderol dengan harga antara Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu. Barang paling mahal adalah tas rajut yang mencapai ratusan ribu rupiah lantaran prosesnya yang rumit dan lama.

Tas sulam pita (Iin Indarti)

Iin mengungkapkan bahwa bisnis yang digelutinya itu cukup menggiurkan. Dalam sebulan, dia mengaku bisa memperoleh penghasilan hingga Rp 3 juta. Sebagai usaha sampingan, jumlah itu tentu cukup menarik ya, Millens?

Namun, bukan berarti Iin nggak mengalami hambatan dalam menjalankan usaha tersebut. Kendala terbesar dalam usaha yang dijalaninya adalah untuk merekrut karyawan baru. Saat ini, dia memang telah memiliki dua penjahit, tapi seiring bertambahnya produksi, Iin mengaku kewalahan. Sementara, dia menuturkan, nggak mudah menambah karyawan baru dengan skill sesuai keinginannya.

Jepit rambut dari tutup botol bekas (Iin Indarti)

Iin pun menyikapinya dengan mempekerjakan para pengrajin lepas yang dia bayar per item yang dibuat. 

“Kalau ada yang mau, saya kasih pekerjaan (menyulam) dan langsung saya bayar supaya merasa lebih bertanggung jawab," ungkap perempuan energetik tersebut kepada Inibaru.id belum lama ini.

Untuk merekrut pekerja lepas, anggota Komunitas Sulam Pita Semarang itu memilih mempekerjakan para perempuan yang dekat dengannya atau dalam komunitas yang diikutinya.

"Ini juga termasuk memberdayakan perempuan, bukan?” lanjutnya.

 

Bando cantik buatan Iin yang memanfaatkan limbah rumahan. (Iin Indarti)

 

Nah, agar usahanya terus berkembang, saat ini Iin berencana mengurus jenama produknya. Dia juga sedang memikirkan produk apa yang bisa dihasilkannya dari limbah kantung plastik.

"Kantung plastik kan banyak. Kenapa nggak dimanfaatkan?" pungkas Iin.

Millens, Mbak Iin dan usahanya ini adalah contoh keren yang bisa kamu tiru kalau kamu berniat memulai usaha sendiri. Kegigihan, keinginan untuk belajar, dan ide yang terus dieksplorasi adalah kunci suksesnya. Dan, satu lagi: manfaatkan media sosial! (Artika Sari/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025

Satu Abad Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah: Puri Gedeh Semarang

30 Jan 2025

Proyek Mendulang Oksigen di Bulan, Sejauh Mana?

30 Jan 2025

Kontroversi Penggunaan Kecerdasan Buatan di Film 'The Brutalist'

30 Jan 2025

Perayaan Imlek dan Isra Mikraj, Lestari Moerdijat: Cermin Keberagaman yang Makin Kuat

30 Jan 2025

Sampai Kapan Puncak Musim Hujan di Jawa Tengah Berlangsung?

30 Jan 2025

Maraknya Pembunuhan Bermotif Sepele: Mengapa Masyarakat Kian Impulsif?

30 Jan 2025

Kampanye Darurat Gadget, Kampung Budaya Piji Wetan Perkenalkan Dolanan Tradisional

31 Jan 2025

Ranking Kampus Terbaik Dunia versi Webometrics, Undip Peringkat ke-4 Nasional

31 Jan 2025

Gelar Tradisi Kawalu per 1 Februari 2025, Baduy Dalam Ditutup 3 Bulan

31 Jan 2025

Keluarga Marlot Bruggeman, Meninggalkan Belanda demi Pulau Kei Kecil di Maluku

31 Jan 2025

Tiga Kapal Tongkang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang, Polda Terjunkan Tim Pengawas

31 Jan 2025

Punahnya Tradisi 'Ganti Jeneng Tuwa' di Kalangan Laki-laki Wonogiri

31 Jan 2025

Candi Gunung Wukir, Prasasti Canggal, dan Jejak Sejarah Kerajaan Medang

31 Jan 2025

Coffee Morning, PMI Kota Semarang Simulasikan Cara Menolong Korban Kecelakaan

31 Jan 2025