BerandaPasar Kreatif
Kamis, 11 Sep 2024 14:18

Bisnis Sewa Alat Outdoor; Buka Akhir Pekan, Keuntungan Bisa sampai Jutaan

Wistawan tengah berkemah dengan menyewa peralatan tenda dari Compass GMB Outdoor Rent. (Instagram/compass_gmb)

Hanya buka tiap Jumat hingga Minggu, Compass GMB membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, bisnis sewa alat outdoor bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Inibaru.id - Seperti aktivitas outdoor yang menantang, mengelola bisnis sewa peralatan pendakian juga setali tiga uang. Namun, dengan keuletan dan strategi yang tepat, Compass GMB Outdoor Rent berhasil menaklukkannya, bahkan menunjukkan bahwa bisnis ini menawarkan keuntungan yang nggak cukup signifikan.

Afif, salah seorang pengelola Compass GMB mengatakan, keuntungan mereka tiap minggu biasanya ada pada kisaran ratusan ribu rupiah. Pendapatan itu bisa berlipat-lipat saat peak time atau ketika permintaan sedang tinggi," tutur pebisnis asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tersebut.

"Tiap pekan selalu ada keuntungan. Kalau sepi sekitar Rp300 ribu per minggu, tapi kalau pas ramai dan semua alat tersewa, kami bisa mengantongi lebih dari Rp1 juta per minggu," terangnya saat dihubungi Inibaru.id belum lama ini.

Yang lebih menarik, keuntungan itu nggak diperoleh mereka dengan "buka" tiap hari, karena ternyata Afif dkk hanya buka saban akhir pekan, yakni mulai Jumat hingga Minggu. Sementara, sisanya mereka memilih melakukan kegiatan lain.

Bukan tanpa alasan Compass GMB hanya membuka toko tiap akhir pekan. Menurut Afif, strateginya adalah memanfaatkan hari libur, karena pada hari aktif nggak banyak orang melakukan pendakian atau hiking, yang artinya hampir nggak ada yang menyewa peralatan outdoor.

"Untuk memaksimalkan keuntungan, kami harus pandai-pandai memanfaatkan momen hari libur, termasuk liburan sekolah, akhir pekan, dan long weekend," tutur lelaki 26 tahun yang mengaku hampir nggak pernah melihat tempatnya sepi peminat itu.

Tantangan Modal

Para anam muda terlihat ngobrol asik di tepi danau dengan menyewa perlengkapan outdoor. (Dok Compass GMB Outdoor Rent)

Dengan arus penyewaan alat outdoor yang nggak pernah berhenti, Afif mengakui bahwa bisnis ini sangat menggiurkan, Namun, bukan berarti usaha yang mereka jalani itu nggak menghadapi tantangan. Sebagai usaha rintisan, menurutnya masalah terbesar mereka adalah modal usaha.

"Saya nggak tahu pasti modal Compass GMB berapa, karena keuntungan yang kami dapat langsung diputar lagi untuk beli alat baru, begitu seterusnya. Jadi, harus pintar dalam mengelola perputaran uang ini juga karena harga perlengkapan outdoor terbilang mahal," jelasnya.

Menurut Afif, peralatan outdoor baru biasanya dibanderol antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah per item. Harga yang lumayan kantong inilah yang pada akhirnya membuat bisnis seperti Compass GMB terus bermunculan, karena harga sewa jauh lebih afordabel ketimbang beli sendiri.

"Mahal. Karena itu kami juga waswas kalau ada alat yang rusak atau hilang saat disewa," kata dia. "Kami pernah mengalami. Solusinya, ganti rugi kalau hilang dan biaya perbaikan jika kerusakannya parah. Namun, kami bisa memaklumi kalau (kerusakan) nggak fatal. Yang penting penyewa jujur."

Baginya, berbisnis itu dasarnya adalah kejujuran. Kejujuran itu berlaku dalam banyak hal, termasuk untuk berkompetisi dengan sesama pebisnis rental peralatan outdoor yang belakangan mulai menjamur di mana-mana.

"Kompetisi yang sehat akan mendorong pelaku usaha terus berinovasi. Jadi, asalkan jujur, fair, dan nggak saling menjatuhkan, kami nggak masalah. Sama-sama cari duit, kok!" tutupnya.

Benar banget! Kalau kompetisi dilakukan dengan cara yang fair dan penuh kejujuran, bukan nggak mungkin bisnis-bisnis rintisan bisa terus berkembang dan menemukan bentuk terbaiknya suatu hari. Sepakat, Millens? (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT