BerandaPasar Kreatif
Rabu, 31 Mar 2020 10:00

Bersama-sama Ngopeni Labu Jipang Lereng Muria

Labu jipang hasil petani lereng Muria berkolaborasi dengan manisan Labu Jipang Mr Jeje. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Rubiyanti berharap petani di lereng Gunung Muria kembali menanam jipang karena dapat memberi manfaat ekonomi tinggi. Untuk itu, dia siap menampung hasil panen untuk kemudian diolah menjadi manisan dan aneka produk lewat UMKM miliknya. <br>

Inibaru.id - Rubiyanti tampak telaten menjelaskan seluk beluk manisan labu jipang kepada para anggota Sekolah Wirausaha Aisyiyah. Pemilik UMKM ULIQ itu senang bisa berbagi ilmu. Sepertinya dia nggak takut kalau-kalau ada yang meniru usahanya. "Labu jipang paling bagus adalah labu jipang yang berasal dari lereng Gunung Muria," bebernya, Rabu (18/3).

Eits, Rubiyanti nggak asal klaim lo. Dia sudah membuktikannya dengan mencoba labu jipang dari berbagai daerah untuk dibuat manisan. Hasilnya, labu jipang asal Muria-lah yang paling tahan lama. Kualitas produk olahan labu siam dari UMKM Rubiyanti memang terbukti yahud. Buktinya permintaan pasar akan produknya meningkat. Dalam sehari, dia mengolah 25 kg labu jipang atau siam.

“Kalau satu minggu paling tidak butuh sekitar satu kuintal labu jipang, ini yang sudah mulai jadi kendala,” ujar Rubiyanti.

Kendala yang dia maksud adalah kelangkaan labu siam Muria, Millens. Dia khawatir beberapa tahun yang akan datang pasokan bahan akan tetap jadi masalah. Dia berharap, banyak petani yang menanam jipang di Lereng Muria.

Dulu di Desa Japan, Kecamatan Dawe pernah ada Pasar Siyem yang banyak menjual labu jipang. Tetapi saat ini pasar siyem mulai tertidur. Ingin rasanya Rubiyanti menghidupkan kembali pasar tersebut dengan memberikan penyuluhan kepada para petani labu jipang di Gunung Muria, agar kembali melirik labu jipang untuk ditanam.

Alasan nggak banyak petani mau menanam tanaman ini sebenarnya cukup masuk akal. Para petani sering mengeluh karena harga pasaran labu jipang sangat murah.

Aneka produk olahan UMKM ULIQ. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Pada 2018, Rubiyanti sempat mendiskusikan rencana penanaman labu jipang dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus. Dia mengaku sempat berkunjung langsung ke desa-desa potensial untuk bercocok tanam labu jipang.

Sayangnya, sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak Pemerintahan Daerah (Pemda) Kudus. Padahal Rubiyanti telah menyanggupi untuk menampung hasil panen dan membantu dalam pemasaran.

Dua tahun sudah dia menunggu greget pemda untuk bekerjasama berbuat sesuatu untuk petani lereng Muria. “Tetapi belum ada tindak lanjut, mungkin masih banyak kendala,” ungkapnya.

Saya juga sempat bertemu dengan Aris, salah satu pemasok bahan baku ke UMKM penghasil manisan labu jipang Mr Jeje. Dia mengaku kerjasama ini menguntungkan karena Rubiyanti membeli labu jipang dengan harga tinggi.

“Jika biasanya hanya Rp 2 ribu atau Rp 4 ribu, sekarang hampir Rp 10 ribu perkilo,” kata Aris, petani labu jipang.

Dia berharap jalinan kerjasama ini dapat berkembang dan menguntungkan lebih banyak pihak. Dalam hati, saya berharap lebih banyak petani di lereng Gunung Muria yang ikut merasakan manisnya buah kerjasama seperti yang Aris rasakan. Semoga ya, Millens. (Rafida Azzundhani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024