BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 2 Feb 2018 03:31

Limbah Kulit Kerang Disulap Jadi Kerajinan Ciamik

Ibu-ibu Balai Sakinah Aisyiyah (BSA) Kemuning membuat kerajinan dari limbah kulit kerang. (aisyiyah.or.id)

Kulit kerang yang berserakan di pesisir pantai itu limbah. Tapi tangan kreatif ibu-ibu Balai Sakinah Aisyiyah Kemuning di Tegal lembah itu jadi komoditas bernilai jual tinggi.

Inibaru.id –  Ketika Sobat Millens jeng-jeng ke daerah pesisir, kemungkinan akan melihat kulit kerang berserakan. Ada yang bentuknya lucu, unik, atau biasa saja. Hanya sampah atau limbah itu?

Eits, tunggu itu nggak sekadar sampah, loh. Balai Sakinah Aisiyah (BSA) Kemuning melihatnya berbeda.

Beberapa mahasiswa UPS Tegal yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dukuh Kajongan menggerakkan ibu-ibu Balai Sakinah Aisiyah (BSA) Kemuning dari Dukuh Kajongan Kelurahan Muarareja Kota Tegal untuk menyulap limbah kulit kerang jadi hiasan yang unik, cantik, menarik, dan bernilai jual tinggi. Wah, gimana tuh ceritanya?

Mari kita lihat prosesnya. Limbah kulit kerang awalnya dicuci bersih kemudian dikeringkan. Setelah itu dilunakkan dengan menggunakan cairan kimia tertentu agar kulit kerang tersebut awet. Setelah itu barulah kulit kerang dengan berbagai bentuk itu dikreasi menjadi bros, hiasan cermin, asbak, piring, hiasan bunga tempat tisu, lampion, dan berbagai hiasan lainnya.

Meskipun berasal dari limbah yang tadinya ditelantarkan, kerajinan yang dirintis BSA Kemuning sejak awal 2016 ini sudah banyak peminatnya lo, Millens. Dilansir dari suaramuhammadiyah.id (11/3/2017)  Ketua Aisiyah Daerah Tegal, Nur Fadillah mengatakan bahwa kerajinan kreatif ini sudah mendapatkan cukup banyak peminat. Bahkan untuk memenuhi permintaan konsumen, pihaknya nggak hanya mendapatkan bahan baku kerang dari Pantai Muarareja Tegal, namun juga mendatangkan bahan baku dari Cirebon. Laris manis!

Baca juga:
Kacamata Kayu dari Tegal Ini Sudah Go International
Indrakila, Keju Boyolali Rasa Internasional

Selain itu, menurutnya, program lembaganya mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Hal itu dibuktikan dengan pemberian bantuan alat kerajinan kerang dari dinas tenaga kerja.

“Alhamdulillah selain mendapat apresiasi dari Disnakertrans, produk BSA Kemuning juga mendapat apresiasi dari ibu walikota Tegal (saat itu Siti Mashita Soeparno-Red). Beliau memesan bros kerang sebanyak 5.000 buah,” ungkapnya senang.

Pasti Sobat Millens pengin juga, kan?

Yulia, ketua BSA Kemuning mengatakan, ekssitensi BSA Kemuning diketahui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja ketika mengikuti pameran Kreanova yang diselenggarakan oleh Bappeda Kota Tegal. Selanjutnya dinas tersebut memfasilitasi pelatihan keterampilan limbah kulit kerang di Semarang, Cirebon, dan Magelang.

Tahu nggak, selain menghasilkan keuntungan, kelompok pengrajin kulit kerang ini juga meraih beberapa prestasi. Mau tahu? Prestasi itu antara lain juara 3 Kreanova 2017 dan Harapan 2 dalam Lomba IKM Kota Tegal 2017.

"Sekarang hasil produk kerajinan kami sudah dipasarkan ke Jakarta, Jambi, Malang, Semarang, Cirebon, dan berbagai daerah-daerah lain.”

Berapa harganya? Untuk sebuah bros cantik dibanderol Rp 10.000, kotak tisu dan piring dijual Rp 80.000, sedangkan lampion ukuran kecil seharga Rp 400.000 dan lampion ukuran besar dihargai Rp 1,5 juta.

Dikutip dari Tribun Jateng (8/8/2017) salah seorang pengrajinnya, Sahilah, mengaku suka akan kegiatan kerajinan kerang dan ia akan terus mengembangkan motif.

Baca juga:
Dari Tangan Agam, Tercipta Kerajinan Kayu Bernilai Tinggi
Dea Valencia, Pengusaha Muda yang Mempekerjakan Penyandang Disabilitas

“Pas sekali bagi saya, untuk kegiatan di sela kesenggangan sehari-hari. Dengan membuat kerajinan saya mampu memahami ketelitian motif dan juga sekaligus untuk mengenalkan produk khas dari Dukuh Kajongan sehingga dikenal di masyarakat luas,” ungkap Sakilah.

Para pengrajin juga berharap memiliki tempat khusus produksi dan tempat pamer produk-produknya.

Bisa jadi inspirasi nih, memanfaatkan barang buangan menjadi bernilai jual tinggi. Modalnya: mau dan kreatif. (SR/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: