BerandaKulinary
Selasa, 3 Mar 2025 10:09

Zadul tapi Kekinian, Jajanan Pasar 'Tiwul Lava Merapi' dari Magelang

Tiwul lava merapi khas Magelang. (Radarjogja/Naila NIhayah)

Lelehan gula Jawa di kawah tiwul yang dibentuk seperti Gunung Merapi ini membuatnya terlihat menarik dan nikmat!

Inibaru.id – Kita mengenal tiwul sebagai jajanan pasar yang terbuat dari tepung gaplek singkong. Nah, di Kabupaten Magelang, ada inovasi tiwul yang lain dari yang lain. Tiwul Lava Merapi namanya. Seperti apa rasanya?

Jika menilik dari namanya yang punya embel-embel lava, yang terpikir sudah tentu adalah material berwarna merah menyala bersuhu tinggi yang dikeluarkan gunung berapi. Pada bakso, istilah "lava" biasanya disematkan pada bakso yang saat dibelah akan mengeluarkan lelehan sambal yang superpedas.

Namun, nggak demikian dengan tiwul lava yang dibuat oleh pasangan istri-suami Linda Purwaningsih dan Mura Aristina ini. Alih-alih sambal pedas, tiwul yang dibentuk seperti gunung tersebut justru melelehkan cairan manis yang terbuat dari gula jawa.

Sekilas, tampilan kudapan yang bisa kamu temukan di Dusun Bumen, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur ini memang mirip gunung berapi dengan kawah yang dipenuhi "lava". Cairan tersebut akan meleleh di punggung tiwul saat bagian tepi kawah diceruk, membuatnya seperti gunung berapi berlava.

Dirintis sejak Pandemi

Mura, pencetus ide Tiwul Lava Merapi mengungkapkan, semula dia dan istri mengaku hanya berpikir untuk membuat tiwul dengan penampilan yang berbeda dan lebih menarik. Mereka kemudian membentuk tiwul menjadi kerucut dengan ceruk menyerupai kawah pada bagian puncaknya.

"Lalu, bagian kawah disiram cairan gula jawa berwarna merah tua agar saat tiwul dipotong, cairan gula akan meluber seperti lava yang keluar dari kawah," terang Mura, dikutip dari laman Pemkab Magelang, belum lama ini. “Para konsumen kemudian menyebutnya sebagai Tiwul Lava Merapi.”

Lokasi di mana kamu bisa mencicipi tiwul lava merapi di Magelang. (Google Street View)

Mura mengungkapkan, usaha tiwul unik ini sudah digelutinya bersama istri sejak masa Pandemi Covid-19. Ketika sektor pariwisata terpuruk didera pandemi, mereka berpikir untuk mencoba berjualan agar punya pemasukan dari usaha lain.

"Saat itulah kami berpikir untuk berjualan tiwul," terang lelaki yang sehari-hari bekerja di Balai Konservasi Candi Borobudur tersebut.

Dikemas dengan Menarik

Menurut Mura, membuat tiwul tidaklah sulit. Cara bikinnya juga nggak jauh berbeda dengan kebanyakan tiwul yang ditemukan di pasar atau pinggir jalan. Bahannya pun hanya tepung gaplek (singkong kering) dengan kelapa parut dan gula jawa.

"Tepung gaplek dicampur dengan kelapa parut dan gula jawa, lalu dibentuk dan dikukus dalam kukusan anyaman bambu selama kurang lebih 10 menit. Setelah itu, barulah diberi lelehan gula jawa sebagai toping," jelasnya.

Oya, nama Merapi disematkan dalam tiwul lava bikinan Mura dan Linda karena Mageleng memang identik dengan gunung berapi paling aktif di Jawa Tengah itu, yang rupanya membawa hoki. Dengan rasa manis yang pas dan pengemasan yang molek, Tiwul Lava Merapi pun banyak dicari pembeli.

"Tiwul Lava Merapi bisa dimakan langsung atau dijadikan oleh-oleh. Harga per paketnya Rp25 ribu sampai Rp28 ribu," kata dia.

Menarik sekali, bukan? Kalau mampir ke Candi Borobudur, jangan ragu untuk beli Tiwul Lava Merapi di Toko Tiwul & Tape Ketan Pak Mura, ya, Millens! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT