BerandaKulinary
Senin, 8 Mar 2020 11:00

Petis Juwana Pilihan Jadi Rahasia Lezat Tahu Petis Prasojo Semarang

Dua pembeli Tahu Petis Prasojo. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Resep membuat tahu petis yang enak nggak lepas dari pembuatan petis yang berkualitas pula. Prinsip inilah yang diterapkan oleh Lilik Prasojo selaku pemilik usaha Tahu Petis Prasojo, kuliner legendaris Semarang yang ada sejak 1980.

Inibaru.id – Tahu Petis Prasojo telah menjadi kuliner khas Semarang. Tahu petis ini berbeda dengan tahu petis lainnya lantaran memiliki ciri khas rasa petis dengan bumbu yang lebih terasa. Sang pendiri Lilik Prasojo menjelaskan, petis memang didatangkan khusus dari kota pesisir yang kondang akan ikannya.

“Kami belinya petis nomor satu, harganya juga tinggi. Petisnya kami beli dari Juwana. Itukan petis udang. Trus kita bumboni lagi, masak lagi, bumbunya agak banyak jadinya enak,” katanya.

Bumbu tambahan tersebut di antaranya garam dan bumbu penyedap lain yang memperkaya rasa petis. FYI, warna hitam dalam petis dikarenakan ada campuan karamel dari gula merah.

Untuk jenis tahu yang digunakan ternyata diambil dari pabrik tahu. Jenis tahunya adalah tahu pong atau tahu kasar yang biasa ditemui dan dijual di pasar. Dalam sehari, Tahu Petis Prasojo bisa memasak hingga 2 tong, dengan satu tong berisi 300 tahu. Ini habis sampai malam.

Petis dari Juwana, dari udang pilihan. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Selain tahu petis, terdapat pula aneka gorengan lain yang dijual dari lunpia, resoles, mendoan, rolade, dan lain-lain. Meski yang paling laris adalah tahu petis. Menurut Lilik, mayoritas pelanggan merespon jika Tahu Petis Prasojo rasanya cocok dengan mereka sehingga kembali terus.

“Kalau cocok konsumen susah pindah. Sejak awal jenis gorengan memang gitu meski ada tambahan sedikit mengikuti selera pembeli. Yang kurang laku, seperti tela goreng dihentikan produksinya karena jarang diminati sehingga tak dijual,” ujar Lilik.

Dalam mengelola kedai, Lilik dibantu oleh tujuh orang pegawai. Sekarang, harga rata-rata untuk masing-masing gorengan Rp 2 ribu.

Masih terjangkau ya harganya. Worth it banget deh buat dibeli, Millens. (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024