BerandaKulinary
Jumat, 21 Feb 2019 17:17

Pembangunan Masa Presiden Sukarno Jadi Asal Mula Lahirnya Warteg

Menu warteg. (Travelingyuk)

Dulu, warteg hanyalah makanan para buruh bangunan. Sekarang, tempat makan ini bisa kita jumpai sekalipun di luar negeri, tentunya dengan nggak meninggalkan menu-menu khas Jawa.

Inibaru.id - Kamu yang tengah atau pernah menjadi anak kos, pastilah mengenal Warung Tegal alias Warteg. Kedai makan yang menyajikan berbagai menu rumahan dengan harga terjangkau ini menjadi penyelamat di kala perut lapar sementara dompet lagi tipis. Iya, kan?

Karena menjadi rujukan banyak orang ketika perut keroncongan, eksistensi warteg nggak pernah luntur. Meski berasal dari Kota Tegal, para pengusaha warteg terus berekspansi ke berbagai kota besar. Benar-benar nggak ada matinya, deh.

Kendati sudah menjamur, nggak banyak yang tahu asal muasal adanya warteg ini. Berdasarkan penelusuran, warteg berkembang seiring dengan pembangunan infrastruktur di Jakarta yang begitu pesat, tepatnya 20 tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Lho, kok bisa?

Dilansir dari Liputan6.com (20/9/2016), saat itu pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno berupaya mempercepat pembangunan Ibu Kota Indonesia. Kesempatan itu dimanfaatkan warga Tegal untuk mengadu nasib di Jakarta. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh bangunan, Millens.

Nah, para istri buruh bangunan yang pandai memasak mencoba untuk berjualan makanan dengan mendirikan warteg di sekitar area pembangunan. Menu favorit kala itu adalah nasi ponggol, yaitu nasi dengan lauk tahu, tempe dan sambal serta dibungkus daun pisang. Itu merupakan makanan khas Tegal yang menjadi dagangan yang laris manis di sana.

Kelamaan, warteg mulai merambah ke permukiman. Bentuk warteg yang awalnya cuma berupa bedeng darurat, sekitar 1990 silam berubah menjadi bangunan semipermanen. Namun, seperti yang diketahui bersama, bentuk warteg di mana pun itu selalu mirip yakni berupa bangunan berukuran tiga kali tiga meter dan bagian depan bercat biru.

Kalau kamu sekarang menjumpai warteg dengan tampilan yang lebih kekinian, misalnya dalam bentuk restoran, itu artinya si pemilik memang sedang melakukan inovasi. Yang jelas, sajian di dalamnya pasti nggak jauh-jauh dari nasi putih, sayur bayam, kering tempe, sambal goreng kentang, olahan ikan, dan daging.

Oiya, ketenaran warteg juga sudah sampai ke luar negeri, lo. Dilansir dari GNFI (22/9/2016), bisnis warteg kini kian merambah dunia global. Kamu bisa menemukan warteg di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Korea Selatan, bahkan di Eropa seperti di Amsterdam. Wah! Mendengar hal itu, kamu bangga nggak, Millens? (IB20/E04)     

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024