BerandaKulinary
Minggu, 8 Jan 2022 09:00

Oud En Nieuw; Es Krim dan Kudapan Khas Belanda di Kota Lama

Logo Oud En Nieuw yang ada pada bangunan GKBI. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Di kafe yang berlokasi di salah satu bangunan tua di Kota Lama ini kamu bisa menikmati pelbagai es krim dan kudapan khas Belanda. Inilah Oud En Nieuw, kafe yang merupakan pengembangan dari Toko Oen Semarang.

Inibaru.id – Melancong di sekitar Kota Lama Semarang pada siang hari yang terik paling pas ngiyup sejenak di kedai es krim yang sejuk dan nyaman. Salah satu tempat terbaik yang bisa kamu sambangi adalah Oud En Nieuw Ice Cream Palace.

Menempati bangunan lawas bekas Gedung Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), kedai yang berlokasi sepelemparan batu saja dari Jembatan Mberok Kota Lama itu memang cukup nyaman untuk menepi. Bangunannya adem, menu makanannya pun menggugah selera.

Oud En Niew adalah kafe yang merupakan representasi dari Toko Oen. Perlu kamu tahu, Toko Oen adalah restoran legendaris di Kota Semarang yang telah berusia lebih dari 85 tahun. Jadi, dari segi daftar menu yang ditampilkan dan rasa yang disajikan, siapa pun nggak akan meragukannya.

Agak berbeda dengan Toko Oen yang menonjolkan konsep nostalgia pada daftar menu dan interior bangunannya, Oud En Nieuw justru menampilkan bentuk yang lebih modern, meski tentu saja masih mempertahankan sentuhan klasik di dalamnya.

Megaputri Megaradjasa, generasi ketiga pemilik Toko Oen mengatakan, seperti namanya yang dalam bahasa Belanda berarti "lama dan baru", Oud En Nieuw memang sengaja mencoba menyuguhkan hidangan klasik dengan balutan modern.

“Project baru kami (Oud En Nieuw) lebih ke arah fusion dengan sajian yang merupakan pengembangan menu dari Toko Oen,” ujar perempuan yang akrab disapa Yenni itu, belum lama ini. "Kami sengaja menawarkan arian rasa baru dengan sasaran kaum muda."

Mesin Es Krim Tua Buatan Italia

Enam belas rasa ice cream yang ada di Oud En Nieuw. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Untuk menarik minat anak muda, Oud En Nieuw mencoba menawarkan es krim dengan pelbagai varian rasa sebagai menu andalannya. Namun, namanya juga anak usaha Toko Oen yang terkenal klasik, nggak lengkap rasanya kalau kafe di Jalan Empu Tantular No 29 ini nggak mempunyai sentuhan zadul.

Di dapur Oud En Nieuw, kamu bisa menemukan sebuah mesin es krim buatan Italia yang usianya telah lebih dari 80 tahun. Di Semarang, agaknya sulit menemukan kafe dengan mesin es krim berusia setua itu ya, Millens?

Nah, mesin inilah yang membuat bentuk dan rasa pada puluhan varian es krim di Oud En Nieuw selalu konsisten saat disajikan. Yenni sengaja mempertahankan mesin tersebut di dapurnya agar menu yang ditawarkan nggak mengalami perubahan rasa. Konsekuensinya, dia harus merogoh kocek lebih dalam untuk perawatannya.

“Kami pertahankan kualitas, meski biaya service dan spare part (mesin es krim) mahal," aku perempuan berusia 62 tahun tersebut. "Bahkan, kami punya pegawai khusus untuk service mesin itu, lo!"

Selain perawatan, pembuatan es krim dengan mesin ini juga lebih ribet. Proses pencampuran kondimen es krim harus dilakukan secara manual, yang membuat proses pembuatannya bisa memakan waktu 1,5-2 jam.

Namun demikian, ke depan Yenni mengaku akan tetap mempertahankan mesin tua tersebut. Dia juga belum bisa memastikan apakah akan menambah mesin jenis baru sebagai penunjang. Yang saat ini dipikirkannya justru menambah mesin serupa agar lebih autentik.

"Saya malah sempat kepikiran untuk memesan mesin serupa lagi langsung dari Italia sana,” imbuh Yenni.

Lebih Mudah Mencair

Potrait interior klasik yang ada didalam Oud En Nieuw. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Yenni mengungkapkan, Oud En Nieuw adalah pengembangan dari Toko Oen dengan fokus utama kudapan manis seperti pannenkoek dan poffertjes serta es krim. Agak berbeda dengan Toko Oen, menu es krim di Oud En Nieuw lebih variatif dan kekinian, tapi dengan tekstur yang sama.

Oya, mesin yang berbeda dengan kebanyakan mesin saat ini membuat es krim yang dijual di Oud En Nieuw mempunyai ciri yang unik, yakni teksturnya yang nggak selembut es krim kekinian dan lebih cepat mencair.

"Dengan es yang lebih cepat mencair, kami berharap pelanggan segera menghabiskan es krim itu dan merasakan sensasi rasanya yang menyegarkan," tutur Yenni, promosi.

Dari segi menu, Oud En Nieuw memang terkesan lebih modern tapi "lokal" dengan menyajikan menu fusion seperti Ice Cream Tjendol, yakni es krim yang dipadukan dengan cendol. Manager Oud En Nieuw Ignatius Hendri mengungkapkan, konsep kafe di tempatnya memang sengaja dibikin begitu.

“Kami adalah pengembangan rasa dari Toko Oen, yang menu fusion-nya nggak bakal dijumpai di Toko Oen seperti ice cream tjendol dan coupe aardbei,” terangnya.

Hendri menambahkan, pihaknya sengaja membuat Oud En Nieuw "berbeda" dengan Toko Oen karena menurutnya bakal percuma kalau membuat tempat makan baru tapi menawarkan daftar menu yang sama persis dengan restoran lama.

“Ada yang datang dan berharap menunya sama dengan Toko Oen. Ya, saya jelaskan, kami berbeda," terang Hendri yang memang menginginkan pelanggannya menikmati sensasi dan kisah lain di tempatnya. "Bakal percuma kalau ada dua Toko Oen dalam satu kota, apalagi tempatnya berdekatan.”

Rencana Dadakan yang Dilanjutkan

Tampak gedung heritage GKBI yang sekarang ditempate menjadi sebuah cafe, Oud En Nieuw. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Berdasarkan penuturan Yenni, keberadaan Oud En Niew di Kota Lama Semarang sejatinya agak terkesan dadakan. Dia bercerita, semula dia hanya berniat "menyelamatkan" bangunan GKBI yang mangkrak. Gedung itu direnovasinya, dengan harapan bisa disewakan lagi,

Namun, setelah beberapa lama, nggak ada penyewa yang masuk. Nah, dari situlah Yenni bermanuver dengan mendirikan Oud En Niew pada awal Januari 2020. Sayangnya, beberapa bulan kemudian pandemi, membuat Yenni kesulitan mengabarkan kafe ini ke publik.

Kendati terkesan dadakan, Oud En Nieuw tetap saja menampilkan konsep yang lumayan matang. Kesan lawas lantaran menempati GKI memang begitu kentara; Namun, permainan warna, penataan perabot, dan fasilitas di ruangan itu justru membuatnya terasa begitu modern.

Terpisah, Hendri mengatakan, Oud En Nieuw mencoba memanjakan pelanggan dengan menyediakan tempat parkir yang luas: halaman depan untuk motor, halaman belakang untuk mobil. Kalaupun ada yang perlu dikoreksi, menurut Hendri adalah pada penempatan pintunya.

"Letak pintu tidak langsung menghadap jalan, tapi di sudut seperti kebanyakan bangunan lama. Ini bikin sebagian wisatawan (yang berkunjung ke Kota Lama) tidak tahu ada kafe di sini," aku Hendri.

Salah seorang karyawan Oud En Nieuw sedang membuat menu pannenkoek. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Nah, untuk kamu yang kebingungan mencari Oud En Nieuw, kafe ini berlokasi sederet dengan Bank Mandiri. Letaknya hanya sepelemparan batu dari Jembatan Mberok. Kafe ini mudah dikenali dari tulisan besar "Gabungan Koperasi Batik Indonesia" berwarna hijau yang menempel di dinding.

Oud En Nieuw buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 20.00 WIB. Namun, untuk akhir pekan, mereka baru tutup sekitar pukul 21.00. Silakan mampir! (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: