BerandaKulinary
Minggu, 7 Okt 2017 15:45

Ngeri Bila Madu Terkontaminasi Pestisida Pembunuh

Madu. (stevepb/pixabay)

Alih-alih menyehatkan, madu yang kita konsumsi ternyata berpotensi mengandung neonicotinoid, sejenis racun serangga yang menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Inibaru.id – Sudah menjadi rahasia umum jika musuh utama lebah madu adalah pestisida. Pada 2004 silam, petani madu di Prancis melakukan aksi besar-besaran kepada pemerintah agar para petani membatasi atau menghentikan penggunaan pestisida buatan (kimia).

Tak hanya Prancis, para petani madu di sebagian besar Eropa dan Amerika juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka kompak mengatakan, pestisida adalah biang kematian massal lebah yang mereka ternakkan untuk diambil madunya.

Pelbagai penelitian dilakukan tak lama kemudian. Prancis dan Amerika menjadi sorotan lantaran keduanya merupakan pengguna pestisida kimiawi terbesar di dunia pada masa itu. Namun begitu, karut-marut aturan itu tak juga tuntas hingga sekarang.

Baca juga: Di Kanada, Makanan Berbahan Ganja Diprediksi Akan Ngetren

Ya, kisah itu telah lama berlalu, hingga pada Kamis (5/10/2017) lalu, sebuah penelitian yang diberitakan The Guardian mengungkapkan bahwa saat ini madu di dunia berpotensi mengandung pestisida. Wah!

Ironis sekali, bukan? Pada saat banyak orang percaya bahwa madu adalah bahan makanan yang menyehatkan, cairan kuning keemasan itu ternyata saat ini malah terkontaminasi pestisida. Dan, nyawa kita pun turut terancam sebagaimana lebah-lebah tersebut pada waktu itu.

Dilansir dari Detikcom,  sebuah riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science mengatakan, 75 persen dari 200 sampel madu yang mereka teliti mengandung neonicotinoid.

Kita tahu bahwa neonicotinoids merupakan racun insektisida yang bisa memengaruhi sistem saraf pusat serangga. Pada serangga, racun tersebut akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.  Pun halnya pada manusia, meski tentu saja dalam dosis yang lebih besar.

Baca juga: Minuman Penuh Khasiat Ini Jadi Warisan Budaya Nonbenda

Adapun kandungan neonicotinoid terbesar terdapat di Amerika Utara. 86 persen dari sampel yang diambil mengandung analog sintetis dari nikotin insektisida (alami) ini. Peringkat kedua ditempati Asia dengan 80 persen, disusul Eropa dengan 79 persen, dan Amerika Selatan sebesar 57 persen.

Matt Shardlow dari Bug's Life Inggris mengatakan, kontaminasi neonicotinoid pada madu merupakan sebuah peringatan. Hal ini, ungkapnya, seolah ingin menunjukkan bahwa kehidupan hewan liar tengah terancam oleh bahan kimia yang mulai digunakan sejak 1985 ini.

“Diperlukan momentum untuk mendukung solusi global yang baru untuk memberikan standar tinggi pada perlindungan lingkungan dan manusia di mana pun,” tutup Shardlow. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024