Inibaru.id – Minuman kopi yang diracik dari biji kopi yang digiling itu sudah jumud. Bagaimana bilakopi terbuat dari bawang putih? Inovasi yang tentu saja bukan hal lumrah bagi kebanyakan penyuka kopi.
Dilansir Brilio.net dari Odditycentral (21/10/2017), inovator kopi nyeleneh ini adalah Yokimoto Shimotai, pemilik kedai kopi di Prefektur Aomori, Jepang.
Sebenarnya pembuatan kopi berbahan dasar bawang putih ini terjadi secara tidak sengaja sekitar 30 tahun yang lalu.
Baca juga:
Keren! Teknik Seduh Kopi Khas Indonesia Ini Sudah Dikenal Ratusan Tahun
Lima Kopi Khas Indonesia Ini Wajib Dinikmati
Ketika itu Shimotai yang sedang menikmati makanan direstoran, dia membakar steak dan bawang putih secara bersamaan. Sayang, bawang putih yang ia panggang justru hangus. Tapi, ia menemukan sesuatu yang menarik dari bawang putih yang hangus tersebut. Ia mencium ada aroma yang unik dari bawang putih.
Tertarik dengan aroma bawang putih yang hangus, dia lalu menumbuknya dengan sendok dan mencampurnya dengan air panas. Tak dinyana, aroma dan rasa minuman itu sangat mirip dengan kopi. Ia pun mencatat penemuannya tersebut.
Setelah itu, kopi bawang putih buatannya harus vakum karena Shimotai masih sibuk bekerja. Barulah saat ia sudah pensiun, pria ini kembali mengembangkan penemuan uniknya tersebut.
Baca juga:
Menyesap Kopi Lintong yang Mulai Mendunia
Minuman Penuh Khasiat Ini Jadi Warisan Budaya Nonbenda
Berkomitmen untuk mengubah minuman anehnya menjadi produk komersial, Yokitomo Shimotai menghabiskan bertahun-tahun untuk mengoptimalkan formula tersebut. Sekitar lima tahun yang lalu, dia akhirnya mencapai hasil yang diinginkannnya.
“Minuman yang saya buat mungkin yang pertama di dunia dari jenisnya. Ini tidak mengandung kafein sehingga sangat baik bagi mereka yang ingin minum kopi pada malam hari atau wanita hamil,” terang Shimotai.
Kopi kreasinya itu pun sukses digandrungi orang-orang. Kini, shimotai bahkan sudah memiliki kedai sendiri di daerah kota Ninohe, Prefektur Aomori. Shimotai juga menjual kopi tersebut dalam bentuk bungkusan dan kantung. Ia membanderolnya dari harga 2,8 dolar AS per bungkus.
Patut diikuti inovasinya. (EBC/SA)