BerandaKulinary
Rabu, 5 Des 2023 09:44

Menikmati Syahdunya Warung Jadoel Temanggung yang Sudah Eksis 200 Tahun

Warung Jadoel Temanggung yang sudah eksis 200 tahun.(Kompasiana/Muhammad Hartanto Amarsa)

Warung Jadoel Temanggung sudah eksis selama 200 tahun. Dulu, tempat ini jadi jujugan orang Belanda, Jepang, hingga residen Kedu. Kamu bisa mencicipi banyak camilan tradisional dalam suasana warung yang masih klasik.

Inibaru.id – Pernah terpikir nggak kalau di Indonesia ada tempat makan yang sudah berusia kurang lebih 200 tahun? Tempat itu benar-benar ada. Namanya adalah Warung Jadoel Temanggung.

Sekilas, warung yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 102 ini tampak seperti warung biasa. Apalagi, lokasinya sedikit terhalang halte bus. Tapi, begitu masuk ke dalam, kamu langsung bisa merasakan aura klasik yang sudah sangat jarang ditemui di tempat-tempat makan pada umumnya.

Kini, pengelolanya adalah Siti Sukastiyah, generasi keempat dari pendirinya. Di usianya yang sudah 77 tahun, sayangnya dia sudah lupa siapa nama dari pendiri warung tersebut.

“Saya sudah lupa nama nenek yang mendirikan warung ini. Kalau ibu saya namanya Dulah Rujini. Dulu juga jualan di sini,” ujar Siti sebagaimana dilansir dari Tempo, Sabtu (17/6/2023).

Yang pasti, sejauh yang diingat Siti, ibunya dulu juga menjual penganan-penganan yang sama sebagaimana yang dia jual sekarang. Selain itu, ibunya juga pernah bercerita kalau saat Indonesia masih berada di zaman penjajahan, warung ini sering jadi jujugan tentara Jepang dan Belanda.

“Nggak hanya warga pribumi, orang Belanda, tentara Jepang, sampai residen Kedu pernah mampir ke warung ini. Nah, karena sudah sangat lama, masyarakat setempat menamainya Jadoel. Jadi, bukan kami yang menamai warung ini Warung Jadoel,” cerita Siti yang tinggal di lantai dua warung tersebut bersama dengan putranya, Yulianto Murtono yang juga ikut mengelola.

Bagian depan Warung Jadoel Temanggung. (Google User/Israel Praptono Soeharto)

Selain putranya, Siti juga punya tujuh pegawai yang membantunya memasak, menyiapkan, membersihkan warung, dan melayani pembeli. Maklum, pengunjung warungnya nggak hanya warga sekitar, namun juga wisatawan dari luar daerah yang pengin mencicipi suasana klasik saat makan di warung tersebut. Oleh karena itu, nggak heran jika dalam sehari, warung ini bisa menghabiskan 40 kilogram nasi.

Salah seorang di antaranya adalah Diana. Dia dulu sempat tinggal di Temanggung namun kini merantau di Jakarta. Setiap kali pulang kampung, dia pasti nggak akan melewatkan makan di warung ini.

“Dulu almarhum orang tua juga sering ke sini sambil mengajak saya pas masih kecil. Jadi setiap pulang kampung saya harus ke sini, notalgia,” kenangnya.

O ya, selain menu makanan berat seperti tongkol lombok ijo, sop, sayur nangka muda, opor ayam, dan brongkos, kamu juga bisa lo sekadar mencicipi camilan sambil minum teh tambi atau teh gula aren yang khas. Camilan yang tersedia juga masih tradisional seperti klepon, lento, onde-onde, pisang godok, ketan jali, dan entho cothot. Beneran klasik!

“Soal harga di sini terjangkau semua, mulai dari Rp2 ribu sampai Rp 10 ribu per porsi. Per orangnya biasanya nggak bakal menghabiskan lebih dari Rp 20 ribu, termasuk minum,” cerita Diana.

Hm, jadi makin penasaran ya seperti apa menikmati penganan tradisional di Warung Jadoel Temanggung yang buka setiap hari selama 24 jam ini. Yuk kita coba makan di sana, Millens. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024