BerandaKulinary
Selasa, 17 Jul 2023 18:00

Menikmati Sega Telang, Kuliner Khas Pasar Inis Purworejo yang Bikin Kenyang

Sega telang khas Pasar Inis Purworejo. (Travelingyuk/Andhika Candra)

Pasar Inis Purworejo dikenal sebagai pasar kuliner dengan konsep tradisional. Salah satu penganan yang bisa kamu coba di sana adalah sega telang. Seperti apa ya kuliner tradisional yang satu ini?

Inibaru.id – Pengin wisata kuliner anti mainstream? Cobain deh datang ke Pasar Inis yang berlokasi di Desa Brondonrejo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Di sana, kamu bisa menemukan sejumlah kuliner tradisional. Salah satu yang cukup menarik untuk dicoba adalah sega telang atau nasi telang.

Dari namanya saja, kamu sudah bisa menebak kalau penganan ini terkait dengan bunga telang, bukan? Yap, nyatanya, kuliner yang satu ini memang memakai bahan ekstrak bunga telang sebagai pewarna alami. Oleh karena itulah, nasi telang punya warna biru keunguan.

“Sega telang hanya bisa didapatkan di sini,” cerita salah seorang penjual di Pasar Inis, Sulis, sebagaimana dilansir dari Tribun Jogja, Minggu (16/7/2023).

Sebenarnya sih ya, sega telang ini nggak beda jauh dengan nasi uduk atau nasi kuning. Yang paling terlihat bedanya barangkali adalah warna nasinya. Selain itu, lauknya nggak jauh beda seperti kering tempe, mi goreng, kerupuk, dan sambal. Soal penyajian, karena digelar di Pasar Inis yang mengedepankan hal-hal tradisional, sega telang ditempatkan di atas pincuk atau daun pisang, Millens.

Soal rasa, sega telang juga nggak jauh beda dengan nasi uduk yang mengedepankan rasa gurih dan asin. Tapi, adanya ekstrak bunga telang membuatnya juga memiliki sentuhan segar. Sensasi rasa ini ternyata disukai banyak penggemar kuliner yang datang ke Pasar Inis.

“Kebanyakan yang beli mbak-mbak atau anak muda. Setiap kali jualan bisa habis 2-3 kilogram sega telang. Bahkan, kalau ada event besar di sini, bisa ludes sampai 5 kilogram,” lanjut perempuan yang sudah menjual penganan tersebut sejak 5 tahu silam itu.

Sulis, penjual sega telang di Pasar Inis. (Travelingyuk/Andhika Candra)

Soal harga, sega telang di Pasar Inis cukup terjangkau. Kamu tinggal merogoh kocek Rp7 ribu per porsi. Tapi, karena dijual di Pasar Inis, kamu harus membayarnya dengan uang pring.

Eh apaan tuh? Karena tema Pasar Inis adalah pasar tradisional, maka sistem pembayaran di sana juga memakai uang pring alias uang bambu. Nggak perlu pusing, pada bagian depan Pasar Inis, tersedia penukaran uang pring dengan nominal Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu, dan Rp20 ribu. Dengan uang itulah kamu bisa bertransaksi di sana.

Asal kamu tahu, Pasar Inis memang digelar sebagai tempat para penggila wisata kuliner tradisional atau zaman dahulu (zadul). Lokasinya sengaja ditempatkan di pinggir sawah sehingga orang-orang yang datang ke sana bisa menikmati makanan sembari melihat pemandangan sawah yang asri.

Karena memiliki tema pasar kuliner tradisional, jangan heran kalau penjual di pasar yang buka hanya pada hari Minggu pukul 06.00 WIB sampai 11.00 WIB tersebut juga mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya, jarik, atau caping. Bahkan, lapak para penjual dan tempat duduk bagi pengunjung juga terbuat dari bahan bambu, lo.

Jadi, sudah tahu kapan harus ke mana kalau pengin wisata kuliner di Purworejo? Datang saja ke Pasar Inis dan kamu pun bisa mencicipi sega telang atau penganan tradisional lainnya, Millens. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024