BerandaKulinary
Minggu, 5 Jan 2019 15:00

Mengenal Wedang Tahu, Minuman Hangat Khas dari Kota Lunpia

Wedang tahu. (Tribunnews.com)

Menjadikan wedang ronde sebagai teman di musim penghujan sudah biasa. Supaya nggak bosan, kamu bisa mencicipi minuman tradisional lain seperti wedang tahu. Hah, wedang tahu? Eits, nggak salah, kok. Cicipi dulu, yuk!

Inibaru.idMillens, pernahkah kamu mendengar wedang tahu? Bagi sebagian orang, minuman ini mungkin terdengar aneh. Tapi jangan salah, lo, wedang tahu memang salah satu minuman khas dari Kota Semarang. Hm, seperti apa, ya, rasanya?

Rupa wedang tahu mirip bubur sum sum dengan tekstur yang lembek dan menggumpal. Rasa kembang tahu ini pun gurih, kenyal, dan lembut. Supaya makin mantap, kembang tahu disiram dengan kuah yang dibuat dari jahe dan rempah. Warna kuah ini kecokelatan dan rasanya manis, lo. Ini karena ada bahan tambahan gula jawa dan gula pasir. Cocok untuk dikonsumsi selama musim penghujan, nih!

https://www.pegipegi.com/travel/wp-content/uploads/2018/11/wedang-tahu.jpg

Wedang tahu cocok dikonsumsi pada musim penghujan. (pegipegi.com)

Wedang tahu bisa disebut sebagai salah satu kuliner hasil akulturasi. Konon, keturunan Tionghoa-lah yang menciptakan minuman ini. Kembang tahu yang kerap menjadi salah satu bahan masakan Tiongkok dicampur dengan kuah ala wedang ronde. Campuran ini menghasilkan minuman jenis baru yang dipakai untuk menghangatkan badan.

Lantaran nggak sepopuler wedang ronde, nggak heran cukup sulit untuk menemukan wedang tahu. Kalau pengin merasakan nikmatnya wedang ini, cobalah mencicipinya di warung Adi Eko Prasetyo di Jalan Setia Budi. Selain di sana, Adi juga membuka cabang Jalan Mataram, Jalan Gajahmada, dan kawasan Tembalang, Undip.

Soal harga, wedang tahu dibanderol dengan harga yang murah meriah, kok. Dengan Rp 4.000 saja, kamu sudah bisa menyeruput minuman unik ini. Kalau malas nongkrong di sana, bawa pulang saja supaya bisa menemani kegiatanmu di rumah. Gimana, tertarik mencicipi? (IB15/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024