BerandaKulinary
Minggu, 13 Jan 2024 09:00

Kue Leker, Dulu Digemari Orang Belanda, Kini Jadi Jajanan Tradisional Indonesia

Kue leker, jajanan tradisional Indonesia dengan nama Belanda. (Shutterstock/Titis Cahya Aji Pamungkas)

Untuk jajanan tradisional Indonesia, nama kue leker memang terkesan kebarat-baratan. Nggak disangka, sebutan leker ternyata memang berasal dari kata Bahasa Belanda.

Inibaru.id – Biasanya, penjual kue leker bisa kamu temui di dekat sekolah. Kebanyakan penjual memang mengincar para siswa yang butuh jajanan saat istirahat atau pulang. Nah, kamu tahu nggak kalau kue ini punya sejarah panjang, tepatnya sejak zaman kolonial, Millens?

Meski sejarah kue leker masih nggak jelas hingga sekarang, situs pemerintah Kota Surakarta, yaitu surakarta.go.id mengklaim kue ini berasal dari kota tersebut. Kabarnya sih, penamaan leker berasal dari banyaknya orang Belanda di masa penjajahan yang menyukai kue tersebut. Saat memakannya, mereka berucap “lekker” yang berarti enak. Pada akhirnya, kue ini kemudian dikenal sebagai kue leker, deh.

Menariknya, di Surabaya, ada juga kue leker versi lain. Meski secara rupa nggak jauh beda dengan leker khas Solo, di Surabaya, leker biasanya diisi dengan potongan pisang dan gula pasir. Hm, menarik juga, ya?

Ada alasan kuat mengapa kue leker sampai digemari bangsa penjajah. Rasanya enak karena adonannya terbuat dari tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, gula, telur, vanila, dan soda kue. Proses pembuatannya juga sangat sederhana dan nggak ribet. Apalagi, sekarang varian isiannya beragam dari meses, cokelat, pisang, susu kental manis, telur, sosis, dan lain-lain. Benar-benar cocok dijadikan camilan.

O ya, meskipun mudah ditemui di mana-mana, bukan berarti nggak ada penjual kue leker legendaris yang nggak bisa kamu cicipi. Kalau di kota asalnya, yaitu Solo, yang paling legendaris tentu saja adalah Kue Leker Gajahan yang kabarnya sudah eksis sejak 1969.

Kue leker Gajahan yang legendaris di Solo. (Twitter/javafoodie_)

Kamu bisa menemui penjual kue leker ini di Gajahan, Danukusumo. Pengelolanya adalah Tri Suyatno, generasi kedua dari lapak kue leker yang dulu dibuka oleh Fathoni.

“Kue leker kami masih memakai bahan alami. Nggak ada yang memakai pengawet. Kami buka setiap hari dari pukul 11.00 WIB sampai 17.00 WIB,” jelas Tri Suyatno sebagaimana dilansir dari Merahputih, Selasa (14/3/2017).

Penjual kue leker legendaris lainnya ada di Kota Semarang. Namanya adalah Leker Paimo yang sudah ada sejak 1979. Tapi, semenjak 1995, tempat jualannya bisa ditemui di depan SMA Loyola Semarang dan kini pindah lagi ke Jalan Ki Mangunsarkoro.

Untuk Leker Paimo, para pembelinya justru banyak yang memeasn leker asinnya. Ada yang memakai isian sosis, telur, daging tuna, kornet, atau mozarela. Selain itu, adonan leker yang dijual di Paimo juga dikenal lebih tebal dari leker-leker pada umumnya.

O ya, saking larisnya Leker Paimo, jangan heran kalau kamu sampai harus mengantre lama demi mendapatkan pesanan yang kamu pengini. Yap, pelanggannya memang sebanyak itu.

Hm, apakah kamu sudah pernah mencoba kue leker dari kedua tempat yang legendaris itu, Millens? Atau kamu cukup puas dengan jajan leker yang dijajakan di sekolah-sekolah? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: