BerandaKulinary
Kamis, 6 Sep 2023 11:33

Jenang Sabun, Kuliner Khas Kebumen yang Semakin Sulit Dicari

Jenang Sabun, Kuliner Khas Kebumen yang Semakin Sulit Dicari

Jenang sabun, kuliner khas Kebumen yang semakin langka. (Travelasik)

Di Kebumen, ada satu jenis jenang yang sulit dicari. Namanya adalah jenang sabun. Seperti apa ya keunikan dari jenang dengan nama yang nggak biasa ini?

Inibaru.id – Namanya jenang sabun. Dari sebutannya, tentu kita jadi merasa kepo mengapa penganan ini memiliki nama demikian. Sayangnya, kuliner khas Kebumen, Jawa Tengah ini kini semakin sulit dicari.

Meski ada embel-embel sabun di namanya, bukan berarti jenang ini mengandung sabun, ya. Saat jenangnya sudah jadi, kamu juga nggak akan merasakan aroma sabun. Meski begitu, ada dugaan kalau penyematan sabun pada jenang ini disebabkan oleh bentuknya yang terlihat mirip dengan sabun.

“Banyak orang yang penasaran dengan namanya. Tapi saya sendiri nggak tahu asalnya. Sejak saya kecil, sebutannya sudah jenang sabun dan nggak pernah berubah,” ungkap salah seorang penjual jenang sabun di Kebumen Welas Asih sebagaimana dilansir dari Jawapos, Minggu (23/7/2023).

Jenang sabun terbuat dari tepung beras yang diberi tambahan nira kelapa. Kombinasi kedua bahan ini mampu membuat jenang terasa kenyal, manis, dan nggak alot. Welas mengaku memproduksi sendiri jenang sabun yang dia jual. Alasannya, suaminya bekerja sebagai penderes nira kelapa. Jadi, dia pun nggak kesulitan mencari bahan baku.

“Saya nggak memakai bahan kimia sama sekali. Proses membuatnya juga masih memakai alat tradisional. Jadi memang harus telaten,” lanjutnya.

Jumlah produsen jenang sabun semakin sedikit di Kebumen. (Radarkebuen/M Hafied)

Yap, apa yang diungkap Welas memang benar. Tahapan proses pembuatan jenang sabun cukup panjang. Setelah selesai dibuat, adonan jenang dibentuk tipis seperti kulit lumpia dan diletakkan di atas daun pisang. Adonan ini kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari langsung sekitar 2 hari. Saat sudah kering, adonan digulung sampai memiliki panjang 5 sentimeter dan kemudian dikeringkan lagi sebelum siap dijual.

Setiap hari, Welas mampu membuat setidaknya tiga kilogram bahan baku jenang atau sekitar 200 biji. Dia menjualnya dalam wadah kotak dengan isi 17 biji.

“Per kotak isi 17 saya jual Rp10 ribu. Saya jual online ternyata banyak yang cari,” cerita warga Desa Munggu, Kecamatan Petanahan.

Perempuan yang kini berusia 54 tahun ini mengaku meneruskan usaha jenang sabun dari ibunya yang sudah meninggal pada 2002 silam. Dia menyebut jumlah orang yang membuat jenang sabun sepertinya semakin berkurang.

“Dulu yang bikin banyak. Sekarang di desa ini tinggal saya. Wajar jumlah pembuatnya berkurang karena proses pembuatannya memang bikin repot banget. Sebenarnya sayang sih, soalnya ini kan kuliner khas Kebumen, khususnya di kawasan pesisir selatan,” ungkapnya.

Semoga saja jenang sabun semakin laris di pasaran ya, Millens! Jadi, nantinya pembuat jenang ini semakin banyak dan akhirnya penganan ini nggak punah, deh. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025