BerandaKulinary
Rabu, 16 Jan 2018 22:42

Ikan Kuah Asam, Kuliner Hit di Kota Kupang

Ikan kuah asam (Tribunnews.com)

Terkenal akan wisata baharinya, kuliner lokal khas Nusa Tenggara Timur ini nggak kalah dengan daerah lain. Berada di Kupang nggak lengkap tanpa menyantap kesegaran dan kelezatan ikan kuah asam.

Inibaru.id – Selain alamnya yang indah, Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga memiliki berbagai kekayaan kuliner yang lezat dan wajib dicoba. Berada di pesisir laut, nggak perlu heran kalau aneka kuliner berbahan ikan laut menjadi andalannya.

Nah, buat yang berkunjung ke Kupang, kamu wajib mencicipi salah satu kuliner di sana yaitu ikan kuah asam.

Menjadi ikon kuliner kota Kupang, ikan kuah asam memiliki rasa yang segar ditambah dengan sedikit rasa pedas. Kelezatannya dijamin nendang di mulut.

Untuk menikmatinya, kamu bisa datang ke Rumah Makan Kuah Asam Tenau yang berada di Jalan M Praja, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT.

Berada nggak jauh dari Pelabuhan Tenau Kupang, rumah makan tersebut terlihat cukup sederhana. Tapi jangan salah, rasa ikan kuah asam yang disajikannya sudah sangat terkenal di kota Kupang, lo. Nggak berlebihan rasanya bila rumah makan tersebut menjadi salah satu ikon masakan ikan kuah asam paling hit di ibu kota NTT.

Baca juga:
Cicip Seruit sambil Nyeruit
Sebatang Cokelat dengan Harga Bersahabat

Ya, sesuai dengan namanya, menu utama di rumah makan itu adalah ikan kuah asam. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan kerapu yang kualitas rasa dagingnya dijamin enak. Oleh para pencinta kuliner, kepala ikan kuah asamnya menjadi yang paling favorit.

Rumah makan yang berdiri sejak tahun 1960-an itu juga menjadi idola banyak pejabat pemerintah hingga masyarakat biasa penyuka makan ikan. Sebagai buktinya, kamu bisa melihat foto sang pemilik bersama dengan para pejabat yang pernah menyantap ikan kuah asam di situ.

Wah, memangnya apa sih yang istimewa dari ikan kuah asam di rumah makan tersebut?

Rahasianya ternyata pada cara pemilik rumah makan dalam menjaga kualitas ikan yang dimasak sebagai bahan utamanya. Berhasil membuat para pencinta kuliner ketagihan, kuliner ini berbahan dasar dari ikan segar yang diolah dengan racikan bumbu khusus. Bumbunya sangat meresap hingga ke tulang-tulangnya. Ditambah dengan kuah bening, perpaduan pedas dan gurih  pada ikan kuah asam bakal bikin kamu ketagihan. Berkat racikan bumbunya, meskipun berbahan dasar ikan laut, kamu pun nggak akan merasakan bau amis saat mencicipinya.

Nah, untuk dapat menikmati ikan kuah asam di rumah makan tersebut, kamu cukup merogoh kocek sebesar Rp 18 ribu per porsi. Namun jika ingin mencicipi kepala ikannya, kamu harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi yaitu sekitar Rp 41 ribu per porsi. Harga yang cukup terjangkau bukan?

Eits, sayang sekali kalau kamu mau menikmati ikan kuah asam apalagi kepala ikannya, kamu harus berjuang lebih untuk mendapatkannya. Pasalnya, rumah makan tersebut hanya menyediakan 25 kepala ikan per harinya. Jadi siapa cepat dia dapat. Tapi tenang saja, kalau kamu sudah mengenal pemiliknya, tinggal pesan jumlah kepala yang diinginkan kemudian tinggal datang saat jam makan siang tiba.

Baca juga:
Tahu Sumedang, Kuliner Sumedang dari Tiongkok
Seblak Bandung, Pedasnya Euy...

Oya, selain menyajikan ikan kuah asam, rumah makan yang berjarak sekitar enam kilometer dari pusat kota itu juga memiliki menu ikan asap, gulai sapi dan sambal serta aneka minuman. Buka dari Senin hingga Sabtu, kamu pun dilarang untuk datang terlambat jika ingin makan siang di sana. Kalau nggak, kamu berisiko nggak kebagian tempat duduk. Apalagi kalau kamu datang setelah pukul 14 WITA, bisa-bisa kamu akan kecewa karena rumah makannya sudah tutup lantaran jualannya sudah ludes. (ALE/SA)

 

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024