BerandaKulinary
Selasa, 11 Des 2023 11:07

Eksis Sejak 1970-an, Mi Kopyok Bu Narti Masih Diburu Pembeli

Mi kopyok Bu Narti Klaten nggak memakai lontong. (Googleuser/Evi Kudriyah)

Di Klaten, ada penjual mi kopyok yang sudah melegenda. Kali pertama buka pada 1970-an, Mi Kopyok Bu Narti tetap banyak pelanggan karena rasanya konsisten enak.

Inibaru.id – Mi kopyok dikenal sebagai kuliner khas Semarang. Tapi, bukan berarti nggak ada penjual mi kopyok legendaris di kota-kota lainnya. Di Klaten, Jawa Tengah, misalnya, ada penjual mi kopyok legendaris yang masih diburu pembeli. Nama tempatnya adalah Mi Kopyok Bu Narti

Kamu bisa menemui tempat makan ini di Jalan Tapak Doro, Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah. Konon, warung yang bentuknya cukup sederhana ini sudah eksis sejak 1970-an. Nah, selama lebih dari 50 tahun, rasa mi kopyok di sana tetap konsisten enak.

Penjualnya, Sunarti, menyebut mi kopyok yang dia hidangkan punya perbedaan mendasar jika dibandingkan dengan mi kopyok khas Semarang. Dia nggak menambahkan irisan lontong pada setiap porsinya. Yang dia masukkan adalah bakmi, kecambah, tahu pong, kekian cap cay, bakso, irisan daging dan koyor sapi, serta irisan kubis. Meski nggak ada lontongnya, dijamin bikin kenyang, kok.

Selain bahan-bahan segar, ada hal lain yang bikin rasa Mi Kopyok Bu Narti Istimewa, yaitu kuah kaldunya yang punya rasa gurih nan mantap. Jika dimakan bersama dengan kerupuk, keripik tempe, atau keripik kacang, rasanya bakal semakin paripurna.

“Yang kali pertama jualan di tempat ini ibu saya, Yoso Sudarmo tapi dikenal warga setempat dengan nama Mbah Walik. Awalnya jualan soto sapi, lalu juga mi kopyok. Saya sudah membantu ibu saya jualan sejak masih SD. Nah, mi kopyok ini racikan ibu saya,” ujar perempuan berusia 60 tahun tersebut sebagaimana dilansir dari Radarsolo, Minggu (12/11/2023).

Warung Mi Kopyok Bu Narti di Klaten yang masih sederhana. (Googlestreetview)

Karena tempat makannya selalu laris, Sunarti memutuskan untuk nggak melanjutkan sekolah ke SMP untuk membantu ibunya. Ternyata, dia mewarisi usaha yang kemudian melegenda di Klaten ini. Menariknya, meski masih menjual soto sapi sebagaimana yang dilakukan ibunya, mi kopyoknya yang justru lebih terkenal.

Tapi, karena sudah berusia lanjut, Sunarti mengaku nggak lagi sanggup meracik mi kopyok banyak-banyak seperti pada masa jayanya. Dulu, dia mampu menyiapkan 100 porsi mi kopyok. Kini, dia hanya menyediakan sekitar 40 sampai 50 porsi saja per hari.

Kalau kamu tertarik mencicipinya, datang saja ke warungnya yang buka dari pukul 09.00 sampai 14.00 WIB, Millens. Mi kopyok porsi kecil dihargai Rp8 ribu, sementara porsi normal dengan tambahan cap cay dan satu potongan daging Rp10 ribu. Mi kopyok komplet dengan irisan daging dan koyor Rp11 ribu.

O ya, jangan lupa juga untuk mencicipi es pakel yang terbuat dari buah pakel dan gula jawa dengan harga Rp4 ribu per gelas. Dijamin segar, Millens.

Jadi, sudah tahu kan harus ke mana kalau pengin wisata kuliner di Klaten? Ya, ke Warung Mi Kopyok Bu Narti. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024