BerandaKulinary
Senin, 18 Mar 2018 18:05

Bersantap ala Sultan Yogyakarta di Bale Raos

Semur piyik (baleraos.com)

Ingin merasakan masakan khas keluarga keraton Yogyakarta yang autentik? Bale Raos tempatnya. Jika dulu hanya keluarga keraton saja yang bisa menikmatinya, kini masyarakat biasa juga bisa menikmati sajian ala keluarga keraton yang punya pakem tersendiri ketika memasaknya.

Inibaru.id – Kalau sedang berada di Yogyakarta atau berencana ke sana, nggak ada salahnya mampir ke Bale Raos, apalagi jika kamu pencinta kuliner khususnya kuliner tradisional. Yap, pasalnya di Bale Raos, kamu akan menemukan menu-menu yang nggak biasa alias nggak akan kamu temui di tempat-tempat lain.

Berada di sebuah restoran dengan nuansa Jawa yang kental, Bale Raos menjadi restoran khusus yang menyajikan menu keluarga Keraton Yogyakarta. Tentu saja, bersantap di Bale Raos akan membuatmu merasakan sensasi makan ala keluarga bangsawan. Pasalnya, di restoran yang berada di belakang kompleks Keraton Yogyakarta ini, semua menu yang dihidangkan tersebut diolah sesuai dengan resep keluarga keraton yang diwariskan turun-temurun.

Mengutip Kompas.com, Kamis (15/3/2018), Bale Raos ini didirikan pada 23 Januari 2004. Penggagasnya adalah KPGH Hadiwinoto, adik Sri Sultan Hamegkubuwono X yang memiliki visi untuk melestarikan kuliner Keraton Yogyakarta agar tetap bisa dinikmati masyarakat. Meski restoran ini baru berusia 14 tahun, namun menu makanannya khas warisan Keraton Yogyakarta yang sudah eksis sejak ratusan tahun lalu. Wah, bak sebuah harta karun yang terpendam, bukan?

Berada di Bale Raos, kamu dapat mencicipi aneka kuliner istimewa kesukaan keluarga keraton terutama para Sultan Yogyakarta, mulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) VII hingga Sri Sultan HB X. Mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga penutup. Penasaran menu apa saja yang disajikan di Bale Raos?

Baca juga:
Olah Nasi Sisa Jadi Sega Loyang Khas Jepara
Mengunyah "Bantalan Rel" dari Semarang

Beberapa menu favorit para Sultan yang bisa kamu temukan misalnya semur piyik yang berupa menu khas burung dara muda dalam kuah kental kecap, yang menjadi salah satu hidangan favorit Sri Sultan HB VII. Ada juga urip-urip gulung kesukaan Sri Sultan HB VII yang berupa filet ikan lele yang digulung, lalu dipanggang dengan ramuan khusus dan disajikan dengan saus mangut kental. Lalu ada selada huzar yang menjadi kesukaan Sri Sultan HB VIII, yang terdiri dari wortel, timun, buncis, bawang merah, kentang goreng, dan putih telur. Disajikan dengan saus mayonnaise dengan parutan keju di atasnya.

Adapun bebek suwar-suwir  menjadi menu favorit Sri Sultan HB IX. Bebek suwar-suwir ini berupa irisan daging Bebek yang dimasak dengan kedondong disajikan dengan saus kendondong parut dan merupakan hasil plahan koki keraton berdarah Belanda. Menu favorit dari Sri Sultan HB X antara lain sup timlo, sup kacang merah, dan sup lidah.

Selain beberapa menu favorit para sultan, ada juga menu-menu lain favorit keluarga keraton seperti nasi liwet teri, nasi punar, nasi golong, gurame lombok ijo, kicik daging sapi, sauted jamur kancing, kapiratu, gecok ganem, dan masih banyak lagi.

Aneka minuman juga tersedia antara lain bir pletok atau bir jawa. Tenang saja, bir yang ini nggak beralkohol dan malah bikin sehat. Merupakan minuman kegemaran Sultan HB VIII, bir jawa  diramu dari aneka bahan alami seperti sereh, kulit kayu secang, mesoyi, kayu manis, kapulaga, jeruk nipis, jahe dan cengkeh. Ada juga wedang secang, minuman kesehatan favorit Sultan HB IX yang diramu dari kayu secang, jahe, cengkeh dan sitrunela.

Lalu untuk kudapan antara lain ada rondo kepompo dan manuk nom. Rondo kepompo ini Semacam puding telur yang bertekstur lembut, berwarna kecoklatan dengan rasa yang manis dan beraroma karamel. Sedangkan manuk nom berupa puding yang terbuat dari tape ketan hijau yang telah dicampur dengan telur. Hmm, terdengar menggoda lidah, bukan?

Soal rasa? Nggak perlu ditanya lagi deh. Makanan di Bale Raos dijamin mempunyai rasa yang lezat, unik, dan bikin ketagihan.  Penyajiannya yang kreatif juga semakin menggugah selera makan.

Eits, nggak hanya hidangannya saja yang istimewa, lo. Arsitektur Bale Raos Resto juga sangat elegan. Berupa bangunan Joglo khas Jawa dengan nuansa hijau yang dibalut ukiran ala keraton di tiang-tiangnya. Memiliki furnitur yang khas Jawa banget, para pelayannya juga memakai baju tradisional dengan rambut cepol. Selain itu, selama bersantap, kamu juga akan diiringi dengan alunan gending jawa. Jadi, suasana yang terbangun membuat kamu seolah-olah sedang dijamu oleh keluarga kerajaan.

Restoran Bale Raos ini berada sekitar 500 meter di sisi selatan Keraton Yogyakarta, nggak jauh dari Pasar Ngasem. Tepatnya di Jalan Magangan Kulon No 1, Desa Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta.

Baca juga:
Nasi Bulat dalam Sepincuk Daun Pisang
Aneka Kuliner Khas Magelang yang Siap Menggoyang Lidah

Nah, bagi kamu yang ingin bersantap di Bale Raos, restoran ini buka setiap hari mulai pukul 10.00-22.00 WIB, dengan pesanan terakhir pukul 21.30 WIB. Namun khusus hari Senin hanya buka hingga pukul 15.00 WIB. Tersedia 80 kursi bagi para tamu yang terdiri dari dua area makan semi terbuka berbentuk pendapa yang saling berhadapan, dan sebuah area makan dalam bangunan tertutup yang terletak di tengah.

Untuk harga, sebanding dengan  apa yang kamu dapatkan. Berkisar mulai belasan ribu untuk minuman atau kudapan, hingga puluhan ribu untuk hidangan utamanya. Yang jelas, kamu nggak akan menyesal bersantap di Bale Raos deh. Kapan lagi kamu bisa menyantap hidangan raja? Jadi, selamat bersantap ala Sri Sultan! (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Korupsi Nggak Bisa, Apa Saja Kasus yang Bisa Diselesaikan dengan Denda Damai?

27 Des 2024

Pameran Manusia Purba di Museum Nasional: Indonesia Bagian dari Evolusi Manusia Global

27 Des 2024

Bencana Alam Berpotensi Meningkatkan Kebiasaan Merokok

27 Des 2024

Menilik Nankatsu SC, Klub Asli Captain Tsubasa yang Kini Berlaga di Divisi 5 Liga Jepang

27 Des 2024

Ribuan Batang Rokok Ilegal di Rembang Disita Petugas Gabungan

27 Des 2024

Berkas Penembakan Aipda Robig Dilimpahkan; Statusnya Tahanan Pidana

27 Des 2024

Daftar 29 Lokasi di Indonesia yang Potensial Jadi Tempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

27 Des 2024

Benarkah BPJS Kesehatan Terancam Gagal Bayar dalam Dua Tahun Mendatang?

28 Des 2024

Apa Itu DWP yang Nama Besarnya Tercoreng oleh Oknum Polisi?

28 Des 2024

Intip Aktivitas Siswa di Korea yang Libur Lebih dari Sebulan saat Musim Dingin

28 Des 2024

Yang Harus Kamu Lakukan Jika Mendapatkan Uang Palsu Menurut Aturan BI

28 Des 2024

Gedung Perpustakaan Baru di Rembang Diresmikan, Bakal Dilengkapi Home Theater

28 Des 2024

Mendorong 'Green Jobs' sebagai Tren Demi Masa Depan Lingkungan yang Berkelanjutan

28 Des 2024

Menguak Sejarah Asal Penamaan Kampung Gergaji di Kota Semarang

29 Des 2024

Masih Boleh Nggak Ya Beli Pertalite dengan Jeriken di SPBU?

29 Des 2024

Sudah 18 Tahun Berjalan, Begini Program Nikah Gratis di Yogyakarta

29 Des 2024

Menguak Perbedaan Makna 'Selawe' dan 'Selangkung', Angka 25 dalam Bahasa Jawa

29 Des 2024

Benarkah Akan Ada Provinsi Jawa Tengah Selatan?

29 Des 2024

Sepeda Motor Mati Karena Banjir, Harus Bagaimana?

29 Des 2024

Menguak Asal Nama Cepu di Kabupaten Blora

30 Des 2024