BerandaKulinary
Minggu, 22 Mei 2021 08:00

Bayar Sesuka Hati di Tentrem Coffee, Dijamu Seperti Saudara Sendiri

Tampak depan Tentrem Coffee. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Berada di Tentrem Coffee, kamu bakal merasa seperti tengah berkunjung ke saudara sendiri. Nggak ada daftar harga di kafe yang menyajikan menu sederhana ini, karena kamu boleh membayar sesuka hati.

Inibaru.id – Tempat makan ini bertajuk kedai kopi. Laiknya kebanyakan kedai, tempat ngopi dan makan yang berada di Dusun Penggik, Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini juga menyediakan sejumlah menu. Yang berbeda, Tentrem Coffee nggak menyediakan daftar harga.

Bukan berniat ngemplang para pembelinya, kedai yang dipenuhi ornamen kayu dan rumbia ini sengaja nggak menyediakan daftar harga karena memang nggak punya patokan harga. Jadi, pengunjung boleh membayar suka-suka alias seikhlasnya.

Tentrem, begitu pemiliknya memperkenalkan diri, memang sengaja membuat konsep kedainya seperti itu. Namun, dia nggak menyangka kalau kedai yang didirikannya di halaman rumah itu justru ramai dan menjadi rujukan tempat ngopi yang digandrungi banyak orang.

"Dulu (tempat ini) cuma halaman biasa, tempat ngopi teman-teman kampung. Mereka ke sini tak suruh bawa kopi sendiri," ungkap Tentrem kepada Inibaru.id, belum lama ini. "Eh, lama-lama banyak orang berteduh di sini, malah minta dibuatkan kopi!"

Berawal dari Ketidaksengajaan

Tentrem memboyong kompornya ke luar rumah. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Sebelum menjadi pemilik kedai kopi seperti sekarang, Tentrem hanyalah pemuda yang dianggap "gagal sukses" selepas merantau. Setelah bertahun-tahun berkeliling Indonesia, dia mengaku pulang kampung dengan tangan kosong.

“Biasalah, ekspektasi orang kampung, kalau merantau banyak duit. Lah, saya enggak!" kelakar Tentrem, diiringi dengan tawa lebar.

Tanpa modal, Tentrem saat itu harus pulang kampung dan merawat ibundanya yang sudah lanjut usia. Kantongnya benar-benar cekak. Bahkan, untuk ikut ngopi di luar dengan teman-temannya pun lelaki 39 tahun tersebut mengaku nggak punya uang.

Alhasil, teman-temannya yang datang untuk ngopi bareng dia. Nah, lantaran saking seringnya teman-temannya datang, Tentrem pun membawa keluar peralatan masak di dapur ke sebuah gubuk di halaman rumahnya.

“Saking jengkelnya saya, semua peralatan masak tak keluarkan dari rumah," kenangnya.

Namun, rupanya gubuk penuh peralatan memasak itu justru dipandang orang laiknya tempat ngopi. Nggak sedikit pelancong yang transit di tempatnya, lalu meminta dibuatkan kopi. Ketidaksengajaan inilah yang akhirnya membuat Tentrem memutuskan membuka kedai kopi di halaman rumahnya.

Sempat Dianggap Gila

Bayar sesuka hati! (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Konsep mbayar sak karepe (membayar suka-suka) atau pay as you wish yang diterapkan Tentrem tentu saja nggak lazim dalam sebuah bisnis makanan. Namun, sejak awal dia memang mengaku nggak menganggap kedai kopi itu sebagai sebuah bisnis, melainkan tempat untuk menjalin persaudaraan.

Terkait hal ini, dia bahkan sempat dianggap gila oleh keluarga dekatnya. Dia yang bersikeras membuka kedai hanya untuk melayani siapa saja yang singgah atau berteduh itu memang nggak berniat memberi tarif untuk tiap menu yang disajikannya kepada pengunjung.

“Ya jelas saya dianggap gila. Banyak keluarga yang menentang. Tapi, saya memang nggak cari untung. Saya merasa semua yang ada di hidup saya sudah cukup, tak ada lagi yang perlu dicari,” kata dia tenang.

Namun, siapa menyangka dengan konsep mbayar sak karepe itu kedai Tentrem justru kian ramai disinggahi pelancong. Bahkan, sejumlah pelanggan dari luar kota nggak jarang menyengaja datang ke kedai berbentuk gubuk yang tampak tenang dan asri tersebut.

Meski nggak memikirkan keuntungan, menurutnya, nggak ada yang membuatnya rugi. “Saya hanya ingin menyambut siapapun yang datang dengan hangat, bahkan untuk sekadar berteduh. Saya pengin mereka merasa tenteram saat di sini,” tuturnya.

Menu-Menu Sederhana

Menunya sederhana. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Sejalan dengan konsep mbayar sak karepe, Tentrem juga menerapkan konsep mangan sak anane (makan seadanya). Berada di Tentrem Coffee, kamu memang nggak bakal menemukan masakan modern ala western atau kopi susu kekinian dalam gelas plastik yang banyak dijual di kedai kopi kiwari.

Meski sudah memiliki banyak pelanggan, Tentrem agaknya nggak berniat mengubah menu yang disajikannya. Kopi dan jahe merahnya memang patut dicoba. Selebihnya hanya ada gorengan dan mi instan dengan berbagai varian rasa. Lalu, ada juga sejumlah cemilan tradisional titipan tetangga.

Tentrem bahkan mengaku sering mendapat bahan mentah dari para pelanggannya.

“Mereka datang bawa kerupuk; bawa bahan untuk dimasak. Memang punyanya ini saja! Kalau mau, ya, sego sambel (nasi sambal) di belakang,” ungkapnya kembali berkelakar.

Yap, dari segi sajian, Tentrem memang nggak menyajikan rentetan daftar menu nan atraktif. Namun, kedai ini menjadi spesial karena Tentrem nggak segan menemui satu per satu pelanggannya ibarat menjamu kawan lama atau ngobrol dengan saudara.

Maka, sajian apa pun yang ada di meja tentu saja nggak lagi jadi soal, karena jalinan kehangatan pemilik kedai dengan pelanggannya adalah pengalaman berharga yang pantang dilewatkan. Suasana yang ayem, obrolan ringan yang renyah, bersanding dengan kopi atau jahe merah, sungguh menarik, bukan?

Mumpung akhir pekan, menepilah ke kedai ini. Eits, tapi, untuk kamu yang berencana datang ke Tentrem Coffee bersama rombongan besar dan nggak pengin hanya makan mi instan dan kopi, ada baiknya kamu memesan menu khusus dulu ya.

Setelah kenyang makan dan obrolan, sebelum pulang jangan lupa masukkan uang sesuka hatimu ke gentong lawas yang ada di dekat dapur, ya! Jangan main kabur saja! Ha-ha. (Zulfa Anisah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: