Inibaru.id – Tahu goreng yang diisi tinta? Itulah komentar sebagian orang yang baru kali pertama melihat camilan khas Semarang ini. Namun, sekali coba, siapa tahan untuk nggak mengambilnya lagi? Ya, ia adalah tahu petis.
Kamu yang tinggal di Semarang dan sekitarnya tentu nggak asing dengan makanan yang satu ini. Camilan gurih-manis itu banyak dijual di tukang gorengan di hampir seluruh penjuru Kota Atlas.
Oya, petis adalah saus kental hasil olahan udang. Jadi, ada sentuhan gurih seafood dalam rasa manis yang mendominasi camilan ini, Millens. Berbeda dari olahan tahu petis di Bandung yang dimakan dengan lontong, tahu petis Semarang cukup dimakan dengan nyeplus rawit.
Untuk membuat tahu petis, orang Semarang menggunakan tahu pong, tahu yang digoreng kering sehingga tengahnya kosong. Tahu itu kemudian dibelah untuk disisipi petis di tengahnya.
Saat dimakan dengan cabai rawit, rasa manis, gurih, asam, asin, dan pedas bakal akur di mulut. Hm, hm, yummy!
Tak hanya dijual di emperan jalan, tahu petis juga ada yang naik kasta dengan dijual di sejumlah rumah makan atau pusat oleh-oleh di Kota Lunpia, misalnya yang ada di Jalan Pandanaran. Tentu saja dengan masuk restoran harganya pun jadi lebih mahal.
Sebagian orang Semarang percaya, kalau pernah makan tahu petis, kamu bakal punya pertalian dengan Kota Semarang sehingga bakal punya keinginan untuk kembali menyambangi ibukota Jawa Tengah ini, lo! Tertarik? (IB20/E03)