BerandaJalan-jalan
Selasa, 4 Sep 2017 18:32

Semarak, Puluhan Balon Udara Berukuran Raksasa Memeriahkan Langit Ponorogo

Balon udara yang dianggap membahayakan penerbangan. (Foto: Suara Pembaruan)

Balon udara yang diterbangkan ke langit Ponorogo ini sempat dilarang pemerintah, meski akhirnya dapat ijin terbang juga dan sukses memikat banyak masyarakat.

Inibaru.id - Edi Suprapto dan tujuh orang rekannya dari Desa Beton, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, dengan sigap membakar daun kelapa kering dengan tujuan menciptakan asap dan udara panas yang akan dimasukkan ke dalam balon udara. Balon udara yang awalnya kempes pun semakin lama semakin mengembang hingga berukuran raksasa. Setelahnya, balon udara pun secara perlahan mulai terbang ke udara.

Balon dengan ukuran tinggi 7 meter dan diameter 5 meter ini termasuk dalam 46 balon udara yang memeriahkan Festival Balon Udara yang diselenggarakan Polres Ponorogo bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten serta Ansor Ponorogo. Acara ini sendiri dilaksanakan di Lapangan Desa Nongkodono yang bertempat di Kecamatan Kauman, pada hari Minggu, (3/9/2017).

Balon udara yang bertemakan kemerdekaan dan budaya Tanah Air ini pun membuat langit yang biasanya kosong menjadi terlihat semarak. Yang menarik adalah balon udara ini bisa beberapa kali berbenturan dengan balon udara lainnya karena memang jaraknya yang cukup dekat.

Baca juga: Dianggap Membahayakan, Tradisi Balon Udara di Wonosobo Ternyata Sudah Ada Sejak Jaman Kolonial

Selain itu, saat asap di dalam balon mulai habis, maka balon pun akan turun dan tim penerbang balon pun akan berusaha dengan sigap menyelamatkannya agar tidak mudah tersangkut di pepohonan atau kabel.

Edi menyebutkan bahwa untuk membuat balon udara yang berbahan dasar kertas minyak 120 lembar ini, ia dan tim membutuhkan dana 300 ribu rupiah. Proses pembuatan balon ini juga menghabiskan waktu sepekan.

Menurut Edi, ia menganggap festival balon udara ini sebagai acara yang positif dan menjadi wadah penyaluran ekspresi masyarakat, khususnya yang ingin membuat balon udara dengan cantik. Jika sebelumnya kita mendengar kabar balon udara dilarang, justru kini pemerintah sengaja memfasilitasi masyarakat untuk menerbangkannya.

Aturan Ketat

Kendati demikian, ketatnya aturan pada festival ini, khususnya dalam hal seberapa tinggi balon udara boleh terbang membuat festival ini menjadi kurang asyik. Padahal, banyak masyarakat yang terbiasa menerbangkan balon setinggi mungkin. Hanya saja, Edi dan para peserta lain juga menyadari adanya aturan yang tidak boleh dilanggar oleh para peserta festival.

Baca juga: Ini Dia Kata Menteri Perhubungan tentang Bahayanya Menerbangkan Balon Udara Sembarangan

Brano, Kepala Desa Bringinan, menyebut tim dari desanya membuat delapan balon udara dengan berbagai bentuk. Hasilnya, tiga balon udara dari desanya berhasil memenangkan tiga kategori, yakni juara ketiga kategori balon terbaik, juara ketiga tim terkompak, dan juara pertama untuk balon udara paling unik.

AKBP Suryo Sudarmadi selaku Kapolres Ponorogo menyebutkan bahwa festival balon udara di Ponorogo ini menjadi ajang uji coba mengingat sebelumnya belum pernah ada festival yang berkonsep seperti ini. Harapannya, konsep aturan yang disesuaikan dengan larangan penerbangan balon udara yang dianggap membahayakan penerbangan ini bisa diadopsi oleh banyak tempat lain agar tradisi menerbangkan balon udara tidak mati namun juga tidak akan membahayakan transportasi udara. Rencananya, festival ini akan kembali diadakan saat Hari Raya Idul Fitri tahun 2018. (AW/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: