BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 21 Okt 2025 09:01

Secercah Harapan di Tengah Prediksi Alun-alun Kendal Terendam Banjir Rob pada 2030

Kabupaten Kendal di Jawa Tengah jadi salah satu wilayah di pesisir utara Jawa yang mengalami masalah banjir rob. (Metrotimes)

Sejumlah ahli memprediksi Alun-alun Kendal yang kini berjarak sekitar 5 kilometer dari bibir pantai akan terendam banjir rob pada 2030 jika masalah ini nggak kunjung diatasi.

Inibaru.id - Kalau kamu pernah mampir ke Alun-alun Kendal, pasti tahu betapa ramainya kawasan ini setiap sore. Siapa sangka, kawasan yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari laut itu diprediksi bakal terendam banjir rob pada tahun 2030 nanti.

Ya, prediksi ini bukan asal-asalan. Menurut pengamatan sejumlah pegiat lingkungan dan peneliti pesisir, abrasi dan penurunan muka tanah di pesisir Kendal kian parah dari tahun ke tahun. Bahkan, gelombang pasang air laut (rob) kini sudah bukan lagi kejadian musiman, tapi datang hampir setiap bulan.

Salah satu orang yang paling merasakan dampak perubahan itu adalah Wasito, pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal. Rumahnya di Desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon, sudah berulang kali terendam air rob.

“Kalau dulu empat tahun sekali baru banjir besar, sekarang hampir tiap bulan,” keluhnya sebagaimana dinukil dari Bbcindonesia, (7/10/2025).

Wasito bukan sekadar mengeluh. Ia memilih melawan keadaan dengan cara yang sederhana tapi berdampak besar, yaitu dengan menanam mangrove. Awalnya ia menanam sendirian di lahan yang dulu gundul akibat abrasi. Namun setelah melihat pohon yang ditanamnya tumbuh subur dan menahan sedimen pasir, warga lain mulai ikut membantu.

Kini, pesisir Kendal dari Pantai Ngebum sampai muara Sungai Waridin mulai kembali hijau oleh ribuan pohon mangrove jenis Avicennia spp.

“Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?” ujar Wasito. Ia tahu betul bahwa upaya kecil ini bukan sekadar menahan ombak, tapi juga menahan harapan agar Kendal tak tenggelam lebih cepat.

Wasito saat menanam mangrove di kawasan pesisir Kendal. (Rri/Andi Setyawan)

Sayangnya, perjuangan itu tak mudah. Pesisir Kendal yang dulu dipenuhi hutan mangrove kini banyak berubah jadi kawasan industri dan tambak modern. Proyek reklamasi dan pembangunan pelabuhan di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal disebut Wasito sebagai salah satu penyebab abrasi makin parah.

“Di mana ada reklamasi, di situ abrasi pasti ikut datang,” katanya.

Hilangnya kawasan hijau membuat laut makin leluasa “menyapa” daratan. Kalau kondisi ini terus berlanjut, para ahli memperkirakan rob bisa menjangkau Alun-Alun Kendal hanya dalam waktu lima tahun ke depan. Padahal, lokasi tersebut berjarak cukup jauh dari bibir pantai, yaitu sekitar 5 kilometer. Itu artinya, ikon kebanggaan warga Kendal berpotensi ikut tergenang air laut di masa depan.

Selain ancaman rob, warga juga menghadapi tantangan lain, yakni minimnya ruang terbuka hijau dan fasilitas drainase yang memadai. Jika hujan deras dan pasang laut datang bersamaan, genangan bisa lebih cepat datang dan meluas.

Pemerintah daerah sebenarnya sudah berupaya melakukan penataan wilayah pesisir, termasuk dengan memperkuat tanggul dan memperbanyak penanaman mangrove. Namun, tanpa kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan, hasilnya tentu sulit terasa.

Di tengah kekhawatiran itu, Wasito tetap menaruh harapan. “Saya akan terus menanam mangrove. Mungkin tidak bisa hentikan rob sepenuhnya, tapi setidaknya kita berusaha,” ujarnya tegas.

Semoga saja apa yang diupayakan Wasito, warga lain dan pemerintah Kendal, yaitu mengatasi masalah banjir rob, bisa terpenuhi. Setuju, kan, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: