BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 21 Feb 2023 11:00

Ratanika Putri Semarang: Sepak Bola Wanita Harus Setara dengan Laki-laki

Beberapa pemain Ratanika Putri Semarang terlihat berlatih mengontrol bola di lapangan Wonolopo, Mijen, Kota Semarang. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Meski tidak begitu masif, sepak bola wanita di Kota Semarang mulai bergeliat. Klub seperti Ratanika Putri Semarang secara konsisten membina dan mendorong perempuan untuk menjadi pesepak bola profesional suatu saat nanti.

Inibaru.id - Meski prestasinya nggak sementereng bulu tangkis, nyatanya sepak bola masih cukup populer di Indonesia. Setiap kali klub atau Timnas Indonesia bertanding, stadion akan penuh dan siaran televisi ditonton jutaan orang dari berbagai penjuru Tanah Air.

Sayangnya, di Indonesia, sepak bola masih dianggap sebagai olah raga bagi kaum laki-laki saja. Cukup sulit menemui klub atau bahkan kompetisi sepak bola perempuan. Padahal, olah raga ini bisa dimainkan siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin.

Hal ini cukup kontras dengan kondisi sepak bola perempuan di luar negeri. Banyak negara yang sudah memiliki liga profesional. Gairah untuk menonton pertandingan sepak bola perempuan juga tinggi.

Hal ini cukup ironis karena sepak bola perempuan sebenarnya sudah dikenal lama di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan adanya buku berjudul "Wanita dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia 1968-1998". Dalam buku tersebut, terungkap bahwa kaum hawa Indonesia mulai bermain sepak bola sedari tahun 1958.

Berawal dari Kegelisahan

Pembina Ratanika Putri Semarang, Aji Irawan sedang memberi beberapa arahan sebelum menggelar latihan. <b>(Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)</b>

Melihat minimnya ruang wanita bermain sepak bola, Aji Irawan tergerak untuk mendirikan klub Ratanika Putri Semarang. Tujuan Aji tak lain untuk menggelorakan sepak bola wanita di Kota Atlas.

Ditemui di lapangan Wonolopo, Mijen, belum lama ini. Aji mengaku jika sebelum mendirikan Ratanika, dia terlebih dahulu membentuk Komunitas Klub Sepak Bola (KKS) Girls Kota Semarang. Laki-laki berusia 33 tahun tersebut mengaku resah dengan masih dianaktirikannya sepak bola perempuan di Indonesia.

"Saya mencintai olahraga dan melihat sepak bola wanita itu seksi. Tapi seksi bukan berarti badan atau body. Saya melihat sepak bola wanita ini bisa berkembang dan setara dengan sepak bola laki-laki," kata Aji.

Selama menangani anak-anak didiknya, Aji nggak bisa menggembleng mereka terlalu keras. Dia mengaku perlu kesabaran ekstra untuk melatih perempuan yang rata-rata masih berusia remaja tersebut.

"Kita sudah merancang program untuk tiga bulan sekali. Di dalamnya ada latihan fisik, kecepatan, balance, passing. Pokoknya harus sabar untuk membentuk mereka menjadi sebuah tim," ujarnya.

Dalam seminggu, Ratanika berlatih tiga kali. Dua kali di Lapangan Morokono, Gunungpati, dan sekali di Lapangan Wonolopo, Mijen.

Torehkan Banyak Prestasi

Potret tim Ratanika Putri Semarang saat mengikuti turnamen "Ogos Cup 1 2022".<b> (Dokumen instagram @ratanikaputrisemarang_)</b>

O ya, kendati baru seumur jagung, Klub Ratanika yang berdiri 21 April 2021 ternyata sudah menorehkan banyak prestasi. Mereka telah mengoleksi 21 trofi kejuaraan!

"Kalau prestasi alhamdulillah kita sudah mengantongi 21 gelar dari berbagai ajang trofeo, turnamen open, dan paling bergengsi kita berhasil menjuarai Piala Pertiwi tahun 2021," ungkap Aji.

Tak hanya itu, para pemain jebolan Ratanika juga banyak yang dipanggil mewakili Jawa Tengah untuk mengikuti sebuah turnamen atau dilirik klub profesional.

"Ada dua pemain Ratanika yang berhasil menarik perhatian klub Persis Solo Women," tambahnya.

Berharap Mendapatkan Dukungan

Meski sejauh ini klubnya mendapatkan hasil positif, Aji sadar jika dia nggak bisa mengangkat sepak bola perempuan sendirian. Maka dari itu, Aji mengimbau seluruh klub di Jawa Tengah (Jateng) untuk memperhatikan dan menyediakan wadah bagi para perempuan untuk menyalurkan minat bakatnya.

Pria yang kebetulan menjabat sebagai Sekjen Gerakan Sepak Bola Wanita Indonesia (GSWI) Jateng tersebut juga sudah beberapa kali mendiskusikan kompetisi sepak bola wanita dengan Asprov PSSI Jateng dan Koni Jateng. Sayangnya, hasilnya belum menggembirakan.

Aji sering dibuat kecewa lantaran kompetisi sepak bola wanita tidak terlalu diprioritaskan. Padahal, untuk menggairahkan sepak bola di kalangan kaum hawa, harus ada sistem kompetisi yang baik.

"Jawabannya sering disuruh sabar. Katanya banyak event laki-laki yang belum jalan. Bagi saya hal itu tentu mengisyaratkan kalau sepak bola wanita masih dinomorduakan," tandas Aji.

Semoga saja prestasi Ratanika mengetuk banyak pihak untuk semakin mendukung perkembangan sepak bola wanita di Indonesia, ya, Millens? (Fitroh Nurikhsan/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024