BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 23 Feb 2018 06:06

Raafi dan Supriyatin Sulap Kulit Singkong Jadi Bahan Baku Kendaraan

Supriyatin dan Raafi memaparkan hasil penelitian mereka. (Liputan6.com)

Supriyatin dan Raafi "menyulap" kulit singkong menjadi bahan baku otomotif dan pesawat. Ciptaan mereka dipuji nggak hanya tingkat nasional tapi juga internasional. Mau tahu apa yang mereka ciptakan?

Inibaru.id – Millens tahu nggak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, merupakan daerah penghasil tapioka? Di pabrik-pabrik tapioka, singkong disulap menjadi salah satu bahan makanan berkarbohidrat tinggi. Limbahnya dibiarkan terbuang. Tetapi, terbayang nggak, ternyata limbah kulit singkong bisa menjadi bahan baku industri kendaraan, lo.

Dua peneliti muda asal Pati, Raafi Jaya Sutrisna dan Supriyatin mencetuskan ide tersebut. Awalnya, ketika keduanya masih bersekolah di SMA PGRI 2 Kajen, Pati, mereka prihatin terhadap banyaknya limbah kulit singkong di Pati. Mengutip Liputan6.com (15/5/2017), limbah kulit singkong bisa mencapai 10 ton setiap bulannya.

“Kami melakukan penelitian. Baca-baca jurnal di internet. Ternyata serat kulit singkong baik untuk pembuatan komposit,” tutur Raafi.

Keduanya juga menggunakan serat dari limbah batang pisang. Dua bahan itu dipadukan dan menghasilkan komposit yang dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk industri otomotif, kapal, dan pesawat terbang. Ini juga merupakan upaya membantu Indonesia karena selama ini masih impor komposit dari luar negeri.

Baca juga:
Angkot Plus Buku-Buku, Cara Inspiratif Sudaryanto Menyenangkan Penumpang
Widodo, Kepedulian Lingkungan, dan Pemberdayaan Ekonomi Warga

Selama setahun, mereka melakukan penelitian dan uji coba. Keduanya sempat kesulitan dalam membuat komposit.

"Kami mengaduknya secara manual, lalu nanti akan muncul void yang menyebabkan kekuatan tariknya menurun. Lalu kami pakai mesin yang dirancang sendiri secara pelan-pelan untuk meminimalisasi void itu," terang Raafi, seperti ditulis CNN Indonesia (22/8/2016).

Penelitian mereka akhirnya membuahkan hasil. Mereka berhasil membuat komposit bernilai ekonomis yang tahan korosi, tahan api, ringan, dan kuat. Salut!

Mereka membawa hasil ciptaan itu ke ajang Indonesian Science Project Olympiad 2016 di Kota Semarang. Keduanya perlu menyisihkan lebih dari 1.000 penelitian sebelum akhirnya berhasil meraih medali emas di bidang fisika.

Nggak berhenti di situ, penelitian tersebut diikutkan ke tingkat internasional, yaitu International Young Inventor Project Olympiad di Georgia, Amerika Serikat. Hasilnya, mereka memperoleh medali emas. Padahal, saingan mereka lebih dari 35 negara, lo.

Juri-juri bahkan kagum terhadap inovasi karya anak bangsa ini. Suprihatin menyatakan, juri berpesan pada mereka agar komposit tersebut bisa menjadi produk kebanggaan Indonesia.

Baca juga:
Menghayati Sosok Andri Rizki, Pendiri YPAB yang Sempat Putus Sekolah
Yohana Febrianti Hera, Tiada Batas untuk Keterbatasan

“Setelah melakukan penilaian, juri berharap agar karya kami dipakai di negara kami. Sebab, ketersediaan kulit singkong dan serat batang pisang sangat melimpah di Indonesia,” ujar Suprihatin, seperti ditulis koranmuria.com (27/2/2016).

Pada 30 April-6 Mei 2017 lalu, Raafi dan Suprihatin mendapat apresiasi untuk melakukan kunjungan studi ke Jerman. Kegiatan tersebut merupakan penghargaan dari perusahaan layanan teknologi Bosch.

Inspiratif banget, deh. Kalau diaplikasikan terus-menerus, Indonesia bahkan berpeluang menjadi pengekspor pertama komposit dari kulit singkong. Hebat, kan? (AYU/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024

Benarkah Pasien BPJS Hanya Bisa Dirawat Inap Maksimal 3 Hari?

10 Des 2024

Jepara Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi

10 Des 2024

Banyak Bencana di Akhir Tahun, Pakar: Musim Hujan Kali Ini Nggak Normal

10 Des 2024

2024, Vasco da Gama Akhirnya Mencapai Maluku!

11 Des 2024

Kisruh Perebutan Kursi Ketua PMI, Bagaimana Kronologinya?

11 Des 2024

Janji kepada Anjing Mengilhami Pembuatan Film 'The Biggest Little Farm'

11 Des 2024

Geliat Genting Tanah Liat dalam Pusaran Bisnis Atap yang Semakin Berat

11 Des 2024