BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 10 Agu 2023 14:38

Mendampingi Korban Kekerasan pada Perempuan; Kasus Banyak Anggaran Terbatas

Direktur LRC-KJHAM sekaligus pendamping perempuan penyintas kekerasan, Nur Laila Hafidhoh. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Menjadi pendamping perempuan penyintas kekerasan tidaklah mudah. Mereka harus terus memutar otak untuk bisa mendapatkan dana agar proses pendampingan tak terhenti.

Inibaru.id - Para pendamping perempuan penyintas kekerasan fisik maupun seksual seolah bekerja dalam senyap dan jarang mendapatkan sorotan. Sama seperti korban, mereka sarat dengan ancaman, trauma, dan mengalami stres.

Nur Laila Hafidhoh adalah salah seorangnya. Melalui Lembaga Legal Resource Centre untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM), perempuan yang akrab disapa Laila mengabdikan diri mendampingi kaum hawa korban kekerasan yang kerap terpinggirkan.

Oya, perlu kamu tahu, LRC-KJHAM merupakan lembaga non-pemerintah yang melayani pemberian akses hukum maupun psikologi bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan fisik dan seksual secara gratis.

Salah satu momentum paling berat sebagai pendamping menurutnya adalah di kala pandemi Covid-19 melanda. Tampaknya tak cuma menyerang perekonomian setiap keluarga di Tanah Air, serangan virus corona waktu itu juga bikin kondisi LRC-KJHAM gonjang-ganjing.

Belum lagi banjir yang menerjang wilayah kantor LRC-KJHAM pada tahun 2021. Diakui keadaan tersebut lumayan membuat praktik pemdampingan lumayan kacau.

"Kasus kekerasan terhadap perempuan terus meningkat. Sumber daya manusia dan anggaran terbatas," kenang Laila pada Inibaru.id belum lama ini.

Butuh Biaya Besar

Ilustrasi: Kekerasan terhadap perempuan masih banyak terjadi di sekitar kita. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Tak ingin perjuangannya berhenti, Laila sampai meminta donasi pada teman-teman di jejaringnya. Mengharap anggaran dari pemerintah pun semakin sulit untuk dilakukan.

"Dulu keterpaduan layanan cukup kuat. Misal ada lembaga layanan yang menangani kasus, bisa dibiayai provinsi maupun kota," tutur Laila.

"Sekarang, kita sudah kelelahan terlebih dahulu mengurus hal-hal di birokrasi. Jadi kita harus berstrategi untuk tetap mendampingi perempuan korban KDRT maupun kekerasan seksual," tambah perempuan berkaca mata tersebut.

Kampanye Muda Bersuara memperingati '16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan'. (Instagram @mudabersuara).

Berdasarkan pengalamannya, proses pendampingan tidak cukup dengan tenaga dan pikiran. Laila dan kawan-kawan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk membantu masa pemulihan para penyintas.

"Biaya transportasi untuk satu korban bisa berkali-kali. Misal dia berpergian dari LRC-KJHAM ke kantor polisi atau rumah sakit. Belum lingkup luar kota; misalnya dari daerah Salatiga, Purwokerto, Jepara, Kudus, dan Pemalang," tutur Laila.

Adakan Bazar Pakaian Bekas

Seorang lelaki paruh baya tengah mencoba pakaian batik bekas di Preloved Sitas LRC-KJHAM. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Agar lembaganya terus berdaya, LRC-KJHAM memiliki sebuah usaha menjual pakaian bekas bernama "Preloved Sintas". Seluruh hasil penjualannya diperuntukkan untuk kerja-kerja penghapusan kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah.

Laila lantas mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dengan berbelanja maupun mendonasikan sandang yang sudah jarang dipakai.

"Peduli terhadap korban tidak harus secara fisik kita dampingi. Kalau pun tidak bisa secara langsung, teman-teman bisa membeli dan berdonasi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan," tandasnya.

Millens, yuk kita dukung niat baik ini! Mau berdonasi dalam bentuk uang, tenaga, pakaian bekas atau lainnya, silakan hubungi kantor LRC-KJHAM, ya! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: