BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 7 Mar 2023 09:00

Jadi Bug Hunter Google seperti Mudzakir; Kamu Juga Bisa, lo!

Ilustrasi: Perusahaan besar seperti Google sering mengadakan kegiatan bug hunting. (Getty Images)

Mudzakir, siswa SMK 8 Semarang berhasil menemukan bug di dalam sistem Google. Meski nggak mudah, kamu juga bisa menjadi bug hunter seperti dia. Syaratnya tentu saja kamu harus menguasai beberapa skill dalam ilmu tersebut.

Inibaru.id - Sehari-hari kita sebagai masyarakat yang erat dengan dunia digital pastinya nggak pernah terlewat untuk mengakses Google. Perusahaan multinasional yang menawarkan banyak produk dan jasa internet ini menjadi andalan banyak orang untuk menjelajah dunia maya.

Nah, meski sudah menjadi perusahaan raksasa, performa Google nggak lantas sempurna tanpa celah, lo. Sewaktu-waku, sistem Google juga bisa bermasalah karena adanya bug. Sebagai informasi, bug adalah sebuah cacat desain pada perangkat keras atau lunak yang mengakibatkan terjadinya galat sehingga nggak berfungsi sebagaimana mestinya.

Itulah kenapa perusahaan besar seperti Google sering mengadakan kegiatan bug hunting atau biasa disebut bug bounty program. Kegiatan tersebut bertujuan membantu Google mengidentifikasi dan memperbaiki bug yang ada dalam aplikasi.

Siswa asal Ungaran Jadi Bug Hunter

Abdullah Mudzakir berhasil menemukan bug dalam sistem Google dan diapresiasi dengan hadiah sebesar USD500. (Kompas/Dok. Mudzakir)

Meski terdengar rumit, rupanya bug hunting sudah akrab dan familiar bagi siswa-siswi SMK yang belajar sistem informatika, salah satunya Abdullah Mudzakir. Dia sudah lima kali mengikuti sayembara bug hunting yang digelar oleh Google. Dalam ketidakputusasaannya itu, siswa kelas XII SMKN 8 Kota Semarang itu pada 2021 berhasil menemukan bug atau celah rentan dalam sistem di Google.

Penemuan Mudzakir sempat ditolak karena pihak Google nggak pecaya dan dinilai nggak valid. Siswa 18 tahun asal Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang itu dan pihak Google bahkan sempat memperdebatkan hal tersebut selama beberapa hari.

"Itu termasuk bug yang sangat berbahaya dan rentan, awalnya Google nolak itu karena memang sebelumnya tidak ada. Makanya tadi itu sempat terjadi perdebatan," cerita Mudzakir, dikutip dari Detik, Senin (6/3/2023).

Karena keberhasilannya, Mudzakir diganjar hadiah uang sebesar USD5000 atau setara dengan Rp76 juta. Nggak hanya itu, dirinya juga mendapat kartu Google Bug Hunters. Kartu tersebut diberikan bagi seseorang yang memiliki kemampuan hacking atau meretas dan menemukan kerentanan pada sebuah sistem, lantas melapor ke perusahaan terkait.

Hacker Baik

Ilustrasi: Berbeda dengan hacker, bug hunter mengakses data perusahaan secara legal. (Shutterstock)

Prestasi yang dicapai Mudzakir patut kita apresiasi ya, Millens. Bahkan, kamu yang bercita-cita ingin menjadi ahli di bidang ini bisa menjadikan siswa Jurusan Rekayasa Perangkaat Lunak (RPL) ini sebagai inspirasi.

Layaknya hacker, menjadi bug hunter seperti Mudzakir membutuhkan keahlian khusus yang nggak mudah. Kamu harus menguasai soft skills seperti kemampuan menyelesaikan masalah, memecahkan teka-teki, critical thinking, hingga attention to detail. Nggak hanya itu, kamu juga harus menguasai hard skills seperti fundamental komputer dan bahasa pemrograman.

Tapi, perlu kamu tahu, bug hunter berbeda dengan hacker. Bedanya seorang pencari bug meretas secara legal, sedangkan hacker meretas secara ilegal. Itulah kenapa bug hunter sering dipanggil hacker baik.

Berdasarkan keterangan dari Kominfo, di negara kita, orang yang menguasai skill untuk jadi seorang bug hunter masih sedikit. Oleh karena itu, potensi menjadi seorang bug hunter di Indonesia sangatlah besar, Millens.

Jadi, kesempatan untuk menekuni profesi bug hunter dan mendapatkan cuan yang besar masih terbuka lebar, lo. Mau mencoba? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tahu Campur Pak Slamet, Pemadam Kelaparan Andalan di Pasar Sumowono

22 Des 2024

Mulai 1 Januari 2025, Pendakian Rinjani Akan Ditutup 3 Bulan

22 Des 2024

Mengapa Ban Sepeda Motor Baru Ada 'Rambutnya'?

22 Des 2024

Ekonomi Makin Sulit, Suami Stres Makin Rentan Lakukan KDRT

22 Des 2024

Mengagumi Indahnya Senja di Dusun Sumurup Rawa Pening

22 Des 2024

Serunya Wisata Kano di Kawasan Mangrove Baros Bantul, Yogyakarta

22 Des 2024

Makna Potongan Bambu di Nisan-Nisan Makam di Sumowono Kabupaten Semarang

23 Des 2024

Mengakhiri Tahun 2024 dengan Mendaki, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan

23 Des 2024

Me Time: Hak yang Berubah Jadi Barang Mewah bagi Ibu

23 Des 2024

Kala Siang Hari Jadi Lebih Pendek di Islandia saat Musim Dingin

23 Des 2024

Pemprov Jateng Peringati Hari Ibu ke-96, Teguhkan Peran Setara Perempuan

23 Des 2024

Aman, Ini Tiga Barang yang Dipastikan Nggak Akan Terkena PPN 12 Persen

23 Des 2024

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024