BerandaInspirasi Indonesia
Kamis, 24 Mar 2021 12:00

Demi Masa Depan Pengelolaan Sampah Organik yang Lebih Baik, DLH Kota Semarang Kerahkan Tentara Hitam

Setyo cukup telaten dalam merawat maggot di UPT TPA Jatibarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Tentara hitam, sebutan untuk maggot ini digunakan untuk mengurai sampah secara cepat. Sebab setengah kilogram hewan kecil ini bisa menghabiskan 1 kilogram makanan organik dalam 24 jam.<br>

Inibaru.id - Sampah baik organik maupun non-organik merupakan salah satu persoalan pelik yang masih dihadapi Kota Semarang. Namun satu tahun terakhir ini, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang mengambil langkah konkret dalam mengatasi sampah organik yaitu dengan budidaya tentara hitam alias maggot.

Eh, kamu sudah tahu maggot belum? Maggot adalah sejenis larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly). Kelebihannya, setengah kilogram maggot bisa menghabiskan 1 kilogram sampah organik dalam waktu 24 jam. Itulah sebabnya, DLH Kota Semarang berkoordinasi dengan UPT TPA Jatibarang menjadikan budidaya maggot ini sebagai solusi penting dalam mengurai sampah organik.

Sebuah rumah di Jatibarang dijadikan tempat budidaya maggot. Saat tiba di sana pada Sabtu (20/3/2021), salah seorang pengelola maggot yaitu Setyo tampak sedang membersihkan tempat penangkaran.

“Ini sampah sisa maggot,” ujarnya sambil terus bekerja.

Wahyu Nugroho (tengah) beserta pekerja lainnya di lokasi budidaya maggot. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Namanya juga tempat pembusukan sampah, bau amis dan busuk mengetuk-ngetuk hidung.

Limbah organik ini berasal dari berbagai tempat yang ada di Kota Semarang, Millens. Pengelola TPA Jatibarang mengaku nggak kesulitan mendapatkan sampah organik sebagai pakan maggot. Mereka mendapatkannya dari pasar atau restoran.

Sampah organik ini memang jadi perhatian serius bagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kepala UPT TPA Jatibarang yakni Wahyu Heryawan membeberkan alasannya. Sesuai data yang dia dapatkan, di Jatibarang setiap harinya menerima 800 sampai 900 ton sampah.

“60%-nya adalah sampah organik. Untuk yang lain-lain hanya 40%. Kalau non-organik bisa diolah oleh TPA atau diambil pemulung tapi kalau organik kan nggak segampang itu,” terang Wahyu.

Makanan untuk maggot. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Wahyu yang sudah setahun lebih membudidayakan maggot kemudian menjelaskan bagaimana siklus hidup hewan ini. Larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) ini umurnya nggak panjang, hanya 7 sampai 14 hari. Jenis lalat ini berbeda dengan lalat hijau yang hobi menyebar penyakit dan racun pada makanan ya.

Bisa dikatakan, hidup lalat ini hanya untuk berkembang biak. Lalat jantan akan mati setelah kawin sementara betina akan mati setelah bertelur. Di tempat budidaya maggot Jatibarang ini, lalat BSF ditempatkan dalam satu kurungan khusus. Jadi nggak dibiarkan liar begitu saja ya.

“Sekali bertelur lalat BSF akan menghasilkan 500 sampai 800 butir,” tambah Wahyu.

Setelah bertelur, dalam 3 sampai 4 hari akan menetas menjadi bayi larva. Bayi larva ini akan terus membesar selama 18 atau 21 hari.

Tempat bertelur lalat BSF. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Punya Banyak Peran Saat Jadi Maggot

Nah, saat proses pertumbuhan ini, bayi larva akan disebut sebagai larva dewasa atau maggot. Pada masa inilah maggot punya banyak kegunaan.

Setelah berusia 18 atau 21 hari, maggot akan berubah menjadi prepupa. Fase ini merupakan tahap sebelum masa pupa dan lalat dewasa.

“Saat menjadi pupa warnanya akan menghitam dan akan berjatuhan dari tempat penangkaran maggot. Itulah mengapa perlu disediakan tempat penampungan untuk pupa,” tambah Wahyu.

Selain bisa jadi pembasmi limbah organik, maggot bisa juga jadi pakan burung dan ikan karena punya kandungan protein tinggi. Penggunaan maggot berawal dari seruan pemerintah khususnya Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk menggunakan maggot sebagai pakan ikan pada 2020 lalu. Sebab belakangan pakan ikan banyak yang menggunakan bahan baku impor.

Maggot punya banyak manfaat. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga terus menggencarkan budidaya maggot di Kota Semarang. Sosialisasi ini telah berulang kali dilakukan, bahkan UPT TPA Jatibarang hendak memberikan maggot secara cuma-cuma apabila ada yang ingin.

Kata Wahyu, kalau diseriusi dan jadi bisnis, maggot ini sebetulnya bisa menguntungkan. Tapi, saat ini tujuan utama budidaya maggot murni untuk menjaga lingkungan, bukan mengejar keuntungan.

“Coba kalau sudah banyak yang membudidayakan maggot, bisa dibayangkan sampah nggak makin menumpuk bukan?" tandas Wahyu.

Wah, kamu tertarik mengurai sampah organik dengan maggot nggak nih, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: