BerandaInspirasi Indonesia
Minggu, 14 Mei 2022 13:15

Cerita Taipan Kretek Legendaris dari Kudus, Nitisemito

Nitisemito, seorang taipan kretek yang diakui kehebatannya oleh Presiden Soekarno dan Ratu Belanda Wilhelmina. (Twitter @GNFI)

Ada sejarah panjang dibalik julukan Kota Kretek yang disandang Kudus. Salah satunya adalah cerita Roesdi alias Nitisemito, taipan kretek dari Kudus yang menjual rokok hingga ke luar negeri pada zamannya.

Inibaru.id – Dikenal dengan produksi rokok tembakaunya, Kabupaten Kudus pernah jadi saksi bisu lokasi legenda taipan kretek. Dialah Nitisemito atau yang lahir dengan nama asli Roesdi, putra dari pasangan Sulaiman dan Markanah yang lahir pada tahun 1863.

Meski ayahnya cukup terpandang karena menjabat sebagai kepala desa, Roesdi kecil sama sekali nggak tertarik meneruskan jejaknya. Jiwanya lebih tertarik untuk berdagang. Bahkan, di usia muda, dia sudah mencoba untuk menjual daging kerbau dan minyak kelapa sampai menjadi kusir dokar.

Menjadi kusir bukanlah satu-satunya pekerjaan yang dilakoni Roesdi, dia juga berjualan tembakau sebagai usaha sampingan. Dari usaha inilah Roesdi bertemu dengan Nasilah, perempuan pemilik warung tembakau yang sering didatangi Roesdi dan kawan-kawan kusirnya.

Keduanya saling jatuh cinta dan kemudian menikah. Lalu, Roesdi mengganti namanya dengan nama Jawa Nitisemito. Meski begitu, ada versi sejarah lain yang mengatakan bahwa penggantian nama ini dilakukan pada umur 17 tahun sebelum keduanya menikah.

Ikhwal Mula Karir Nitisemito

Perjalanan Nitisemito dalam menjual rokok kretek nggak mudah. Awalnya, dia dan sang istri menitipkan pengerjaan rokok ke sejumlah pengrajin di kampung-kampung. Namun, karena kualitas rokok yang dibuat kurang baik, mereka memutuskan untuk membangun pabrik sendiri di Jati, Kudus.

Sisa-sisa nampan enamel keluaran Perusahaan Rokok Tjap Bal Tiga, Nitisemito(. Twitter @Jeger_Galaxy)

Di masa kejayaannya, rata-rata produksi harian pabrik rokok kretek Nitisemito mencapai 8 juta batang. Selain itu, industri produksi rokok dengan jenama Tjap Bal Tiga itu mampu menyerap 10 ribu buruh pada 1834. Jumlah yang sangat luar biasa di masa itu.

Meski buta huruf, Nitisemito menjalankan bisnisnya dengan cara yang modern. Salah satu ide teruniknya adalah dengan menyewa pesawat terbang berjenis Fokker seharga 150-250 Gulden untuk menyebar pamflet promosi produknya di sekitar Jawa Barat dan Jakarta.

Nggak sampai situ, Nitisemito juga aktif dalam pameran perniagaan di pelbagai daerah. Dalam pameran tersebut, Nitisemito memberikan hadiah lotere bagai orang-orang yang membeli rokok Tjap Bal Tiga. Hadiahnya sepeda, kendaraan mewah pada zaman tersebut.

Keruntuhan Sang Taipan Kretek

Kesuksesan bisnisnya membuat Nitisemito mendapatkan koneksi berskala nasional. Dia sampai mengenal Soekarno, tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia yang sangat populer di masanya. Bahkan, Sri Susuhan Pakubuwana X datang menyambanginya pada 1936. Nitisemo sampai ikut mendukung kaum pergerakan nasional dengan menyediakan tempat-tempat rahasia bagi mereka mengadakan pertemuan merencanakan kemerdekaan.

Sayangnya, saat dunia mengalami depresi ekonomi, industri kretek Nitisemoto ikut terkena dampaknya. Pemerintah kolonial Hindia Belanda meminta pajak ke bisnisnya dengan nilai fantastis, 350 ribu Gulden. Dia bahkan dituding menggelapkan pajak senilai 160 ribu Gulden.

Sejumlah harian seperti koran Nieuwsblad voor Sumatra pada 27 November 1939 memberitakan bahwa perusahaan Nitisemito berutang pajak sebesar 75 ribu Gulden. Untungnya, perusahaan Nitisemito nggak sampai gulung tikar demi membayar pajak ini meski mereka harus mencicilnya sampai lunas.

Rumah kembar Nitisemito, saksi awal mula industri rokok kretek di Kudus. (Twitter @efenerr)

Nggak lama kemudian, Perang Dunia II pecah dan rokok kretek Nitisemoto semakin merana. Kala itu, Indonesia diduduki oleh Jepang. Bisnisnya pun nggak bisa leluasa beroperasi. Ditambah dengan usianya yang sudah tua, Nitisemoto pun hanya bisa berdiam di rumahnya.

Menantunya, Kasmani, yang semula jadi manajer kepercayaannya, justru meninggal terlebih dahulu usai dituduh mengorupsi pajak perusahaan. Sementara itu, putranya, Sumadji, justru lebih aktif di politik dengan Partai Masyumi. Barulah pada 1950 usai Belanda benar-benar angkat kaki dari Tanah Air, bisnis kretek Nitisemoto bisa kembali bangkit.

Sayangnya, rokok Tjap Bal Tiga mulai kalah pamor dari pesaing-pesaingnya. Rokok ini pun ikut tutup usia setelah Nitisemoto meninggal pada 7 Maret 1953.

Kini, rumah peninggalan Nitisemoto di Jalan Sunan Kudus, Desa Demangan, Kecamatan Kota, Kudus dinamai Omah Kembar. Rumah inilah yang jadi saksi bisu kesuksesan sang taipan di Kota Kretek. (Sol/Tir/Cnb/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: