BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 4 Jul 2022 09:49

Cerita Perjuangan Isa Ansori Selamatkan 78 Mata Air di Pemalang

Isa Ansori dan rekan-rekannya menanam pohon di sumber mata air di Pemalang. (Jatengprov)

Prihatin melihat warga desa kekurangan air bersih saat musim kemarau pada pertengahan 1990-an, Isa Ansori bergerilya memasuki hutan dan perbukitan demi menyelamatkan 78 mata air. Dia pun diganjar Kalpataru berkat aksinya melindungi alam.

Inibaru.id – Isa Ansori bukan sembarang orang. Laki-laki 58 tahun ini mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah karena mampu menyelamatkan 78 mata air di Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Berkat puluhan mata air tersebut, setidaknya warga tiga desa nggak kekurangan air bersih.

Isa mulai melakukan aksinya menyelamatkan sumber air semenjak melihat hutan di Pemalang Selatan, wilayah tempatnya tinggal semakin tergerus sejak pertengahan 1990-an. Memang, lahan bekas hutan bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Namun, warga sempat mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau.

Prihatin dengan kondisi ini, Isa bergerilya memasuki hutan dan perbukitan. Tujuannya hanya satu; mencari sumber air bersih.

“Saat itu, sekitar 80 persen warga beli air. Mulai 1990 itu intensif melakukan penyelematan sumber mata air sampai sekarang,” jelas Isa, Jumat (1/7/2022).

Tatkala sudah menemukan titik mata air, dia pun langsung memberikan tanda. Setelah itu dia menanam sejumlah pohon yang bisa menyerap air dalam jumlah banyak di sekitar mata air tersebut seperti pohon beringin serta pohon karet kebo.

Isa Ansori saat berada di dekat sebuah sumber mata air. (Jatengprov)

“Pohon karet kebo, untuk serapan air ketika musim hujan sangat tinggi. Satu batang kecil (mampu menyerap) 20 liter sampai 60 liter. Kalau besar (mampu menyerap) 200 bahkan ribuan liter. Tujuannya kalau ada serapan air begini nantinya musim kemarau dia akan melepas air, sehingga musim kemarau sumber mata air masih akan terjaga,” ungkapnya.

Dari total 160 titik mata air yang ada di Kecamatan Belik, 78 sudah dia ‘selamatkan’ dengan tanaman-tanaman tersebut. Warga tiga desa, yaitu Belik, Beluk, dan Mendelem pun merasakan betul manfaatnya. Mereka nggak lagi mengalami masalah kekeringan saat musim kemarau.

Kini, Isa nggak lagi berjuang seorang diri menyelamatkan mata air. Dia sudah memiliki Komunitas Pecinta Alam Shabawana yang beranggotakan warga sekitar, kelompok tani hutan, dan relawan. Mereka sering melakukan penanaman pohon ke area yang dianggap sebagai sumber air bersih di Pemalang.

Perjuangannya juga diganjar penghargaan Kalpataru oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia dianggap sebagai perintis, pengabdi, penyelamat, dan pembina lingkungan hidup tahun 2022, Millens.

Di tempatmu, apakah juga ada sumber mata air yang kondisinya kurang baik? Kalau iya, yuk rawat kondisinya agar debit airnya selalu melimpah. Ingat, BBC pernah mengungkap hasil penelitian kalau pada 2040 nanti Jawa bakal kekurangan air bersih, lo! (Jatprov, Sol/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024