BerandaIndo Hayati
Jumat, 8 Feb 2018 08:28

Senarai Fauna Identitas Daerah di Jawa Tengah: Kijang, Si Gesit dari Lasem, Rembang

Kijang (Muntiacus muntjak) (Wikimedia)

Merupakan satwa khas Nusantara, kijang di Kabupaten Rembang dijadikan fauna identitas daerah. Ini lantaran hewan termasuk tersebut satwa khas yang mendiami hutan Gunung Argopuro di kabupaten tersebut.

Inibaru.id –  Kalau identitas flora Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu buah kawista, maka maskot faunanya adalah kijang atau menjangan (Muntiacus muntjak). Satwa itu dijumpai di kawasan hutan lindung Gunung Lasem atau Gunung Argopuro.

Gunung berada di bagian tengah Kabupaten Rembang membujur dari pegunungan Kapur Utara di bagian selatan hingga ke pesisir pantai utara. Gunung dengan ketinggian 806 mdpl ini sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Lasem, dan meliputi beberapa kecamatan yaitu Sluke, Kragan, Sedan, Pamotan, dan Pancur.

Sebagai kawasan hutan lindung, di situ terdapat beberapa satwa yang semakin langka, antara lain kijang, elang hitam, dan burung belibis. Khusus untuk kijang, satwa itu dijadikan maskot daerahsampai-sampai PSIR, klub sepak bola Rembang, selain berjulukan Laskar Dampo Awang juga sering disebut Kijang Lasem.

Di pegunungan lasem ini, seperti ditulis blog shoopfathulaziz.blogspot.sg, sering dijumpai kijang yang sedang berkeliaran. Mereka satwa sangat gesit ketika menghindari manusia sehingga sangat sulit dipegang.

Oya Millens, meskipun jadi maskot Rembang, kijang ini juga ditemukan di beberapa tempat di Nusantara. Maklum, sepertidikutip dari laman alamendah.org, kijang merupakan salah satu rusa asli Indonesia. Kijang merupakan salah satu dari empat jenis rusa yang dimiliki Indonesia selain rusa bawean, rusa timor, dan rusa sambar. Khusus di Indonesia, kijang dapat ditemukan mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali hingga Lombok.

Baca juga:
Senarai Flora Identitas Daerah di Jawa Tengah: Kawista, Maskot Rembang yang Berpeluang Diekspor
Ketika Setiap Daerah Butuh Maskot Flora dan Fauna

Jenis rusa yang asli Indonesia ini, bersama anggota genus Muntiacus lainnya, dipercaya sebagai jenis rusa tertua. Kijang berasal dari Dunia Lama dan telah ada sejak 15-35 juta tahun yang silam.

Yang menarik, kijang ini memiliki banyak subspesies. Sedikitnya ada15 subspesies kijang (Indian Muntjac) di seluruh dunia. Ke-15 subspesies itu antara lain Muntiacus muntjak annamensis (Indochina), Muntiacus muntjak aureus (Semenanjung India), Muntiacus muntjak bancanus (Kepulauan Bangka), Muntiacus muntjak curvostylis (Thailand), Muntiacus muntjak grandicornis (Burma/Myanmar), Muntiacus muntjak malabaricus (India Selatan dan Srilanka), Muntiacus muntjak montanus (Sumatera), Muntiacus muntjak muntjak (Jawa dan Sumatra bagian selatan), Muntiacus muntjak nainggolani (Bali dan Lombok), Muntiacus muntjak nigripes (Vietnam), Muntiacus muntjak peninsulae (Malaysia), Muntiacus muntjak pleicharicus (Kalimantan), Muntiacus muntjak robinsoni (Pulau Bintan dan Kepulauan Lingga), Muntiacus muntjak rubidus (Kalimantan), dan Muntiacus muntjak vaginalis (Burma dan Tiongkok).

Ciri Fisik dan Perilaku

Kijang atau menjangan mempunyai tubuh berukuran sedang, dengan panjang tubuh termasuk kepala sekitar 89-135 cm. Ekornya sepanjang 12-23 cm sedangkan tinggi bahu sekitar 40-65 cm, dengan berat mencapai 35 kg. Rata-rata umur kijang bisa mencapai 16 tahun.

Mantel rambut kijang pendek, rapat, lembut dan licin. Warna bulunya bervariasi dari cokelat gelap hingga cokelat terang. Pada punggung kijang terdapat garis kehitaman. Daerah perut sampai kerongkongan berwarna putih. Adapun daerah kerongkongan warnanya bervariasi dari putih sampai cokelat muda.

Kijang jantan mempunyai ranggah (tanduk) yang pendek, tidak melebihi setengah dari panjang kepala dan bercabang dua serta gigi taring yang keluar.

Kijang atau menjangan (Muntiacus muntjak) merupakan binatang soliter. Kijang jantan menandai wilayahnya dengan menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang terdapat di kepala mereka di tanah dan pepohonan. Selain itu kijang jantan juga menggoreskan kuku ke tanah atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai penanda kawasan.

Jenis rusa asli Indonesia ini biasanya aktif pada malam hari meskipun sering kali tetap melakukan aktivitas di siang hari. Makanan utamanya adalah daun-daun muda, rumput, buah, dan akar tanaman.

Kijang merupakan binatang poligami. Jenis rusa ini tidak memiliki musim kawin tertentu sehingga perkawinan terjadi sepanjang tahun. Kijang betina dapat melahirkan sepanjang tahun dengan usia kehamilan berkisar 6-7 bulan. Dalam sekali masa kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor anak.

Persebaran dan Konservasi

Kijang tersebar di berbagai negara meliputi Brunei Darussalam, Tiongkok (Hainan, Sichuan, Yunnan), Indonesia, Malaysia, Thailand, Burma, dan Singapura. Di Indonesia, kijang dapat ditemukan di Sumatera, Bangka, Belitung, Kepulauan Riau, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.

Binatang asli Indonesia ini menyukai habitat hutan tropika yang memiliki aneka vegetasi, padang rumput, sabana, hutan meranggas. Kijang juga dapat mendiami hutan sekunder, daerah di tepi hutan, dan tepi perkebunan. Binatang ini mampu hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 3.000 meter dpl.

Baca juga:
Pesolek Itu Jadi Maskot Fauna Jawa Tengah
Flora Jawa Tengah Ini Penuh Mitos Seram

Meskipun termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999, populasi kijang dianggap belum terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, kijang dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” sejak 1996.

Meski belum termasuk “terancam kepunahan”, perburuan kijang secara tetap perlu ditindak. Sepakat? (EBC/SA)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Artiodactyla

Sub-ordo: Ruminantia

Famili: Cervidae

Subfamili: muntiacinae

Genus: Muntiacus

Spesies: Muntiacus muntjak

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: