BerandaIndo Hayati
Minggu, 24 Feb 2018 07:35

Mengenal Lebih Dekat Terung Belanda, Buah Khas Pegunungan

Terung Belanda (tegas.co)

Terung yang selama ini kamu kenal biasanya diolah menjadi sayur. Tapi ada juga lo terung yang enak buat dijadikan minuman segar. Apa itu? Namanya terung belanda.

Inibaru.id – Pernah makan terung? Pasti kebanyakan orang pernah makan sayur terung. Tapi jika ditanya pernah minum terung? Sepertinya hanya sedikit orang yang pernah mencicipi minuman segar dari terung.

Ya, terung belanda menjadi jenis terung yang lebih banyak dikonsumsi sebagai buah. Buahnya yang terasa asam semakin nikmat setelah diolah menjadi minuman segar seperti jus dan sirup.

Memiliki nama latin Solanum betaceaum, terung belanda merupakan salah satu tanaman perdu famili Solanaceae. Terung belanda ini juga dikenal dengan nama tamarillo yang diadopsi dari New Zealand dan dijadikan nama yang digunakan dalam standar industri perdagangan. Sedangkankan di Indonesia, terung belanda dikenal juga dengan nama lain misalnya tuwung kayu atau terung kayu (Bali), atau kemar (Wonosobo).

Karakteristik

Mengutip kompasiana.com (26/5/2015), tanaman terung belanda berupa perdu yang rapuh. Tingginya biasanya sekitar 2-3 meter. Memiliki pangkal batang yang pendek dengan percabangan yang lebat. Terung belanda memiliki tipe daun tunggal, berselang-seling, berbulu halus, berbentuk bulat telur sampai bentuk jantung berwarna hijau.

Baca juga:
Lestarikan Elang Brontok!
Senarai Flora Identitas Daerah di Jawa Tengah: Pohon Salam, Maskot Bumi Sukowati

Daun yang hijau ini akan mudah sekali dirusak oleh terpaan angin yang kencang. Untuk ukuran daunnya 10 – 35 cm x 4 – 20 cm, pinggiran (margo) rata, tulang daun menonjol, berujung lancip dan pendek. Biasanya daun-daun itu berada hampir di ujung pucuk dan memiliki aroma khas seperti bau lembu kutub. Lalu untuk tangkai daunnya memiliki panjang sekitar 7 – 10 cm.

Bunganya berdiameter sekitar 1 cm. Warnanya pink sampai biru muda dan berada di ketiak daun pada ujung cabang batang serta biasanya berkelompok. Tanaman ini juga memiliki tangkai panjang, satu dengan lainnya tumbuh sendirian atau ada yang berkelompok sebanyak 3-12.

Terung belanda berupa tipe buah buni yang berbentuk seperti telur dengan ukuran panjang antara 5-6 cm dan lebarnya di atas 5 cm. Buahnya bergelantung, bertangkai panjang, dan kelopaknya nggak rontok. Memiliki kulit buah yang tipis dan licin, warna kulitnya ada yang ungu gelap, merah darah, oranye atau kuning dan ada yang masih memiliki garis memanjang yang nggak jelas. Terung belanda yang masih mentah berwarna hijau agak abu-abu. Namun bila sudah matang, warna ini akan berubah menjadi merah kecokelatan.

Di dalam buah ini terdapat daging buah yang tebal berwarna kekuningan dibungkus oleh selaput tipis yang mudah dikelupas. Rasa buah ini  agak asam sampai manis, teksturnya seperti buah plum dengan kandungan gizi yang relatif tinggi karena banyak mengandung vitamin A, C, dan serat. Warnanya kehitam-hitaman sampai kekuning-kuningan. Lalu untuk bijinya berbentuk bulat pipih, tipis dan keras, lebih besar daripada biji tomat dengan warna cokelat muda sampai hitam.

Habitat

Perlu kamu tahu, terung belanda ini aslinya berasal dari Peru. Namun kini sudah dikembangkan di Indonesia seperti di daerah Bali, Jawa Barat dan Tanah Karo Sumatra Utara. Di Indonesia terung ini mungkin pertama kali dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh orang Belanda pada waktu itu sehingga dikenal dengan nama terung belanda.

Terung belanda ini dapat hidup baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1000 hingga 2000 mdpl dengan suhu 20 hingga 27 derajat celcius. Karena itu tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, daerah Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah menjadi salah satu tempat pembudidayaan terung belanda.

Oya, pada dataran rendah, pohon terung belanda nggak mampu berbunga, sedangkan pada daerah sejuk dapat mendorong pembungaan. Tanaman ini berbuah matang pada musim dingin di daerah subtropis, dan jika ditanam di daerah tropis buah matang setelah udara dingin.

Selain itu, terung belanda tumbuh baik di daerah yang memiliki drainase baik, kandungan organik, dan kelembapan sedang. Tanaman ini nggak tahan terhadap genangan air walau hanya untuk satu sampai dua hari. Berakar dangkal, karenanya tanaman ini mudah roboh. Cabang-cabangnya yang rapuh juga mudah sekali patah jika sedang berbuah lebat.

Lalu, bagaimana cara menanamnya?

Baca juga:
The Miracle Tree Bernama Daun Kelor
Senarai Flora Identitas Daerah di Jawa Tengah: Kawista, Maskot Rembang yang Berpeluang Diekspor

Nah, jika kamu ingin menanam terung belanda, melansir Wikipedia, kamu bisa menanamnya melalui biji dan bisa juga memakai setek atau tunas kecambah. Tapi perlu kamu tahu, bila memakai biji tanamanya akan berbuah dalam usia 2 tahun, dan mati dalam usia 5-6 tahun. Kalau ingin berusia lebih panjang, kamu sebaiknya menanam dengan cara penempelan pada spesies lain, daripada pengembangbiakan dengan jalan menempelkan pada spesies yang sama.

Tertarik untuk menanamnya? Kamu bisa memilih di antara dua jenis terung belanda, yakni yang berbuah merah dan kuning. Yang sering ditanam orang biasanya yang buahnya berwarna merah. Eh, tapi sebelumnya pastikan dulu jika lahan yang mau kamu tanam berada di daerah pegunungan ya. (ALE/SA)

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Klass : Dicotyledonae

Subklass : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum betaceaum

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024