BerandaIndo Hayati
Jumat, 1 Mar 2018 11:31

Buah Lahung, Kembaran Durian yang Semakin Langka

Buah Lahung, Kembaran Durian yang Semakin Langka

Buah lahung. (Kabartravel.com)

Buah lahung kerap disebut sebagai durian lahung karena kemiripannya dengan buah beraroma khas itu. Tapi, kedua buah ini punya sederet perbedaan ciri-ciri, lo. Apa saja?

Inibaru.id – Buah durian merupakan jenis buah yang nggak asing kita dengar. Lalu, bagaimana dengan buah lahung? Millens perlu tahu nih, buah lahung mirip durian, lo! Bedanya, kulit dan duri yang dimiliki buah lahung berwarna merah dan berbau tajam. Durinya juga lebih tajam dan lancip.

Mengutip pasberita.com (8/1/2018), buah lahung adalah salah satu buah endemik dari hutan Kalimantan. Buah ini banyak tersebar di sana hingga ke Sabah, Malaysia. Habitat asli pohon lahung adalah di kawasan hutan pedalaman yang memiliki tanah liat dan berpasir dengan ketinggian tempat 20-800 m di atas permukaan air laut. Jika ditanam di tempat yang lebih tinggi, pohon lahung dapat mengalami penurunan kualitas.

Nah, agar bisa tumbuh dengan baik, kondisi yang sesuai untuk pohon lahung adalah iklim daerah tropis basah dengan curah hujan ideal lebih dari 2.000 mm per tahun.

Tetapi, masyarakat mengenal buah ini dengan nama yang berbeda-beda. Masyarakat Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur menyebutnya durian lahung, sementara masyarakat Kalimantan Barat mengenalnya sebagai buah tembranang.

Baca juga:
Mengenal Lebih Dekat Terung Belanda, Buah Khas Pegunungan
Lestarikan Elang Brontok!

Nah, untuk menikmati buah lahung, kamu nggak mengupasnya dengan cara yang sama ketika mengupas durian. Buah lahung perlu dipenggal secara melintang. Jika sudah terbuka, isi buah berwarna kekuningan akan terlihat. Dilengkapi dengan aroma khas yang  menguar dari buah, lahung ini benar-benar menggoda selera. Daging buah lahung ini tebal, lembek, halus, dan berlemak.

Meskipun disebut mirip durian, rasa buahnya berbeda, lo. Buah lahung memiliki kelezatan khas tersendiri. Rasanya serupa dengan karamel dengan aroma tajam. Selain dimakan langsung, buah lahung juga digunakan sebagai bahan adonan kue, campuran kolak, dan menu lainnya.

Benarlah bahwa sebagian orang memang nggak suka akan rasa buah yang agak hambar dan aroma buah lahung ini. Karena itu, harganya lebih murah dari harga buah durian karatongan.

Semakin Langka

Kita patut was-was, nih. Masyarakat Kalimantan Tengah menyebut bahwa buah ini semakin susah untuk didapatkan. Ini dipengaruhi oleh usia pepohonan yang sudah mencapai ratusan tahun sehingga ukuran batang pohon menjadi sangat besar hingga mencapai diameter 1 sampai 2 meter. Akibatnya, banyak penebang liar yang menjual pohon lahung ke perusahaan kayu dan industri-industri. Kelangkaan buah lahung menyebabkan eksistensinya berada di ambang kepunahan.

Padahal, buah lahung ini berpotensi untuk disilangkan dengan jenis durian lainnya agar menghasilkan kultivar unggul, seperti dikutip dari laman sumber.com. Apalagi, penampilan buah lahung menarik dan unik sehingga peluang adanya kultivar baru semakin besar.

Baca juga:
Senarai Fauna Identitas Daerah di Jawa Tengah: Burung Branjangan, Maskot Sragen yang Kicauannya Digandrungi
The Miracle Tree Bernama Daun Kelor

Duh, sedih ya, Millens. Kalau lahannya sesuai, barangkali kamu ingin menanam pohon lahung ini. Untuk membudidayakan pohon lahung, kamu perlu biji segar dan tua, tapi tidak boleh kisut dan tidak terserang penyakit. Keringkan biji tersebut tanpa terkena sinar matahari langsung selama 2-3 minggu. Setelah itu, kamu bisa menanam biji di tanah. (AYU/SA)

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae

Genus: Durio

Spesies: Durio dulcis

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025