BerandaHits
Sabtu, 31 Mar 2023 09:00

WHO: Vaksin Covid-19 untuk Anak Nggak Diperlukan Lagi

Anak-anak dan remaja sehat berusia 6 bulan hingga 17 tahun yang sehat boleh nggak melakukan vaksin penguat atau booster. (Jatengprov)

Ketimbang fokus melakukan vaksinasi Covid-19, menurut WHO kelompok anak lebih baik memprioritaskan vaksin lain yang lebih esensial seperti rotavirus, campak, polio, dan pneumokokus yang memiliki dampak lebih besar.

Inibaru.id - Salah satu pencegahan infeksi Covid-19 adalah dengan vaksinasi. Beberapa waktu lalu, Pemerintah mengimbau masyarakat untuk nggak melewatkan program vaksinasi yang diselenggarakan secara gratis.

Program vaksinasi kala itu ditujukan hampir kepada semua lapisan masyarakat, terutama bagi tenaga kesehatan, para orang tua, dan anak-anak.

Vaksin Covid-19 dirancang untuk mencegah orang terinfeksi virus corona dan mengurangi risiko sakit parah bahkan kematian akibat penyakit tersebut. Dalam uji coba klinis, vaksin Covid-19 terbukti efektif mencegah infeksi, mengurangi tingkat keparahan, dan mengurangi risiko kematian.

Nah, karena sekarang pandemi Covid-19 di seluruh dunia berangsur-angsur mereda, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa anak-anak dan remaja yang sehat mungkin nggak perlu mendapat vaksin Covid-19.

Sementara orang-orang lanjut usia dan kelompok berisiko tetap harus mendapatkan dosis penguat (booster) tambahan 6-12 bulan setelah suntikan dosis terakhir mereka.

Pembaruan rekomendasi vaksinasi Covid-19 tersebut dirilis WHO pada Selasa (29/3/2023) usai pertemuan Kelompok Penasihat Strategis Pakar Imunisasi (SAGE) WHO pada 20-23 Maret 2023.

"Negara-negara harus mempertimbangkan konteks spesifik mereka dalam memutuskan apakah akan terus memvaksinasi kelompok berisiko rendah, seperti anak-anak dan remaja yang sehat, tetapi tidak mengorbankan vaksinasi rutin yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kelompok usia ini," kata Ketua SAGE Dr Hanna Nohyek.

Prioritas Vaksin Menurut WHO

Ilustrasi: Kelompok prioritas tinggi untuk vaksin adalah orang lanjut usia, orang dewasa, orang dengan kondisi gangguan kekebalan (termasuk anak-anak berusia 6 bulan ke atas), orang hamil, dan petugas kesehatan di garis depan. (Antara/Yulius Satria Wijaya)

WHO merevisi peta jalan prioritas penggunaan vaksin Covid-19 guna menunjukkan dampak strain atau mutasi Omicron dan kekebalan tingkat populasi yang tinggi akibat infeksi dan vaksinasi. Peta jalan tersebut menguraikan tiga kelompok penggunaan prioritas untuk vaksinasi Covid-19, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Kelompok prioritas tinggi termasuk orang lanjut usia, orang dewasa, orang dengan kondisi gangguan kekebalan (termasuk anak-anak berusia 6 bulan ke atas), orang hamil, dan petugas kesehatan di garis depan. Untuk kelompok tersebut, merekomendasikan penguat tambahan 6-12 bulan setelah dosis terakhir.

Kelompok prioritas menengah meliputi orang dewasa yang sehat, biasanya di bawah usia 50-60 tahun. Mereka dianjurkan untuk mendapat suntikan primer dan dosis penguat pertama.

"Meskipun penguat tambahan aman untuk kelompok ini, tidak secara rutin," kata SAGE. Hal itu dikarenakan hasil pemberian penguat tambahan terhadap kesehatan anggota masyarakat dari kelompok tersebut relatif rendah.

Kelompok ketiga adalah kelompok prioritas rendah, yang mencakup anak-anak dan remaja sehat berusia 6 bulan hingga 17 tahun. WHO mengatakan, untuk kelompok ini, vaksin esensial seperti rotavirus, campak, polio, dan pneumokokus lebih penting karen memiliki dampak yang lebih besar.

Mengingat risiko penyakit yang rendah, negara-negara yang mempertimbangkan vaksinasi pada kelompok usia ini didesak untuk mendasarkan keputusan mereka pada faktor-faktor kontekstual seperti beban penyakit, efektivitas biaya, dan prioritas kesehatan.

Nah, setelah mengetahui rekomendasi dari WHO ini, keputusan soal vaksin atau nggak tergantung dengan dirimu sendiri ya, Millens. Jika tubuhmu sehat, boleh nggak vaksin booster. Tapi, jika merasa dirimu rentan terinfeksi Covid-19, maka lakukan vaksin penguat. (Siti Khatijah/E07)

Artikel ini telah dimuat di Media Indonesia dengan judul WHO: Anak dan Remaja yang Sehat Tidak Perlu Vaksin Covid-19.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024