BerandaHits
Senin, 3 Mar 2024 15:44

Uniknya Tradisi Nyadran Seribu Ingkung di Gunungkidul, Yogyakarta

Tradisi Nyadran Seribu Ingkung di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Fakta9/Danar)

Lebih dari sekadar melibatkan seribu ingkung (daging ayam utuh), tradisi ini juga mengutamakan kebersamaan. Seperti apa sih jalannya Tradisi Nyadran Seribu Ingkung di Gunungkidul, Yogyakarta?

Inibaru.id – Di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tradisi nyadran untuk menyambut datangnya bulan Ramadan digelar dengan meriah. Nah, khusus di Padukuhan Blarangan, Kalurahan Sidorejo, tradisinya lain dari yang lain. Soalnya, yang digelar adalah Tradisi Nyadran Seribu Ingkung, Millens.

Ingkung adalah istilah Bahasa Jawa untuk olahan daging ayam utuh. Nah, karena di tradisi ini yang diolah dengan bumbu gurih adalah seribu ingkung, bisa dibayangkan kan sebanyak apa daging ayam yang dilibatkan?

Tradisi ini digelar pada Senin (26/2/2024) lalu di Petilasan Raden Mas Tumenggung Djojo Dikromo Secuco Liduro. Sejak pagi, warga sudah berkumpul di petilasan sembari membawa tempat nasi beralaskan daun pisang isinya adalah nasi dan lauk-pauk serta ayam ingkung. Yang menarik, nggak hanya warga beragama Islam yang ikut serta mengikuti acara ini, warga pemeluk agama lain juga turut hadir, lo.

Saat tokoh masyarakat memulai acara dengan doa bersama, semua warga tampak khidmat menjalankannya sesuai kepercayaan masing-masing. Setelah itu, panitia lalu membagi-bagikan kantong plastik berwarna putih yang kemudian dipakai warga yang membawa makanan.

Warga kemudian memasukkan sebagian makanan yang mereka bawa ke dalam plastik tersebut. Lalu, plastik-plastik yang sudah berisi tersebut dibagi-bagikan ke pengunjung yang nggak membawa makanan. Yap, kebersamaan memang jadi hal yang diutamakan dalam tradisi ini.

Warga membawa makanan untuk memeriahkan tradisi ini. (Gugat.id)

“Nyadran kami gelar setiap tanggal 15 Ruwah (Syakban) setiap tahun. Yang hadir nggak hanya dari Padukuhan Blarangan. Ada yang bahkan datang dari luar kota untuk memeriahkan,” ujar Lurah Sidorejo Sidik Nur Syafe’I sebagaimana dilansir dari Kompas, Senin (26/2/2024).

Alasan mengapa begitu banyak ingkung yang dilibatkan adalah agar masyarakat bisa bersyukur dan berbagi dengan warga-warga lain. Apalagi, tradisi ini selalu digelar selama ratusan tahun sehingga layak untuk dilengkapi dengan penganan yang berkualitas.

“Masyarakat tetap antuasias untuk nguri-uri tradisi ini. Meski sekarang sedang krisis pangan dan keuangan, apalagi harga beras juga melambung, warga percaya kala bersedekah nggak bikin rugi, malah melancarkan rezeki. Selain itu, tradisi ini juga bisa mempersatukan warga,” lanjut Sidik.

Banyak warga dari daerah lain yang datang hanya karena pengin melihat tradisi unik ini pun jadi bahagia karena mendapatkan makanan gratis. Bagi mereka, makanan ini adalah simbol berkah dan kerukunan.

“Saya ke sini niatnya hanya pengin melihat kemeriahan tradisi. Ternyata malah dikasih nasi dan potongan ingkung ayam,” ungkap salah seorang warga dari Wonosari, Pandu sembari tersenyum senang karena diberi makanan.

Yap, Tradisi Nyadran Seribu Ingkung ini memang layak untuk terus lestari ya, Millens. Semoga kita bisa terus melihat tradisi ini digelar di tahun-tahun berikutnya! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: