BerandaHits
Kamis, 19 Jun 2019 13:27

Mengapa Suhu pada Malam Hari Saat Musim Kemarau Lebih Dingin?

Suhu udara lebih dingin saat malam hari. (Pixabay)

Memasuki musim kemarau, suhu pada malam hari biasanya lebih dingin. Hal ini dirasakan beberapa hari terakhir. Apa alasannya ya?

Inibaru.id - Beberapa hari terakhir suhu udara di malam hari terasa dingin. Bahkan pada Senin (17/6/2019), rerumputan di kawasan dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah membeku. Padahal, saat ini Indonesia khususnya Pulau Jawa baru memasuki musim kemarau.

Hal ini rupanya lazim terjadi, Millens. Cuaca di siang hari memang terasa sangat terik. Ini karena intensitas awan dan hujan berkurang sehingga Bumi menjadi lebih kering. Namun, kondisi itu memicu menipisnya kandungan air di dalam tanah. Nah, sedikitnya kandungan air itu mengakibatkan jumlah uap di udara berkurang.

“Tanpa serapan awan di atmosfer karena jumlah awan berkurang, maka pada siang hari cuaca akan terasa lebih terik,” ungkap Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal seperti ditulis laman Viva (8/8/2018).

Saat malam hari, panas yang disimpan di permukaan bumi akan dikembalikan ke atmosfer secara maksimum tanpa pantulan awan.

"Panas permukaan daratan terbuang cepat dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara permukaan pada puncak musim kemarau menjadi lebih dingin," jelas Herizal.

Dipicu Moonson Dingin Australia

Selain itu, suhu dingin juga disebabkan Moonson Dingin Australia yang berlangsung dari bulan Juni hingga September mendatang. Laman Detik, Rabu (19/6/2019) menulis, saat ini Benua Australia sedang mengalami musim dingin. Tekanan udara di Australia yang cukup tinggi menyebabkan terbentuknya antisiklon di daerah tersebut serta massa udara yang bersifat dingin dan kering.

Sementara itu, wilayah Asia mengalami musim panas. Beberapa daerah juga bertekanan rendah sehingga memicu terbentuknya siklon.

“Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia dan rendah di Asia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia ke Asia dengan membawa udara dingin dan kering melewati Indonesia. Hal itu yang disebut istilah Monsoon Dingin Australia,” terang Kepala BMKG Cilacap Taruna Mona Rachman.

Untuk mengantisipasi hal itu, jangan lupa gunakan tabir surya saat siang dan pakaian hangat di malam hari ya, Millens. (IB18/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024