BerandaHits
Jumat, 21 Jul 2022 21:42

Tangkal Hoaks, Bawaslu: Literasi Digital di Tahun Politik Perlu Diperkuat

Kegiatan Webinar Pojok Pengawasan bertajuk “Penguatan Literasi Digital di Tahun Politik, Tantangan dan Solusinya”. (Dok. Istimewa)

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Semarang menyelenggarakan kegiatan Webinar Pojok Pengawasan bertajuk “Penguatan Literasi Digital di Tahun Politik, Tantangan dan Solusinya”.

Inibaru.id - Kegiatan webinar yang diadakan pada Kamis, 21/7/2022 tersebut diselenggarakan secara hibrid di kantor Bawaslu Kabupaten Semarang serta melalui aplikasi Zoom meeting yang disiarkan langsung di akun resmi Youtube Bawaslu Kabupaten Semarang.

Sejumlah narasumber dihadirkan dalam acara tersebut, di antaranya adalah Muhammad Rofiuddin anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Noni Arnee Praktisi Literasi Media, serta Vega Lazuardi Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo Kabupaten Semarang.

Seperti yang kita tahu, mendekati Pemilu 2024 biasanya sudah mulai banyak nih informasi yang beredar baik lewat media sosial maupun media cetak. Pentingnya literasi digital khususnya bagi kalangan milenial diperlukan guna menangkal ataupun menekan berita-berita hoaks, SARA, ataupun ujaran kebencian.

M. Talkhis Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar dalam merawat NKRI agar tidak terjadi perpecahan yang diakibatkan oleh hoaks dan ujaran kebencian, khususnya di wilayah Kabupaten Semarang. Nggak cuma itu, kegiatan tersebut diharapkan dapat mengedukasi generasi milenial agar bijak dalam bermedsos.

Yap, dampak buruk dari lemahnya literasi digital yakni mudah menerima dan menyebarkan informasi yang tidak tepat alias hoaks, SARA, serta ujaran kebencian. Itu sebabnya menurut Vega Lazuardi Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo Kabupaten Semarang, berperang melawan hoaks jadi langkah dan tugas pertama yang perlu dilakukan.

“Tugas pertama kita adalah perang melawan hoaks atau misinformasi serta disinformasi yang dibuat-buat seolah-olah benar adanya sehingga bisa menimbulkan salah persepsi,” ujar Vega.

Disisi lain, Praktisi Literasi Media Noni Arnee menjelaskan, informasi mengenai politik menarik bagi masyarakat. Itu sebabnya, berita politik ada di hampir semua platform media massa dan disebarluaskan di media digital. Informasi mengenai Pemilu masih jadi titik fokus beredarnya ujaran kebencian.

Untuk itu kemampuan literasi digital sangat diperlukan untuk memahami dan menggunakan sumber informasi berbasis teknologi internet. Menurut Noni, biasa ia disapa, kompetensi yang harus dimiliki untuk mengetahui berita yaitu digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital security.

“Tidak hanya harus cakap menggunakan perangkat digital tapi juga butuh berpikir kritis dalam menyerap informasi sehingga dapat meningkatkan peran kolaboratif menekan munculnya misinformasi, disinformasi dan malinformasi,” jelas perempuan yang aktif sebagai jurnalis itu.

Kemampuan literasi digital sangat diperlukan untuk memahami dan menggunakan sumber informasi berbasis teknologi internet. (Dok. Istimewa)

Menurutnya dengan pembelajaran pemilu 2014 dan 2019, publik dapat melihat pola informasi yang muncul baik pra pemilu, pelaksanaan dan pasca pemilu. Tren konten yang bermuatan ideologi dan SARA, atau narasi negatif biasanya akan memuncak dan masif jelang pelaksanaan pemilu.

“Pelaksanaan pemilu di era digital rentan dengan manipulasi melalui media digital. Coba belajar mengindentifikasi isi atau konten informasi yang kita terima, kira-kira apa tujuan dan apa dampaknya jika informasi itu kita produksi, akses dan sebarkan ke orang lain,” imbuhnya.

Itu sebabnya Noni menekankan tentang pentingnya tiap individu memiliki kemampuan untuk memahami dan menggunakan sumber informasi yang didapat dari perangkat digital.

Selanjutnya M. Rofiuddin anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah menyampaikan tantangan literasi sekarang adalah mengubah budaya lisan menjadi budaya baca agar bisa berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Tak berhenti di situ, pemanfaatan teknologi dengan bijak dapat melahirkan karya-karya menarik.

Yang jelas, pastikan ketika kamu menerima informasi jangan mudah percaya dulu ya alias kamu kudu skeptis, selalu cek fakta, perhatikan jejak rekam pembuat dan penyebar informasi tersebut. Dan yang perlu dicatat, Bawaslu menyediakan pusat informasi digital, jika ada pelanggaran, Bawaslu akan segera menangani. (IB01/E01)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024