BerandaHits
Rabu, 20 Sep 2022 20:08

Snack Bar Penuh Gizi untuk Tekan Angka Stunting

Snack bar anti-stunting ciptaan mahasiswa UGM. (Dok UGM via Okezone)

Pada 2021 silam, angka stunting di Indonesia menyentuh 24,4 persen. Angka ini masih tinggi menurut WHO. Untuk itu, sekelompok mahasiswa UGM berinovasi dengan menciptakan jajanan enak dan sehat dengan bahan utama kacang berkecambah yang mereka namai Sprouted Snack Bar (SSB).

Inibaru.id – Meski angka prevalensi stunting di Indonesia telah turun, bukan berarti kita boleh berleha-leha. Pasalnya, kasus stunting di Indonesia masih tinggi.

Disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6 Jakarta Pusat, (11/05/2022) lalu, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen.

Angka ini didapat berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan. Adapun pada 2018 berada pada 30,8 persen. Padahal, angka yang ditoleransi WHO di bawah 20 persen.

Prihatin akan tingginya kasus stunting di Indonesia, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membuat makanan tambahan dari bahan baku lokal untuk mencegah terjadinya stunting.

Sebagai informasi, selama ini Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit oleh pemerintah untuk menangani kejadian stunting menggunakan fortifikasi untuk menambah zat gizi. Masalahnya, bahan baku tersebut harus didatangkan dari luar negeri sehingga menimbulkan persoalan biaya.

Karena itu, mahasiswa UGM membuat inovasi PMT dengan harga terjangkau dan bahan yang mudah ditemukan, berupa Sprouted Snack Bar (SSB). Jangan salah, makanan tambahan ini dapat memenuhi 3 zat gizi utama untuk mencegah stunting, yaitu protein, zat besi, dan seng (zinc).

Bahan Utama

Kecambah kedelai menjadi salah satu bahan utama SSB. (Arafuru)

Bahan utama SSB ini yaitu kacang merah berkecambah, beras merah berkecambah, kacang kedelai berkecambah, dan pisang.

"Alasan dipilihnya produk snack bar karena camilan ini disukai anak-anak dan memiliki masa simpan yang cukup lama," kata mahasiswa Fakultas Biologi Adiva Aphrodita.

Adiva nggak sendiri. Mahasiswa angkatan 2020 ini mengembangkan produk bersama empat mahasiswa UGM lainnya, yaitu Matilda Jesseline Gabriela Giovanni (Fakultas Biologi 2020), A Najib Dhiaurahman (Fakultas Biologi 2020), Felisitas Mellania Ajeng Anggraeni (FK-KMK 2019), dan Nur Afni Oktri Fiana (FTP 2019). Mereka berada di bawah bimbingan Lisna Hidayati SSi MBiotech.

Menurut Adiva, kandungan protein dan mikronutrien bijian berkecambah lebih tinggi dibanding biji utuh. Ini karena proses perendaman dan perkecambahan dapat meningkatkan nutrien yang terkandung.

Kedelai, beras merah, dan kacang merah yang berkecambah memiliki protein tinggi sementara kadar fitat menurun sehingga mampu meningkatkan kadar zat besi dan seng.

"Konsumsi pangan tinggi protein dapat meningkatkan sintesis albumin serum darah sehingga memicu pembentukan sel saat pertumbuhan dan menjaga organ hati sehat. Selain itu, zat besi membantu sintesis kolagen jaringan tulang, sementara seng membantu peningkatan panjang dan berat tulang femur," papar Adiva.

Bukan cuma membandingkan kandungan produk antara bijian berkecambah dengan biji dorman, tim ini juga telah melakukan perbandingan dua metode pengolahan, yaitu metode sangrai dan oven. Adiva dan kawan-kawan kemudian melakukan uji organoleptik produk pada anak SD, uji nutrition facts, dan uji in vivo.

"Inovasi SSB ini mampu menjadi alternatif jajanan bergizi untuk anak sekolah. Dengan adanya produk ini, diharapkan ada peningkatan kualitas makanan untuk anak-anak sehingga dapat menekan angka stunting di Indonesia," ungkap Adiva.

Semoga inovasi ini bisa segera dikembangkan sehingga angka stunting cepat turun ya, Millens? (Siti Zumrokhatun)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Mahasiswa UGM Ciptakan Snack Bar Anti Stunting.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: