Inibaru.id - Sudah tiga tahun Irawan Wijayanto memasang gigi palsu untuk menggantikan dua gigi depannya yang tanggal karena kecelakaan sepeda motor beberapa tahun lalu. Lelaki 37 tahun ini sebetulnya nggak nyaman, tapi terpaksa melakukannya agar nggak terlihat ompong saat tertawa.
"Beda rasanya (dengan gigi asli)," terang Irawan saat dihubungi via pesan singkat, Senin (7/4/2025). "Saat menggigit makanan takut lepas. Pas bicara juga nggak nyaman."
Dengan usianya yang sudah menginjak kepala tiga, wirausahawan yang tinggal di Kabupaten Temanggung itu memang menyadari bahwa giginya nggak mungkin lagi tumbuh. Karena itulah dia memutuskan untuk memasang gigi palsu.
"Kalau nggak pakai gigi palsu, kelihatan banget ompongnya, karena yang copot dua gigi seri bagian atas. Nggak pede pas ketawa, kan?" akunya.
Menumbuhkan Kembali Gigi Permanen
Apa yang dirasakan Irawan tentu saja dialami banyak orang. Saat kecil, gigi yang tanggal, yang dikenal sebagai gigi susu, memang masih bisa tumbuh. Namun, hal ini berbeda dengan gigi permanen yang biasanya telah sepenuhnya menggantikan gigi susu saat kita remaja.
Saat gigi permanen tanggal, besar kemungkinan nggak akan ada lagi benih gigi yang tersedia untuk membuatnya tumbuh menjadi gigi baru. Inilah yang dialami Irawan saat giginya copot karena kecelakaan. Solusinya, tentu saja dengan membubuhkan gigi palsu.
Namun, belakangan ada sebuah riset yang memungkinkan gigi yang tanggal nggak harus digantikan dengan yang palsu. Kabar baik ini datang dari Pamela Yelick dan Weibo Zhang, dua ilmuan dari Tufts University School of Dental Medicine di Boston, AS.
Keduanya mengatakan, baru-baru ini mereka mengaku mampu menumbuhkan struktur mirip gigi manusia; yang meski belum betul-betul sempurna, tapi telah mendekati wujud gigi alami manusia. Dalam riset mereka, Yelick dan Zhang mengambil sel dari rahang babi.
Penemuan yang Mengesankan
Sedikit informasi, babi merupakan hewan yang selama hidupnya mampu menumbuhkan gigi berulang kali. Nah, melalui sel gigi yang belum tumbuh dalam rahang babi, kedua peneliti tersebut merekayasanya menjadi seperti gigi manusia.
"Sangat mirip (gigi)," terang Yelick Desember lalu, dikutip dari MIT Technology Review.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Stem Cell Translational Medicine ini ditanggapi ahli kedokteran gigi asal Oregon Health and Science University, Cristiane Miranda Franca, sebagai penemuan yang mengesankan.
"Gigi artifisial ini mempunyai sifat yang tak dimiliki implan (gigi) pada umumnya, yang tentu saja menjadi langkah maju bagi (perkembangan) gigi manusia; dibuat di laboratorium tapi bisa menyatu dengan gusi dan rahang," kata peneliti yang mengaku sama sekali nggak terlibat dalam riset tersebut.
Seperti kata Franca, tentu saja hasil penelitian ini menjadi babak baru yang menarik bagi dunia pergigian. Semoga saat beredar di pasaran, harganya cukup masuk akal ya! Ha-ha. (Siti Khatijah/E07)
