BerandaHits
Rabu, 28 Jul 2020 17:00

Secara Sains, Larangan Baju Hijau di Pantai Selatan Jawa Ada Benarnya, lo!

Ilustrasi: Mitos larangan memakai baju hijau di Pantai Selatan Jawa masih dipercaya masyarakat. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Kamu yang pernah ke Pantai Selatan Jawa mungkin pernah mendengar larangan memakai baju hijau di sana. Konon, siapa pun yang mengenakan baju hijau bakal hilang atau ditelan ombak. Namun, secara sains, larangan ini ada benarnya, lo.<br>

Inibaru.id – Sebagian masyarakat Jawa hidup di tengah-tengah mitos. Salah satu mitos yang cukup dikenal masyarakat, khususnya yang ada di wilayah selatan Jawa, adalah larangan mengenakan baju hijau di pantai selatan. Konsekuensinya, kamu bisa hilang atau ditelan ombak laut selatan yang ganas.

Keberadaan mitos ini nggak lepas dari kisah Nyi Roro Kidul. Kabarnya, kalau memakai baju hijau, kamu akan dianggap sebagai bagian dari Kerajaan Gaib Laut Selatan. Bahkan, ada yang menyebut orang yang memakai baju hijau akan masuk ke dimensi dunia lain dan nggak akan bisa kembali.

Perihal mitos ini, nggak ada yang tahu kebenarannya. Namun, secara sains, anjuran untuk nggak memakai baju hijau di pantai dengan ombak besar seperti pantai selatan sebetulnya memang nggak salah. Eits, tapi, sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dulu kamu perlu mengenal istilah rip current.

Mengenal Rip Current

Penjelasan RIP Current. (Kingsurf.co.uk)

Rip current juga kerap disebut arus pecah. Arus laut yang mematikan ini mudah ditemukan di lautan dengan ombak besar seperti pantai selatan Jawa.

Arus pecah terjadi akibat dua gelombang atau lebih saling bertemu dan menerjang bibir pantai. Ini membuat munculnya jalur air yang sempit, biasanya kurang dari 9 meter, yang menarik berbagai benda dari bibir pantai ke tengah laut.

Jalur air ini terlihat lebih tenang dari biasanya dan berada di tengah dua gelombang yang terlihat ganas. Masalahnya, di balik tenangnya air ini, arusnya sangat kuat dan bisa menyeret siapa saja ke tengah laut. Jika sampai hal tersebut terjadi, korban akan sulit terselamatkan.

Rip Current dan Baju Hijau

Sebaiknya memakai baju dengan warna ngejreng di Pantai. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)<br>

Lalu, apa kaitannya dengan baju hijau? Jadi, kendati air laut tampak berwarna biru, dasar laut yang berisikan pelbagai benda seperti pasir, karang, dan rumput laut, lalu terpapar sinar matahari, warna air laut pun jadi terlihat keruh, bahkan sedikit kehijauan.

Kalau kamu berenang di laut atau terjebak di rip current dan memakai baju hijau, kamu sulit terlihat dari permukaan karena tersamar oleh perairan yang juga berwarna hijau. Kalau sampai terjebak, siapa pun akan nggak sadar ada orang yang sedang kesulitan.

Nah, inilah yang membuat banyak korban hilang di laut mengenakan pakaian berwarna hijau. Ehm, mulai terlihat masuk akal, bukan?

Cara Selamat dari Rip Current

Rip current memang menakutkan, tapi bisa "ditaklukkan". (Thoughtco)

Oya, sebenarnya, ada kok cara untuk selamat dari arus kuat rip current, yakni dengan berenang ke sisi kanan atau kiri, mencari bagian ombak yang lebih ganas, tapi dengan arus tarik ke laut yang lebih kecil.

Namun, lantaran kebanyakan orang panik ketika terseret arus, dia umumnya bakal memutuskan berusaha terus langsung ke bibir pantai. Padahal, arus pecah ini terlalu kuat dan hanya akan membuat mereka kehabisan energi.

Jadi, sudah tahu kan alasan mengapa nggak boleh memakai baju hijau di laut? Sebaiknya, pakai warna yang lebih ngejreng seperti kuning, merah, atau warna apapun yang kontras dengan air laut, ya, Millens! (Rua/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: