Inibaru.id – Prediksi musim kemarau tahun ini yang disebut-sebut akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya sejauh ini meleset, Millens. Nyatanya, hujan deras masih berlangsung di berbagai tempat di Indonesia. Sejumlah bencana pun muncul akibat anomali ini, termasuk banjir lahar dingin Semeru yang merusak 4 jembatan.
Banjir ini berlangsung pada Jumat (7/7/2023) sore. Sejumlah video yang menunjukkan dahsyatnya aliran lahar dingin Semeru viral hingga diberitakan banyak media internasional. Setidaknya, empat jembatan di Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur putus akibat nggak kuat menahan aliran lahar yang luar biasa. Lima desa di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro juga terdampak.
Kok bisa banjir lahar dingin Semeru yang berlangsung kemarin bisa sedahsyat itu? Pakar Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurachman punya pendapat terkait hal ini. Menurutnya, bencana alam tersebut dipengaruhi banyaknya tumpukan material vulkanik di Gunung Semeru dan hujan yang terjadi di wilayah tersebut.
Hal lain yang bikin banjir lahar dingin Semeru bisa begitu dahsyat adalah karakteristik dan volume sungai yang dilewati lahar dingin. Selain itu, ada satu hal lain, yaitu material vulkanik Semeru cenderung lebih berat jika dibandingkan dengan yang dikeluarkan gunung-gunung lainnya.
“Dulu pas Semeru meletus, saya pernah menyampaikan bahwa Semeru dan Bromo itu punya karakteristik abu vulkanik yang berbeda dari gunung lainnya, lebih berat,” ungkap Mirzam sebagaimana dilansir dari Detik, Sabtu (8/7).
Sebelumnya, hujan nggak turun di Indonesia selama berminggu-minggu. Jika di gunung lain kondisi ini membuat abu vulkanik bisa ditiup angin, hal ini nggak terjadi di Semeru. Beratnya abu vulkanik dari gunung tersebut membuatnya nggak bisa ditiup angin sehingga terus menumpuk di puncak gunung. Volumenya pun jadi sangat besar di puncak.
“Abu vulkanik Semeru itu berat jadi nggak bisa ditiup angin, diletusin juga nggak bisa nyebar. Akibatnya saat keluar dari gunung jadi terus menumpuk. Begitu ada hujan di puncak, langsung menyebabkan banjir lahar,” lanjutnya.
Nah, karena hujan terus berlangsung di kawasan Semeru dan sekitarnya dengan deras sejak Kamis (6/7), air pun membuat tumpukan material vulkanik yang sangat banyak mengalir ke bawah gunung mengikuti aliran sungai. Dampaknya, banjir lahar dingin pun berlangsung dengan sangat dahsyat.
Tingginya intensitas aliran ditambah dengan besarnya volume lahar dingin pada akhirnya nggak mampu lagi ditahan sejumlah jembatan yang dilalui banjir tersebut.
Jika nanti intensitas hujan kembali menurun atau bahkan musim kemarau mencapai puncaknya, bisa jadi material vulkanik akan kembali menumpuk lagi di kawasan hulu. Begitu musim hujan kembali datang, dikhawatirkan bisa menyebabkan banjir lahar dingin yang nggak kalah dahsyat sebagaimana yang terjadi kemarin.
Semoga saja ada solusi terbaik agar bencana yang sangat berbahaya dan merugikan ini nggak lagi terulang ya, Millens? (Arie Widodo/E05)