Inibaru.id – Keamanan data di Indonesia memang masih menjadi permasalahan pelik. Sudah berulang kasus pembobolan data terjadi lantaran tingkat keamanan yang bisa dibilang lemah. Teranyar, data 34 juta pemegang paspor Indonesia juga berhasil dibobol.
Atas kasus ini, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dinilai lalai. Hal ini terjadi lantaran mereka nggak mengikuti standar sistem manajemen keamanan informasi yang baik. Peretas yang membobol data paspor ini adalah Bjorka.
Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengungkapkan data yang bocor merupakan informasi yang hanya dimiliki Ditjen Imigrasi, seperti nomor paspor dan Nomor Induk Keimigrasian atau NIKIM. Kata dia, NIKIM merupakan identitas digital yang bakal dipakai untuk pengamanan paspor elektronik.
"NIKIM ini kemungkinan seperti chip yang terkandung pada KTP-el," ujar, Jumat (7/7).
Sebagai informasi, data pada NIKIM hanya dapat dibaca oleh pembaca khusus atau NIKIM reader. Alfons juga menyebut fungsi chip itu untuk mengidentifikasi paspor palsu. Fitur ini menggunakan enkripsi khusus.
Kendati demikian, enkripsi NIKIM nggak dapat menolong jika terjadi kebocoran data. Jadi, data paspor yang kadung bocor tetap akan beredar di dunia maya.
"Sesuai dengan hukum kebocoran data, once it is in the internet, it's there forever. Itu yang perlu diingat," kata Alfons.
Untuk mencegah hal ini terulang, dia mendorong Ditjen Imigrasi membenahi pengelolaan data. Bukan cuma itu, investigasi pascakebocoran 34 juta paspor WNI juga perlu dilakukan. Dia menyarankan agar Ditjen Imigrasi meminta bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Sebenarnya kalau mengikuti standar pengelolaan data yang baik, seperti ISO 27001 atau ISO 27701, maka sumber kebocoran data ini bisa diidentifikasi dengan sangat mudah," ujar dia.
Sebagai instansi yang juga mengelola data wisatawan mancanegara, perbaikan pengelolaan data ini nggak bisa ditawar Ditjen Imigrasi. Tentunya nggak ada yang pengin nama baik Indonesia tercoreng gara-gara data wisman kebobolan.
"Karena data pribadi negara lain yang dilindungi dengan baik di negaranya tahu-tahu bocor di Indonesia. Akan bikin malu negara kita dan wisatawan akan sangat merasa terganggu," ujar dia.
Memang sudah saatnya ya seluruh instansi di negara ini serius dalam mengamankan data masyarakat. Gimana menurutmu, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)
Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul 34 Juta Data Paspor Bocor, Imigrasi Dinilai Tak Ikuti Standar Pengelolaan Data.