BerandaHits
Sabtu, 31 Jul 2020 15:00

Sama-Sama Memandikan Calon Mempelai, Apa Perbedaan Tradisi Siraman Jawa dengan Sunda?

Ilustrasi: Siraman menjadi salah satu prosesi dalam pernikahan Jawa dan Sunda. Apa perbedaannya? (Pinterest)

Siraman, prosesi yang dilakukan menjelang pernikahan biasanya dilakukan ala adat Jawa dan Sunda. Namun tahukah kamu perbedaan antara keduanya?

Inibaru.id – Bukti kekayaan budaya di Indonesia adalah adanya rangkaian prosesi menjelang pernikahan. Salah satunya adalah siraman (Jawa: siram) yang berarti mandi. Prosesi siraman dilakukan dengan memandikan calon pengantin, dengan tujuan agar kembali suci.

Namun, prosesi siraman nggak hanya dilakukan di Jawa, lo. Masyarakat Sunda juga melakukan siraman sebagai salah satu prosesi menuju pernikahan. Lalu apa perbedaan prosesi siraman Jawa dan Sunda?

Siraman Jawa

Ilustrasi: Prosesi siraman adat Jawa. (Thepotomoto Photography)

Upacara siraman berlaku untuk calom pengantin perempuan dan laki-laki yang digelar di rumah masing-masing. Berbagai perlengkapan siraman di antaranya adalah air dari tujuh sumber dengan taburan bunga setaman. Kemudian, dua kelapa yang masih bersabut diikat dan dimasukkan ke dalam wadah air tersebut.

Calon pengantin yang sudah mengenakan buasana siraman lengkap kemudian dijemput oleh orang tua menuju tempat siraman. Di belakangnya, diikuti oleh pengiring yang membawakan baki berisi kain bermotif gompol dan nagasari, handuk, serta pendupan.

Siraman diawali dengan doa sesuai kepercayaan keluarga. Calon pengantin kemudian melakukan sungkem kepada kedua orang tua sekaligus meminta izin untuk menikah dengan orang yang telah dipilihnya.

Ilustrasi: Sungkeman menjelang siraman. (Pinterest)

Selanjutnya, calon pengantin akan disiram dengan air yang telah disiapkan. Yang bertugas menyiram pun harus berjumlah ganjil, terdiri atas ibu, bapak, dan orang-orang yang dituakan dan diakhiri dengan juru rias.

Setelah bersih, air tersebut juga digunakan untuk berkumur, membersihkan wajah, telinga, leher, tangan, dan kaki, sebanyak tiga kali. Kemudian, calon pengantin akan digendong oleh sang bapak menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi ngerik oleh juru rias.

Akhir dari prosesi ini adalah juru rias yang memecah kendi dan disaksikan oleh keluarga calon pengantin.

Siraman Sunda

Ilustrasi: Prosesi siraman. (Thebridedept)

Tahap pertama dari siraman adat Sunda adalah ngengcangkeun aisan. Di tahap ini, ibu dari calon pengantin akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani sang ayah dengan membawa lilin. Ini bermakna, mereka akan segera mengakhiri tanggung jawab, digantikan calon suami.

Selanjutnya, calon pengantin akan dipangku kedua orang tua dalam prosesi dipangkon. Kemudian, calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tua, yang disebut dengan ngaras.

Orang tua pengantin kemudian akan menyemprotkan minyak wangi ke tubuh calon pengantin. Maknanya, agar selalu mengharumkan nama keluarga.

Ilustrasi: Dipangkon dalam siraman adat Sunda. (Bella Futriani)

Sebelum tiba pada prosesi siraman, calon pengantin harus melewati tujuh lembar kain yang bermakna permohonan untuk selalu sabar, sehat, bertakwa, tabah, beriman dan istiqomah. Kemudian, pengantin akan disiram dengan air yang ditaburi bunga setaman sebagai prosesi puncak siraman.

Nah, itulah perbedaan tahapan pada prosesi siraman adat Jawa dan Sunda. Makna yang tersimpan dalam setiap tahapnya semestinya mengilhami kehidupan setelah menikah ya, Millens! (Wed/IB27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024