Inibaru.id - Populasi penduduk di Jepang dikabarkan semakin menurun dalam 10 tahun berturut-turut. Bahkan Negeri Sakura yang terkenal dengan kemajuan teknologi ini disebut telah mengalami krisis populasi yang serius.
Menurut data PBB, jumlah penduduk Jepang pada tahun 2020 mencapai sekitar 126,5 juta orang, yang menunjukkan penurunan sekitar 0,3% dari tahun sebelumnya.
Tingkat kelahiran di Jepang sangat rendah, dengan angka kelahiran hanya sekitar 1,36 anak per perempuan pada tahun 2020. Di sisi lain, tingkat kematian di Jepang relatif tinggi, terutama karena populasi Jepang yang semakin menua.
Sebenarnya, nggak cuma Jepang yang sedang mengalami masalah kependudukan ini. Ada negara seperi Suriah, Ukraina, Tiongkok, dan lainnya yang jumlah penduduknya semakin lama semakin berkurang.
Tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian yang tinggi dapat menyebabkan jumlah populasi menurun. Di sisi lain, migrasi besar-besaran keluar dari wilayah dapat mempercepat penurunan populasi.
Lalu, kenapa krisis populasi ini bisa terjadi ya? Penurunan jumlah populasi dapat terjadi karena beberapa faktor seperti tingkat kelahiran yang rendah, tingkat kematian yang tinggi, dan migrasi yang besar keluar dari wilayah tersebut.
Khusus untuk krisis populasi di Jepang, angka kelahiran yang rendah menjadi faktor utama penyebabnya. Untuk mengatasi itu, pemerintah Jepang telah melakukan beberapa langkah.
Beberapa upaya tersebut adalah meningkatkan angka kelahiran melalui program dukungan keluarga, meningkatkan partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja, dan mendorong imigrasi terkontrol ke negara tersebut. Sayangnya, upaya-upaya ini belum sepenuhnya berhasil mengatasi krisis populasi yang sedang dihadapi oleh Jepang, Millens.
Dampak Krisis Populasi
Jika negara yang sedang menghadapi krisis populasi nggak berhasil menangani masalah itu, ada rentetan dampak buruk yang akan terjadi. Beberapa kemungkinan yang berhubungan dengan kehidupan bernegara itu adalah sebagai berikut.
1. Penurunan Ekonomi
Jika jumlah penduduk terus menurun, hal ini dapat memperburuk masalah deflasi dan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa. Ini dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tingkat pengangguran.
2. Masalah Kesejahteraan Sosial
Penuaan penduduk dapat memperburuk masalah kesejahteraan sosial, seperti pensiun, kesehatan dan perawatan jangka panjang, serta keamanan sosial. Jika nggak ada cukup tenaga kerja untuk merawat populasi yang semakin tua, maka masalah kesejahteraan sosial dapat semakin buruk.
Baca Juga:
Lima Ide Ngabuburit Anti-mainstream3. Kekurangan Tenaga Kerja
Dengan populasi yang semakin menurun, kekurangan tenaga kerja dapat semakin terasa di berbagai sektor ekonomi. Hal ini dapat memperburuk masalah kekurangan tenaga kerja. Ini sudah dapat terlihat di Jepang. terutama di sektor manufaktur dan perawatan kesehatan.
4. Penurunan Daya Saing
Jika Jepang dan negara lain yang miliki permasalahan yang sama nggak dapat menarik cukup banyak tenaga kerja atau menemukan cara untuk meningkatkan produktivitas, maka mereka dapat kehilangan daya saing dalam perekonomian global.
Yap, sepertinya Pemerintah Jepang dan lainnya harus bekerja lebih keras lagi untuk merayu warganya agar bersedia melahirkan generasi penerus bangsa, ya. (Siti Khatijah/E03)