BerandaHits
Senin, 23 Nov 2025 19:00

Rencana Permen Anti-bullying, Saatnya Guru dan Orangtua Terlibat Lebih Dalam Melindungi Anak

Pemerintah berencana melibatkan guru dan orangtua untuk menyusun Permen anti-bullying. (via Star Radio)

Rencana penyusunan Permen anti-bullying memasuki babak baru. DPR dan Kemendikdasmen sepakat melibatkan guru BK, psikolog, hingga orangtua untuk menciptakan regulasi yang lebih humanis dan komprehensif demi mewujudkan sekolah yang benar-benar aman bagi anak

Inibaru.id - Upaya pencegahan bullying di sekolah kembali memasuki fase penting. Kali ini, bukan hanya pemerintah yang bergerak, tetapi juga para guru Bimbingan Konseling (BK), psikolog, hingga orangtua yang akan diajak duduk bersama untuk merumuskan aturan baru yang lebih manusiawi dan partisipatif.

Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, menegaskan bahwa penyusunan Permendikdasmen anti-bullying harus benar-benar komprehensif, bukan sekadar menambal kebijakan yang sudah ada, melainkan menggali akar masalah secara lebih mendalam.

Gaya baru dalam merumuskan kebijakan ini terasa berbeda. Hetifah menyebut Indonesia sudah “darurat kekerasan”. Banyaknya kasus bullying yang melibatkan anak, baik sebagai korban maupun pelaku jadi alarm keras bahwa sekolah bukan lagi tempat yang selalu aman.

“Supaya kita benar-benar tahu akar masalahnya di mana,” ujarnya.

Pendekatan yang hanya berfokus pada siswa sudah nggak cukup. Lingkungan, orangtua, bahkan kondisi rumah anak ikut membentuk perilaku mereka di sekolah. Pelaku kekerasan sering kali merupakan korban di tempat lain.

Guru BK diharapkan mampu bergerak lebih dulu sebelum masalah terjadi. (Glints)

Dari sinilah konsep sekolah aman dan nyaman kembali digaungkan. Bukan hanya berbicara soal kurikulum atau aturan tertulis, tetapi juga detail kecil seperti tata letak toilet, pencahayaan, hingga ruang-ruang yang rawan terjadi perundungan. Infrastruktur ternyata berkontribusi besar terhadap rasa aman. Ketika sebuah sudut sekolah saja nggak ramah, bagaimana mungkin anak berani bersuara?

Guru BK pun menjadi sorotan. Profesi yang mestinya berada di garis terdepan dalam membaca perubahan perilaku siswa ini, menurut Hetifah, kerap terjebak pada pola kerja reaktif: baru bergerak ketika masalah terjadi. Padahal, tantangannya kini jauh lebih kompleks. Anak perlu dikenali lebih dalam, bukan hanya dilihat dari prestasi atau perilaku saat di sekolah.

“Sekarang enggak bisa cuek lagi,” tegasnya.

Guru dan orangtua harus lebih peka, lebih peduli, dan lebih siap mendampingi anak menghadapi tekanan sosial yang makin besar.

Sementara itu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti memastikan pemerintah tengah menyelesaikan regulasi baru sebagai revisi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang PPKSP. Regulasi itu diharapkan membawa napas baru yang lebih humanis, lebih melibatkan banyak pihak, dan lebih sensitif terhadap dinamika psikologis anak.

Jika sebelumnya aturan lebih menekankan penanganan, kini pemerintah mencoba memperkuat pencegahan. Pendekatan partisipatif ini membuka ruang bagi guru, orangtua, hingga masyarakat sekitar sekolah untuk menjadi bagian dari solusi. Karena, seperti yang sering diingatkan para pemerhati pendidikan, bullying adalah masalah ekosistem, bukan masalah satu-dua anak.

Gerakan ini bisa jadi momentum penting. Jika semua pihak benar-benar dilibatkan, sekolah bukan lagi tempat yang menakutkan, melainkan ruang aman di mana setiap anak bisa tumbuh tanpa rasa takut. Semoga regulasi baru ini bukan sekadar aturan, tetapi pintu menuju budaya baru seperti budaya peduli, empati, dan saling menjaga.

Menyangkut bullying di sekolah, menurutmu apa hal pertama yang harus dibenahi, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: