BerandaHits
Rabu, 4 Feb 2025 09:08

Refleksi Hari Kanker Sedunia 2025: Dipersatukan dalam Keunikan

Ilustrasi: Peringatan Hari Kanker Sedunia diselenggarakan tiap 4 Februari. (Pixabay/Henry Romero)

Tiap permasalahan kanker selalu unik, maka kita harus bersatu untuk menghadapinya. Kira-kira, begitulah refleksi dari Hari Kanker Sedunia tahun ini.

Inibaru.id - Lebih dari dua dekade masyarakat global memperingati Hari Kanker Sedunia. Tiap 4 Februari, publik kembali diingatkan untuk meningkatkan kepedulian mereka terhadap salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia ini.

Hari Kanker Sedunia diselenggarakan kali pertama pada 4 Februari 2000 dalam acara World Summit Against Cancer di Paris. Pada pertemuan tersebut, para pemimpin negara dan organisasi kanker seluruh dunia berupaya menumbuhkan kesadaran global terhadap penyakit itu.

Mereka kemudian menandatangani Piagam Paris yang memuat 10 poin komitmen global untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker melalui penelitian, pencegahan, dan pengobatan kanker.

Tahun ini, Hari Kanker Sedunia mengusung tema "United by Unique" atau "Dipersatukan oleh Keunikan". Tema ini menyoroti fakta bahwa setiap orang memiliki kisah, kebutuhan, perspektif, dan situasi yang unik yang perlu dipertimbangkan ketika membentuk sistem perawatan dan kesehatan.

Dukungan Kolektif untuk Penderita

Kasih sayang serta dukungan emosional dan psikologis akan sangat berarti bagi para pasien kanker dan keluarga mereka. (Pixabay/Marijana)

Tagline "United by Unique" juga menekankan perlunya kasih sayang, dukungan emosional dan psikologis kepada pasien kanker dan keluarga mereka. Setali tiga uang, komunitas dan para penyintas bersatu untuk bersama-sama mengambil tindakan melawan kanker.

Dikutip dari World Cancer Day, tema ini mengajak masyarakat bersatu menciptakan dunia yang lebih peduli dan sensitif terhadap para pengidap kanker. Bukan hanya memandang kanker sebagai penyakit, tetapi juga bagian dari perjalanan hidup yang penuh dengan harapan dan tantangan.

Kampanye ini dirancang selama tiga tahun, dimulai dari meningkatkan kesadaran hingga mengambil tindakan, dengan tujuan menciptakan narasi kolektif yang menekankan pentingnya perawatan yang penuh kasih sayang dan personal.

Setiap pengalaman dengan kanker bersifat unik, jadi kita semua harus bersatu untuk menciptakan dunia yang lebih ramah terhadap para penderita kanker, bukan semata sebagai seorang pasien, tapi juga manusia seutuhnya.

Angka Kejadian yang Meningkat

Ilustrasi: Meski sudah begitu banyak kemajuan teknologi yang dicetuskan, angka penderita kanker di dunia belum juga menurun. (Pixabay/Maleni Ferrari)

Meski telah banyak kemajuan dalam penelitian dan pengobatan kanker di dunia, penyakit ini memang belum bisa dianggap sepele, mengingat jumlah kasus kanker secara global masih terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di Indonesia, grafik angka kejadian kanker terus menanjak setiap tahunnya. Sementara, akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau masih menjadi kendala, terutama di daerah terpencil.

Tantangan lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan kanker. Banyak orang yang masih enggan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau mengabaikan gejala awal kanker, sehingga penyakit ini acap baru terdeteksi pada stadium lanjut.

Melihat tantangan tersebut, diperlukan upaya kolaboratif dari pelbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan, komunitas, dan individu, untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan pengobatan kanker.

Lebih dari itu, penting pula untuk memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka, dengan pendekatan yang penuh empati dan kepedulian. Ini sejalan dengan tema Hari Kanker Sedunia tahun ini.

Kendati tiap individu memiliki perjalanan yang berbeda dalam menghadapi kanker, kita harus bersatu untuk melawan penyakit ini. Tantangan ke depan sudah pasti jauh lebih berat, tapi pendekatan perawatan kanker yang berpusat pada manusia pasti akan membuatnya jauh lebih baik. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: