BerandaHits
Minggu, 12 Nov 2022 21:02

Pondok Pesantren di Bangsri Jepara Raih Penghargaan karena Metode Amtsilati

Pondok pesantren Darul Falah Amtsilati menerima penghargaan "Pesantren Modern Inspiratif" berkat metode Amtsilati. (Bincang Syariah)

Buat kamu yang pernah mencicipi pendidikan di pondok pesantren, menguasai ilmu nahwu shorof adalah hal yang luar biasa berat. Masalahnya, kamu harus memahami nahwu shorof untuk bisa membaca dan memaknai kitab kuning. Untuk itu, metode amtsilati bisa menjadi solusinya. Karena metode ini pula, Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati mendapat penghargaan.

Inibaru.id – Pengasuh Pesantren Darul Falah Amtsilati Bangsri, Kabupaten Jepara KH Taufiqul Hakim terkejut saat pasantren yang diasuhnya meraih penghargaan 'Pesantren Modern Inspiratif' yang diadakan oleh Islam Nusantara Center dan MPR RI di Gedung Nusantara VI Komplek DPR RI / MPR RI Jakarta, Oktober 2022 silam.

Dia lantas menceritakan sekilas pengalaman yang membuatnya nggak percaya ketika menerima penghargaan tersebut. “Rasanya masih tidak percaya. Sebab metode amtsilati yang diajarkan di Pasantren Darul Falah ini metode baru dan tidak sedikit ada yang menolaknya,” ujar Abah Yai Taufiq, panggilan akrabnya.

Ngomong-ngomong, amtsilati merupakan metode untuk membaca kitab kuning atau kitab tanpa harakat. Metode ini merupakan kebalikan dari metode qira’ati yang merupakan cara cepat membaca alquran dengan harakat. Nah, amtsilati ini digunakan untuk memperlajari nahwu dan shorof.

Rupanya, metode ini memang sangat membatu para santri untuk membaca kitab kuning dengan lebih baik. Terbukti dengan banyaknya jumlah Kitab Amtsilati yang sudah tercetak puluhan juta exemplar. Memang, ada ratusan lembaga pesantren di Indonesia yang memakai 'Metode Amtsilati' ini, Millens.

"Penghargaan ini adalah anugerah Allah SWT dan hadiah untuk para santri di mana pun berada. Syukur alhamdulillah pesantren yang didirikan tahun 2001 silam ini, data terakhir pesantren yang menggunakan metode amtsilati ada 300-an pesantren se-Indonesia, ini bukti metode amtsilati makin banyak diminati santri dan pesantren,” ungkapnya.

Tidak Mudah

Dengan metode amtsilati, santri dapat membaca kitab kuning dengan cepat. (via Zainalhafidzattaufiq)

Mengenalkan masyarakat pada hal baru, terkadang nggak mudah. Itulah hambatan yang dialami Abah Yai Taufiq. Begitu pula pada awal terciptanya metode ini. Ketika buku mengenai metode ini dibedah di Gedung Nahdatul lama di Jepara. Namun, nggak semua orang yang hadir setuju dengan metode ini. Akibatnya, masih banyak buku yang nggak terjual.

Nggak menyerah, dia lantas berhasil membangun koneksi untuk mengadakan acara serupa di Mojokerto pada 30 Juni 2002. Bertolak belakang dengan di Jepara, acara di Mojokerto ini sukses. Banyak buku yang terjual.

Berawal dari acara di Mojokerto ini, ada begitu banyak dukungan hingga ke beberapa daerah di Jawa Timur. Dukungan ini mengalir melalui forum yang digelar oleh Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Jember, hingga Pamekasan, Madura. Sampai sekarang, Amtsilati telah tersebar sampai ke luar Jawa, seperti Kalimantan, Batam, bahkan Amtsilati terkenal hingga ke luar negeri di antaranya Malaysia dan Singapura.

Wah, menarik ya? Betewe, kamu juga menerapkan metode ini untuk membaca dan memaknai kitab kuning juga nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: