BerandaHits
Jumat, 15 Jun 2023 16:07

Pertama di Indonesia, Jateng Punya Sekolah Virtual

Anak difabel dan dari kalangan kurang mampu dapat mengikuti sekolah virtual. (Antara)

Pemerintah provinsi Jawa Tengah sedang berinovasi untuk menyediakan sekolah virtual yang membidik anak-anak difabel dan kalangan kurang mampu.

Inibaru.id - Pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia. Untuk itu, pemerintah musti hadir dan memastikan hak itu bisa dinikmati. Berbagai inovasi perlu ditempuh agar nggak ada lagi halangan anak Indonesia untuk meraih pendidikan. Salah satunya tengah diupayakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang mengembangkan program sekolah virtual, Millens. Program ini untuk memfasilitasi anak difabel dan anak dari keluarga kurang mampu.

"Yang membedakan dengan sekolah reguler, waktu kegiatan belajar mengajar sekolah virtual bersifat fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi peserta didik," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah di Semarang, Kamis (15/6/2023).

Dia menjelaskan, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh melalui program sekolah virtual sudah disiapkan sejak tahun 2019. Program sekolah virtual bagi anak difabel dan anak dari keluarga miskin, menurut dia, berbeda dengan pembelajaran via daring bagi siswa sekolah reguler pada masa pandemi Covid-19.

Dalam program sekolah virtual, dia menjelaskan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bakal memberikan gawai dan kuota akses internet kepada siswa di wilayah-wilayah kecamatan yang belum punya sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan negeri.

"Program ini bisa dibilang satu-satunya di Indonesia, sekolah virtual gratis untuk siswa miskin dengan waktu pembelajaran yang fleksibel, dan konsepnya untuk mengakomodir anak-anak dari keluarga miskin maupun difabel yang tidak lolos dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) reguler," kata dia.

Program ini membidik siswa-siswa menengah pertama yang kesulitan menemukan sekolah menengah atas. (Tribun)

Dia menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahap awal membuka sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu, Kabupaten Boyolali, dan SMAN 3 Brebes tahun 2020 dengan kuota masing-masing satu rombongan belajar yang meliputi 36 siswa untuk setiap sekolah. "Bulan Mei 2023, kami sudah meluluskan (peserta) sekolah virtual angkatan pertama," katanya.

O ya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah tahun 2023 ini bakal memperluas jangkauan program sekolah virtual. Program ini bakal disosialisasikan oleh dinas pendidikan di tingkat kabupaten dan kota.

Calon peserta sekolah virtual bisa menghubungi sekolah menengah atas negeri terdekat untuk mendaftar menjadi peserta program. Jika minimum ada 30 peserta, maka kelas virtual dapat dibuka.

Tapi jangan khawatir, kalau jumlah peserta kurang dari aturan minimum, maka sekolah akan berkoordinasi dengan sekolah lain untuk memenuhi kuota minimal peserta. Asyik ya?

Uswatun menyampaikan bahwa program sekolah virtual nggak hanya memfasilitasi anak dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, tapi juga anak yang terkendala mengikuti kegiatan belajar pada jam pelajaran sekolah reguler.

"Anak-anak itu kalau pagi sampai sore umumnya mereka bekerja membantu perekonomian keluarga, maka kami buka kelas di sore dan malam hari," katanya.

Untuk anak-anak difabel dengan kemampuan mobilitas terbatas yang 70 persen kegiatan belajarnya harus dilakukan via daring, bisa mengikuti pembelajaran pada sore dan malam hari. Mereka juga bakal mendapat gawai dan bantuan kuota internet saban bulan.

Dana untuk pemberian bantuan kuota akses internet bulanan bagi peserta program sekolah virtual, diambil dari dana zakat yang dikelola oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

"Para peserta sekolah virtual yang sudah menyelesaikan pendidikan mendapat ijazah SMA negeri sesuai dengan afiliasi kelas mereka," kata Uswatun.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, penyelenggaraan sekolah virtual ini ditujukan untuk membantu lulusan sekolah menengah pertama yang kesusahan melanjutkan pendidikan.

"Konsepnya agar anak dapat kesempatan belajar, bahkan ada yang boro (pekerja di luar kota), tapi mereka tetap ingin sekolah, sehingga kita bikin kelas virtual. Agar aksesibilitasnya lebih nyaman, kita dampingi dan bantu," katanya.

Nah, jika pelaksanaan program sekolah virtual tingkat sekolah menengah atas hasilnya bagus, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk memperluas kembali jangkauan sekolah virtual.

Wah, terobosan ini keren juga ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul Jawa Tengah Kembangkan Program Sekolah Virtual.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT