BerandaHits
Sabtu, 17 Nov 2023 15:38

Perjalanan Panjang Ratu Kalinyamat Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

Para pemateri yang mengulpas sejarah Ratu Kalinyamat di Kampung Tobat Santrendelik. (Santrendelik)

Di balik ditetapkannya Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan pada 10 November 2023 lalu, ada proses dan pencarian bukti sejarah yang cukup panjang.

Inibaru.id - Menjelang malam, hujan sempat membasahi sebagian wilayah Kota Semarang termasuk daerah Gunungpati dan sekitarnya. Terlanjur setengah jalan, saya menerabas hawa dingin untuk menyambangi pengajian rutin Kampung Tobat Santrendelik yang digelar saban Kamis petang.

Terlebih tema yang disajikan pada Kamis (16/11/2023) mengulas sejarah Ratu Kalinyamat. Ya, perempuan bernama asli Retna Kencana itu baru saja ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo, pada hari Jumat (10/11/2023).

Sebelumnya, saya minim literasi terkait kiprah Ratu Kalinyamat menjadi penguasa Jepara. Tapi hal itu justru memicu rasa penasaran, ternyata perempuan di Jepara tak hanya R.A Kartini saja yang visioner serta berani melawan segala penindasan.

Setibanya di "pesantren kontemporer" yang terletak di Jalan Kalialang Lama IX nomor 44 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, sekitar pukul 20.00 WIB para peserta belum banyak yang datang. Barulah selepas hujan reda, satu persatu peserta bermunculan memenuhi tempat duduk yang telah disediakan.

Oya, sedikit informasi, pengajian rutin di Kampung Tobat Santrendelik merupakan tempat kajian bernapaskan Islam dengan mengangkat tema-tema kekinian. Para pesertanya didominasi kawula muda yang sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi.

Sejarah Panjang Ratu Kalinyamat

Beberapa peserta yang hadir nampak antuasias membaca buku sejarah Ratu Kalinyamat. (Santrendelik)

Sekitar pukul 21.40 WIB, para pemateri yang akan mengulik kiprah Ratu Kalinyamat menaiki panggung. Lestari Moerdjiat tampil sebagai pemateri pertama. Wakil Ketua MPR RI ini menceritakan ihwal ketertarikannya pada Ratu Kalinyamat setelah dicurhati almarhum Wakil Bupati Jepara, Subroto.

Rerie, begitu sapaan akrabnya, menuturkan sebetulnya Pemerintah Daerah (Pemda) Jepara sudah mengajukkan nama Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan bangsa. Namun ditolak oleh pemerintah Indonesia dengan beberapa alasan.

"Tidak ada bukti kuat bahwa Ratu Kalinyamat bukan cerita mitos. Folklor yang berkembang di masyarakat Ratu Kalinyamat bukan seseorang yang memiliki keteladanan, dan sifat dendamnya yang mengakibatkan Arya Penangsang terbunuh," ucap Rerie.

Selaku orang yang tertarik dengan sejarah Nusantara, Rerie memutuskan untuk menggali dan mencari tahu kebenaran Ratu Kalinyamat pada tokoh masyarakat setempat. Dia mengaku prihatin setelah banyak mendengar hal-hal negatif dari masyarakat luar Jepara tentang Ratu Kalinyamat.

"Yang ingin saya sampaikan ke anak muda di sini, yang dipahami masyarakat di luar Jepara itu sebuah fitnah. Di sebuah jurnal ilmiah menyebut secara spesifik pelacur keraton. Nggak hanya satu, ada beberapa jurnal yang bikin saya sebagai perempuan tidak terima," ucapnya.

Pada tahun 2018, Rerie membentuk tim untuk melakukan penelitian soal Ratu Kalinyamat. Di tengah perjalanan, mereka hampir menyerah lantaran kesulitan mencari bukti sumber primer. Beruntung, tim Rerie berhasil menemukan dokumen-dokumen penting setelah diajak seorang mahasiswa S3 ke salah satu Universitas Katolik di Portugal.

"Tentara-tentara Portugis saat melihat kapal-kapal Ratu Kalinyamat itu seperti melihat kapal induk Amerika. Jadi zaman dulu Jepara sudah bisa bikin pangkalan besar," ungkap Rerie.

"Kita dibuat terkagum-kagum dan setelah serangkaian proses pemeriksaan dokumen, Ratu Kalinyamat ditetapkan sebagai pahlawan pada tanggal 10 November kemarin".

Menggerakan 15 Ribu Pasukan

Penyanyi religi Elis Solihah turut menghibur para penonton yang hadir di acara diskusi sejarah Ratu Kalinyamat. (Santrendelik)

Seorang Akademisi dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Alamsyah mengungkapkan ditemukannya sumber primer bahwa Ratu Kalinyamat bukan sebuah mitos belaka melegakannya. Sebagai lelaki yang lahir di Jepara, dia tak sungkan mengucapkan terima kasih atas dedikasi Lestari Moerdjiat dalam memperjuangkan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan.

Diakuinya, dalam merekontruksi sejarah sumber primer itu yang utama. Alamsyah menjelaskan sumber primer itu adalah data yang diperoleh dari orang yang melihat langsung, orang yang mendengar langsung dan terlibat langsung sebagai aktor.

"Tahun 2007-2008 kami sebenarnya sudah mengajukkan. Tapi Ratu Kalinyamat masih dianggap mitos karena pada saat itu belum menggunakan sumber primer," imbuhnya.

Menurut Alamsyah, Ratu Kalinyamat memang layak dilabeli pahlawan karena berusaha mempertahankan wilayah Nusantara dari upaya kolonialisme Portugis yang sudah menguasi Malaka. Walau pun gagal, setidaknya Ratu Kalinyamat pernah menggerakkan 15 ribu orang untuk melakukan penyerangan terhadap Portugis.

"Dia (Ratu Kalinyamat) melakukan perlawanan, kalau Kartini itu pemikiran. Tapi dia menginisiasi sekaligus aktor intelektual yang mengirim 15 ribu pasukan dengan jumlah kapal sebanyak 300," jelasnya.

Karena semakin menarik, diskusi itu tak terasa sampai larut malam. Banyak anak-anak muda yang melontarkan pertanyaan kritis dan langsung dijawab pula dengan jawaban-jawaban berkelas oleh para pemateri.

Gimana Millens, jadi tahu kan kalau Ratu Kalinyamat punya peranan besar dalam mempertahankan wilayah Nusantara? Jadi pantas saja perempuan yang menyandang sebagai Ratu Jepara itu mendapat gelar pahlawan nasional. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024