BerandaHits
Kamis, 18 Agu 2021 13:14

Penjual Bendera dari Sunda yang 'Meriahkan' Agustusan di Kota Lunpia

Deden, lelaki asli Tasikmalaya yang sejak 2008 menjual bendera setiap mendekati 17 Agustus. (Inibaru.id/ Bayu N)

HUT ke-76 Indonesia baru saja berlalu. Para penjual bendera musiman juga sudah mulai sepi di sejumlah titik di Kota Semarang. Gimana peruntungan mereka selama Agustusan tahun ini?

Inibaru.id - Perayaan kemerdekaan di Indonesia yang biasa dikenal sebagai "Agustusan" tak lengkap rasanya tanpa ritual pengibaran bendera. Sejak awal Agustus, Merah-Putih biasanya telah berkibar di mana-mana. Hal tersebut tentu menjadi berkah bagi para penjual bendera.

Di Kota Semarang, nggak sulit menemukan para pelapak bendera ini. Beberapa di antaranya berjualan sepanjang tahun, tapi ada juga pedagang musiman yang hanya berjualan menjelang perayaan ulang tahun Indonesia yang tahun ini menginjak usia ke-76.

Willy adalah salah seorang pedagang dadakan yang selama tiga tahun terakhir mengadu nasib dengan berjualan bendera menjelang Agustusan di sekitar Jalan Setiabudi, Kota Semarang. Sebagai perantau dari Tasikmalaya, usaha musiman ini dilakoninya demi menopang biaya hidup di Kota Lunpia.

“Dari dulu mangkal di sini. Nggak mau pindah, takut langganan pada nyariin,” ungkap lelaki yang sudah membuka lapaknya sejak awal Agustus ini.

Terdapat berbagai jenis bendera yang dijual Willy, dari yang pendek hingga yang panjang; murah hingga yang mahal. (Inibaru.id/ Bayu N)

Seperti penjual bendera lainnya, terdapat berbagai macam bendera yang dia jual. Harganya pun beragam, dari yang puluhan hingga ratusan ribu. Namun, di antara para penjual di pinggir jalan itu, bentuk, jenis, bahan, dan harga dagangan mereka biasanya nggak jauh berbeda.

Usut punya usut, sebagian orang-orang ini rupanya mengambil barang dari tempat yang sama, yang kerap disebut sebagai "bos". Nah, Willy yang sebetulnya tinggal di Bandung memilih mengambil stok dari bos yang dia kenal di Cimahi, Jawa Barat.

“Di sini mah ngontrak. Rumah di Bandung, saya ambil barang di Cimahi," aku Willy, sesaat sebelum Hari Kemerdekaan RI. "Teman-teman yang lain juga banyak yang nyetok dari situ.”

Dia bukanlah satu-satunya perantau dari Jawa Barat yang jualan bendera di Semarang. Menurut pengakuannya, banyak orang Sunda yang mengadu nasib di ibukota Jawa Tengah ini. Mereka tersebar di berbagai lokasi, berjualan bendera menjelang Agustusan.

Penjual bendera dadakan lain yang berasal dari Tanah Sunda adalah Deden. Dibanding Willy, lelaki asal Tasikmalaya sudah berjualan jauh lebih lama di Semarang. Dia biasa mangkal di bawah jembatan tol Tembalang.

Bendera berbentuk kipas lipat. (Inibaru.id/ Bayu N)

Laiknya Willy, Deden juga mengambil barang dari Cimahi. Dulu, awal berjualan, dia menggelar lapak di Jalan Sriwijaya, Semarang Selatan. Namun, lelaki yang memulai usaha berjualan bendera sejak 2008 silam itu kemudian memilih pindah ke Tembalang.

“Pindah ke sini karena lebih adem dan dekat sama kontrakan!” seru Deden, mengisap rokok di tangannya, lalu tertawa.

Konsisten berjualan selama lebih dari 12 tahun membuat Deden memiliki cukup banyak pelanggan. Dia bahkan bekerja sama dengan warga sekitar untuk urusan penyediaan bambu-bambu penyangga bendera.

Oya, menurut pengakuan Deden, menjelang Agustusan, orang-orang dari Jabar memang banyak yang datang ke Semarang untuk berjualan bendera. Seperti dirinya, mereka juga menggelar barang dagangan tersebut di pinggir jalan.

“Kalau yang dari Garut biasanya sudah ngelapak sebulan sebelum 17 Agustus. Kalau dari Tasikmalaya atau Cianjur, biasanya seminggu atau dua minggu (menjelang Agustusan),” pungkasnya.

Wah, ternyata selain bikin warung makan burjo yang enak buat nongkrong, akang-akang Sunda rupanya banyak juga yang ke Semarang untuk "memeriahkan" kemerdekan Indonesia ya, Millens! (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: